The Assassination Games, Kapitel I : The Drawing Day

Kapitel I | The Drawing Day

Nyanyian burung canary mengalun dengan merdu.  Kubangitkan diriku dari kasur, lalu menguap sebentar. Sinar matahari pagi menyinari tubuhku, dan rasanya sangat hangat. Hari ini cerah, aku tahu itu. Setiap hari, beberapa burung canary bertengger di dahan pohon dekat jendela kamarku. Mereka bisa dibilang adalah alarm bangun tidurku, dan pasti aku akan terbangun begitu aku mendengar burung-burung itu bernyanyi.

Aku turun dari tempat tidurku, tapi tak sengaja aku menginjak selimutku sampai beberapa bagiannya sobek. “Agh. Di saat seperti ini sobek? Aku harus meminta ibu untuk menjahitkannya kembali.” Ujarku, sambil merapikan selimut sobek itu. Entah sudah berapa kali aku menyobek selimutku, tapi itu wajar karena selimutku terbuat dari kain perca.

Dengan langkah seribu aku pergi ke dapur dan bisa melihat seorang wanita sedang memasak, yang tidak lain adalah ibuku.

“Pagi, Ibu.” Sapaku menarik kursi di meja makan, lalu duduk menunggui sarapan pada pagi itu. Kebetulan aku adalah anak tunggal, sehingga aku tidak mempunyai kakak maupun adik. Aku hanya hidup sendirian dengan ibuku, sejak ayahku meninggal dalam pemburuannya.

Semangkuk havermuth dan segelas air putih tersaji di depan mataku. “Kamu bangun pagi seperti biasanya, Miyu-chan.” Kata ibuku ikut duduk untuk sarapan. Miyu-chan adalah sebutan sayang untukku dari ibu, diambil dari namaku. Oh ya. Aku belum memperkenalkan diriku ya? Namaku adalah Miyu Ichinose.

“Tentu saja. Para burung canary itu selalu ada untuk membangunkanku.”

Ibuku tertawa kecil. “Haha, burung-burung itu sudah menjadi alarm-mu setiap hari. Apakah mereka senang bertengger di sana setiap hari? Apa yang kamu lakukan sampai mereka tertarik?”

“Setiap pagi, sebelum aku berangkat berburu kuberi mereka biji bunga matahari…” ujarku sambil menyantap havermuth.

“Pantas. Kamu berbuat baik pada mereka setiap hari,” jeda Ibu. “Oh ya, kamu sudah mau berangkat? Kalau kamu masih ada waktu, tolong bawakan ini kepada Kizuna.” Aku mengangguk pelan. Kizuna adalah sahabat baikku dan kami selalu berburu bersama. Aku menyelesaikan makanku, lalu segera mandi dan berganti baju. Kupakai jaket berburuku serta membawa panah yang dibuatkan oleh ayahku, senjata langka yang berada di tempat aku tinggal.

“Oh ya, Ibu. Selimutku sobek lagi, bisakah Ibu jahitkan kembali?” pintaku sambil memakai sepatu boots.  Ibuku tersenyum. “Lagi-lagi sobek, Miyu-chan. Oke, nanti ibu jahitkan. Hati-hati, selalu berwaspada di hutan.”

“Aku tahu itu.”

Negeri yang kutinggali ini bernama Nealithia, sebuah negeri yang terdiri dari sepuluh daerah – dan daerah itu dibagi-bagi menjadi satu distrik pusat yang sering disebut Centrum dan sembilan distrik lainnya. Aku tinggal di distrik terakhir, yakni Distrik 9, distrik termiskin juga. Setiap distrik memiliki produk andalannya sendiri dan harus diserahkan kepada Centrum sebagai “pajak”. Peraturan itu ada sejak terjadinya suatu kejadian di Nealithia. Distrik 9 mengandalkan hasil hutannya sebagai penyerahan kepada Centrum, tapi kami selalu mendapat imbal balik yang kecil. Tentu saja, karena hasil hutan tidak terlalu dibutuhkan di Centrum.

Di ujung perbatasan antara Distrik 9 dan luar distrik terdapat pagar yang mengalirkan listrik, tapi hanya pada saat malam hari saja untuk mencegah binatang liar dari hutan masuk ke distrik. Namun listriknya dimatikan ketika sudah menjelang pagi hari, sementara aku dan Kizuna memanfaatkannya untuk berburu.

Banyak pemburu di Distrik 9, namun mereka selalu berburu di hutan yang memang sudah dikhususkan untuk berburu di utara distrik. Tapi tempat itu dijaga dan anak-anak sepertiku dilarang masuk sehingga kami memanfaatkan hutan di selatan ini yang agak “berbahaya”. Konon para pemburu disini hanya menggunakan tombak atau pisau, tapi untuk senjataku ini – panah, sangat langka ada. Panah ini adalah buatan ayahku dan diberikannya agar aku bisa melindungi diri sendiri. Jarang orang yang hanya bersenjata pisau atau tombak yang bisa bertahan hidup saat masuk ke dalam hutan itu.

Ayahku meninggal dalam pemburuannya, ketika ia sedang berburu di hutan selatan yang sering kutuju ini. Hari itu aku tidak ikut berburu karena aku sedang sakit, dan kudengar dia terbunuh. Rumornya ayahku terbunuh oleh orang-orang dari distrik lain yang membenci Distrik 9. Meski agak shock, aku dan ibuku berhasil mengembalikan semangat hidup kami dan terus hidup. Waktu itu aku masih berumur 9 tahun.

“Miyu!” seru seorang gadis berambut hitam yang tidak lain adalah Kizuna, sahabatku. Dia sudah menungguku di depan pagar perbatasan sambil membawa pedang pendek kepunyaannya. Sama seperti panahku, pedang pendek Kizuna ini langka ada. Walau semirip pisau, pedang pendek Kizuna jauh lebih tajam dan bahkan ada dua buah.

“Apakah aku terlambat? Oh iya, Ibu ingin aku menyerahkan bungkusan ini padamu. Kelihatannya bekal.” Aku menunjukkan sebuah bungkusan berwarna hijau muda, dari kain tipis.

Kizuna mengambilnya. “Berikan ucapan terima kasihku pada Ibumu ya.” Kami pun memulai pemburuan kami, dan masuk ke dalam hutan itu dengan meloncati pagar perbatasan. Tapi kami harus ingat bahwa listriknya akan dialirkan lagi pada siang hari, jadi kami tidak bisa berlama-lama di hutan.

Kuambil langkah pelan namun waspada di hutan. Aku menyiapkan panah andalanku, dan aku banyak mengandalkan instingku di sini. Instingku cukup tajam setelah aku mengasahnya sejak kecil.

SET! Dua ekor burung merpati terbang dan aku langsung menarik busurku dan menembakkan dua panah bergantian kepada setiap burung. Kizuna langsung melesat dan membelahnya.

“Yak, lumayan untuk setengah hari. Cukup mengenyangkan.” Kata Kizuna membersihkan bagian dalam burung itu dan mengambil dagingnya untuk dimakan. Aku juga mengambil bagianku dan kumasukkan ke tempat yang telah kusediakan untuk menyimpan makanan. Kami meneruskan pemburuan kami sampai waktu kami untuk keluar tiba.

***

“Hup!” Aku melompat dari pagar perbatasan kembali ke distrik bersama Kizuna. Cukup banyak hasil buruan kami , baik yang untuk dimakan maupun untuk dijual. Makanan seperti burung dan rusa akan kami bawa untuk dimakan, sementara bahan-bahan seperti jamur liar dan tanaman herbal, serta daging babi hutan akan kami jual ke pasar para pemburu yang bernama Venator.

Sambil berjalan aku dan Kizuna menghabiskan waktu dengan berbincang-bincang. “Ngomong-ngomong, hari ini adalah The Drawing Day ya?” tanya Kizuna mengingat kalender.

“Yap. Tahun ini memang belum diadakan ‘kan? Sudah lagi di umur kita yang saat ini, kesempatan kita terpilih jauh lebih besar.” Jawabku cukup tenang.

The Drawing Day, atau secara harfiah “Hari Pengundian”, merupakan hari dimana anak-anak berumur 12 tahun sampai 17 tahun akan dipilih sejumlah dua orang, satu perempuan dan satu laki-laki untuk dijadikan peserta dalam kompetisi tarung tahunan bernama The Assassination Games, sebuah kompetisi yang dibuat oleh Centrum 49 tahun yang lalu untuk menjadikan hukuman atas perang besar-besaran antara kesembilan distrik melawan Centrum. Kompetisi ini dijadikan bagian dalam peraturan utama negeri sehingga itu sulit untuk ditolak.

Dalam hari pengundian itu, setiap anak akan memasukkan namanya kedalam undian, dan seiring bertambahnya umur, akan bertambah slot untuk memasukkan nama anak itu. Otomatis, akan semakin bertambah pula kesempatan untuk terpilih dalam pengundian, dan biasanya hal itu ditakuti oleh para anak-anak di Distrik 9. Karena sesuai dengan namanya, The Assassination Games ini terdiri dari 18 peserta dari setiap distrik dan akan bertarung di Centrum. Dari kedelapan belas peserta itu, satu orang yang tersisa dalam kompetisi akan keluar dari juara. Dan hanya ada dua pilihan dalam pertarungan, dibunuh atau membunuh.

“Ya… Tapi aku tidak ingin terpilih dalam kompetisi itu. Aku tidak ingin keluargaku bersedih.” Ujar Kizuna agak lesu. Tentu saja, ayahnya menghilang dan lagi ibunya sakit-sakitan, tidak heran Kizuna sangat khawatir kalau dia terpilih.

Aku menepuk pundak sahabat baikku itu. “Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja.” Ujarku sambil tersenyum.

“Terima kasih, Miyu.” Kata Kizuna mengucek matanya. Sepertinya air mata keluar sedikit dari matanya. Sesampainya di Venator, aku mengunjungi tempat penjualan langganan ku, Ye Olde Shoppe.

Seorang pria yang sudah berumur, sekitar 50 tahunan keatas tengah meniup pipanya. Walau sudah tua, instingnya tajam dan tahu bahwa akulah yang membuka pintu tokonya. “Masuklah, Miyu.”

“Iya, Hidekichi-san.” Kataku menaruh beberapa kantong hasil buruanku di meja. Tidak lupa Kizuna juga menaruh hasil buruan miliknya.

“Banyak sekali hari ini, kalian sangat bersemangat ya,” jeda Hidekichi-san sambil menimbang hasil buruan kami. Dia menyerahkan tiga kantong koin kepada kami masing-masing. “Walau hari ini adalah hari yang paling menakutkan setiap tahunnya bagi para anak-anak. Hari Pengundian. Pakailah baju yang bagus dan rapih, atau kalian bisa dipermalukan oleh Kisaki Starbloom nanti.”

Aku tertawa kecil. “Hahahaha, aku tahu itu. Kisaki Starbloom memang memiliki mulut yang sedikit kurang ajar… Tapi aku tetap takut pada hari ini, gugup sekali rasanya. Sekarang umurku 16 tahun dan namaku akan dimasukkan 9 kali.”

Kizuna menunjukkan wajah yang benar-benar lesu, dan aku bisa melihat bahwa dia sedikit tertekan. Umurnya lebih muda dua tahun dariku dan namanya akan dimasukkan 5 kali. “Kizuna, tenang saja. Kemungkinanmu masih lebih rendah dariku.”

Dia tersenyum kecil, dengan rasa agak terpaksa. “Ya, aku tahu.”

“Baiklah, Hidekichi-san. Aku pamit pulang dulu, terima kasih!” ujarku keluar dari toko bersama Kizuna. Kami berjalan pulang di arah yang sama sampai ke jalan cagak, lalu kami berpisah. Dia pergi ke jalan kiri dan aku jalan yang kanan. Sesampainya di rumah aku menaruh bootsku, lalu mengetuk pintu rumah dan Ibu membuka pintunya.

“Selamat datang kembali, Miyu-chan. Wah, tiga kantong koin dan makanan! Banyak sekali?” kata Ibu sambil membantuku membawa barang makanan. Aku duduk sebentar di sofa yang sedikit usang, lalu menghembuskan nafas lega. “Jam satu nanti pengundiannya ya?” tanyaku datar.

“Ya, nanti ibu siapkan pakaian untukmu. Mau makan keju kambing?” Ibu menyiapkan snack ternyata, mungkin dia juga sedang beruntung. Dua kerat keju kambing dan tiga buah roti yang cukup hangat.

Kuambil satu roti dan setengah keju untuk kumakan. Sambil ibuku menyiapkan baju, aku mandi sebentar karena aku baru saja selesai berburu. Karena hari pengundian, aku berdandan, walau tidak terlalu pandai, sehingga butuh bantuan dari ibu.

“Rambutmu cukup panjang, Miyu-chan… Kalau begitu ibu ikat saja ya rambutnya?” ujar ibuku. Dia mengikat rambutku yang panjang ini dengan telaten, dan hasilnya adalah rambut yang terikat sedikit longgar kebawah, dengan hiasan bunga carnation.

Aku segera mengenakan gaun selutut yang disiapkan oleh ibuku. Berwarna biru muda, dengan pita di belakangnya. “Apakah aku aneh?” tanyaku setelah selesai berdandan.

“Kamu cantik, lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” Ibuku mendekatiku dan tak lupa membubuhkan bedak sedikit pada pipiku. “Jangan biarkan kulitmu kering, nanti tidak cantik… Kamu banyak berburu sih.”

Aku memanyunkan bibirku. “Memangnya kenapa…” desahku, lalu bergegas mencari rak sepatu. Ibu menyiapkan sepatu selop warna putih untukku, dan hasilnya aku memang menjadi seorang gadis sederhana namun elok – menurut ibuku.

“Oke, semuanya sempurna! Ayo, kita pergi. Kamu tidak perlu khawatir, ibu akan mendoakanmu dari tempat penunggu.” Ujar Ibu sambil menarik tanganku. Ya, hatiku cukup bergetar dan aku tidak bisa membayangkan apa jadinya nanti.

***

Sebuah tanah lapang di tengah-tengah distrik sudah dipenuhi oleh banyak anak yang sedang mengkhawatirkan takdirnya nanti pada saat pemilihan. Aku melihat Kizuna, berpakaian sackdress warna putih berpita merah, dan selop warna merah. “Miyu.”

“Kizuna, apakah kamu masih takut?”

Kizuna mengangguk pelan. Ibu sudah menungguiku di tempat penunggu, sementara aku dan Kizuna berbaris untuk melihat pengundian nanti. Aku juga takut, namun aku lebih mengkhawatirkan keadaan Kizuna. Dia sudah depresi dari tadi, padahal biasanya dia cukup ceria.

Seorang wanita berambut pirang dan mata biru keluar dari belakang panggung, dan namanya adalah Kisaki Starbloom, wakil pengundian Distrik 9 dari Centrum. Pakaiannya eksentrik, dan sangat cerewet. “Selamat siang, anak-anak Distrik 9! Hari ini adalah Hari Pengundian, ya… Hari dimana aku akan mengundi kalian lewat nama-nama yang sudah berada di tabung ini, untuk menjadi peserta The Assassination Games!”

Hatiku berdetak kencang.

Ada dua tabung yang terletak pada meja. Satu tabungnya untuk mengundi perempuan, dan satunya lagi untuk mengundi laki-laki. Diantara hamparan kertas dalam tabung itu, terdapat sembilan kertas yang berisi namaku. Oh, itu membuatku makin gemetar dan takut.

“Kali ini, aku akan mulai mengundi untuk peserta…”

Kuharap laki-laki.

“Perempuan!”

Nasib baik mulai tidak berpihak padaku. Oh sialan. Aku juga baru ingat bahwa tahun lalu yang diundi pertama adalah untuk peserta laki-laki tahun lalu. Kisaki memang pandai membuat hari gemetar.

Kisaki mendekati tabung itu, lalu memasukkan tangannya. Tangannya berputar-putar untuk mengambil undian. Hatiku berdegup kencang untuk mendengar nama yang disebut. Dengan pelan Kisaki melepas lipatan kertas nama itu.

“… Kizuna Suzumura!”

Mataku terbelalak. Kizuna?! Aku bisa membayangkan wajahnya yang sudah depresi, dan sekarang akan lebih parah lagi. Aku menoleh ke arah Kizuna. Wajahnya pasrah dan dia sudah tidak tahu harus berbuat apa.

Ibunya tidak datang menemaninya, dan bisa saja ibunya ambruk saat mendengar kabar buruk bahwa Kizuna akan terpilih dalam The Assassination Games. “Kizuna! Kizuna!”

Kizuna menoleh kepadaku, dan orang-orang kaget melihatku. Para penjaga sudah menghalangiku, tapi aku tidak mau kalah. Aku tidak ingin Kizuna maupun ibunya bersedih hati. Hanya satu yang bisa kulakukan, sebelum Kizuna benar-benar dibawa pergi ke panggung.

“Aku mengajukan diri! Biarkan aku menggantikan Kizuna!” pekikku lantang.
Semua orang terkejut mendengar pekikanku, dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

To be Continued
============================================================
O-hisashiburi desu ne, minna-san~!

Udah cukup lama aku ga post fanfic ya? Aku juga sempet kena writer block sih… (walau jangka waktunya ga terlalu panjang ) Well, buat orang yang suka baca karyaku, kali ini aku akan menutupi efek writer block itu dengan membuat fanfic ini, dan bab 1-nya kupuaskan kalian dengan lebih dari 2.000 kata! Biasanya fanfic buatanku pendek, tapi kali ini aku membuatnya lebih panjang, sekaligus memperbaiki diri dalam pembuatan fanfic.

Fanfic ini mengambil inspirasi, bahkan banyak bagiannya kuambil dan sedikit dimodifikasi dari novel Suzanne Collins yang berjudul The Hunger Games, yang mau difilmkan nanti tanggal 23 Maret 2012! Selain itu, karakter-karakternya bercampur dari OC-ku dan karakter anime. Sistem distrik juga terpengaruh dari THG, tapi juga sedikit dari 07-Ghost!

Akan kusediakan pula trivia-trivia yang memuat hal penting di fanfic tiap chapternya, dan ini dia~

Trivia for Today :
  •          Pedang pendek yang dimiliki oleh Kizuna, OC  roleplay saya terinspirasi dari pedangnya. Namun lebih mengarah kepada pedang pendek yang dimiliki oleh Kizuna Tachibana dari Kamika Akumaka saat ia menusuk dadanya dengan pedang pendek tersebut pada drama Romeo and Juliet di sekolahnya.
  •          The Assassination Games diambil dari The Hunger Games, namun dengan peraturan yang sedikit berbeda dan jalan kompetisi yang berbeda.
  •          Kisaki Starbloom merupakan OC teman saya di Miadra Chronicles.
  •          Distrik 9 memakan makanan yang merupakan hasil buruan dan tergolong sederhana, sedikit mengambil dari Distrik 12 di THG dan Distrik 7 di 07-Ghost.
  •          Centrum berasal dari kata Latin yang berarti “pusat”.
  •          Venator berasal dari kata Latin yang berarti “pemburu”.

Sekian, profil karakter akan muncul seiring perkembangan cerita.

Disclaimer :
A lot inspiration from © The Hunger Games by Suzanne Collins.

Jaa ne~

Mystic Constellation (initial concept) Chapter 1 - Part 1

Mystic Constellation
(initial concept)
Chapter 1 : The Real Fate of Me (Part 1)

***

Bumi, planet tempat tinggal manusia yang sebenarnya menyimpan banyak misteri kehidupan. Berbagai peristiwa terjadi disana, termasuk bencana besar yang hampir saja memusnahkan seluruh isi bumi. Namun, seorang Miko bersama keempat Penjaga Simbol Konstelasi, mereka berhasil mencegah terjadinya bencana tersebut. Seiring perkembangan waktu, keempat penjaga disegel oleh sang Miko untuk menjadi antisipasi apabila di masa selanjutnya, bencana itu datang kembali...

1 abad telah berlalu, dunia tidak mengalami apa-apa yang bersifat sangat berbahaya. Sihir pun dianggap telah musnah di dunia, meski sebenarnya sihir itu tetap ada. Hanya saja keberadaannya tidak bisa dirasakan oleh orang biasa. Keempat Penjaga Simbol Konstelasi disegel dalam berbagai benda, disimpan di tempat terpisah. Tetapi, akhir-akhir ini memang mulai terjadi sedikit kejanggalan, seperti angin kencang yang sempat tidak berhenti selama 2 hari. Semua menganggap hal itu biasa - padahal sebenarnya itu adalah tanda-tanda bahwa bencana itu bisa saja datang kembali.

Michiru's POV

Namaku Michiru. Michiru Katsura. Umurku 15 tahun dan sekarang aku telah duduk di bangku kelas 3 SMP. Entah kenapa akhir-akhir ini firasatku tidak enak, seperti memperingatkan aku bahwa akan ada sesuatu yang mengejutkan akan terjadi. Padahal kupikir kehidupanku ini biasa saja, karena aku memang murid SMP biasa yang tidak begitu cerdas dan tidak pula memiliki paras yang cantik.

Meski begitu aku memiliki beberapa teman, dan aku paling akrab dengan gadis bernama Misora Tamano. Dia cantik, cerdas dan memiliki tingkat observasi yang cukup tinggi. Tapi dia sangat baik, dan aku juga mempercayainya sepenuhnya. Kami saling mengenal sejak kami kelas 1 SMP, dan kami satu kelas sekarang. 

"Michi... Selamat pagi!" sapa Misora melihat aku datang menghampirinya. Ya, kami selalu pergi berangkat sekolah bersama.

"Apa aku terlambat?" tanyaku, tidak ingin membuatnya menunggu terlalu lama.

Misora menggeleng. Fuh, aku memang kadang suka telat bangun sih, makanya sejak aku berangkat bersama Misora setiap hari, aku selalu mencoba untuk bangun pagi.

"Michi?" kata Misora melihatku aneh. "Kamu khawatir bangunnya telat ya?"

Satu pisau tertancap. Tepat sekali, Misora memang observatif seperti biasanya. "Hehehehe, iya... Habis kalau kamu menunggu terlalu lama, aku jadi ga enak..."

"Tidak apa-apa~ Toh, aku juga datangnya tidak pagi-pagi banget kok." ujarnya ramah. Ah, senangnya punya sahabat sepertinya.

Sesampainya di sekolah...

Aku pun menaruh tasku di mejaku yang berada di dekat jendela, kemudian tiduran sebentar sampai akhirnya seorang laki-laki mengusiliku dengan mengambil tasku yang kujadikan bantalan tidur. "Geh... Ryosuke!"

"Tahu juga kamu, Michiru." kata Ryosuke. Ryosuke Kitamura, laki-laki yang adalah sahabat masa kecilku. Meski dia usil, sedikit-sedikit aku memang menaruh perasaan padanya karena dia selalu ada ketika aku kesulitan - misalnya kalau aku tak sengaja terpeleset. Itu semua karena kecerobohanku.

Aku naik dari bangkuku. "Jelaslah! Yang selalu mengusiliku hanya kamu tahu," Aku pun mengambil tasku kembali secara paksa darinya. "Kekanak-kanakan banget sih."

"Kamu ceroboh, sehingga aku selalu harus menolongmu. Jadi kamu yang kekanak-kanakan..." balasnya tak mau kalah.

Misora datang menghampiri kami berdua. "Kalau pacaran jangan disini dong. Ini kan kelas, tempat untuk belajar..."

"Misora-chan!" ujarku memerah. 

Ryosuke buang muka, tidak seperti biasanya. "Mana bisa pacaran sama orang kayak gini... Ga bisa diandalkan."

"Aku juga ga mau pacaran sama orang kayak kamu tahu!" seruku marah.

"Bercanda... Toh kita kan cuma sahabat masa kecil, tertipu~" Ryosuke main kabur dari kelas, artinya dia minta ditonjok nanti. Dari kecil, aku memang sudah biasa bertengkar dengannya sehingga aku menganggap hal itu biasa. Tapi Ryosuke tadi sempat membuang muka, kenapa ya...?

[bel masuk berbunyi]

Ah, bel ya? Aku pun kembali ke mejaku untuk duduk dan segera mengeluarkan alat tulisku. Kebetulan mata pelajaran pertama hari ini adalah Matematika. Aku tidak terlalu menyukai pelajaran ini dan gurunya agak galak, sehingga aku sudah harus bersiap untuk menghindari ocehannya nanti.

***

[bel istirahat kedua berbunyi]

Aku menguap sebentar, tak kusangka waktu cepat mengalir. Sudah istirahat kedua saja, dan itu sudah membuatku ngantuk. Misora datang menghampiriku, membawa makanan kesukaanku - roti melon. "Gyaaah! Roti melon! Misora-chan, kamu memang baik~"

"Dari tadi kamu ngantuk terus, aku agak khawatir sehingga kupikir ini akan membuatmu bersemangat." ujarnya dengan ramah seraya menyerahkan sebungkus roti melon yang masih enak.

Dengan cepat aku membuka bungkusnya dan langsung melahap roti pemberian Misora. "Nyem, nyem, wenak..." kataku sambil makan.

"Hahahahaha, Michi, kamu masih makan... Habiskan dulu, nanti tersedak." 

Belum 1 menit, aku keburu tersedak. "Uhuk! Uhuk, hoeeeee...." ujarku agak tersedak. Dengan cepat Misora menyerahkan minum padaku. "Fuah... Lega..."

Misora pun menasehatiku, "Sudah dibilang jangan bicara dulu, makanya jadi tersedak kan?" Lagi-lagi ini semua karena kecerobohanku. 

"Maaf, habis aku senang banget diberi roti melon. Sekarang saja aku lagi ga punya uang, Misora-chan baik deh~" ujarku memujinya.

"Iya, iya... Oh ya, Michi. Kudengar ada sebuah kuil lho, didekat sini. Mau kesana nanti? Kamu lagi ga ada klub kan hari ini?" Kuil? Kedengarannya menarik. Aku memang agak menyenangi hal-hal berbau sejarah begitu sih, jadi aku mengangguk saja.

"Oke, lagipula hari ini tidak ada klub." kataku menyetujuinya.

Misora pun tersenyum. "Jadi kita nanti pergi ya, tapi sebelumnya aku harus ke ruang guru sebentar dulu. Kamu tunggu saja di depan gerbang sekolah."

To be Continued to Chapter 1 - Part 2

=========================================================================

Yosh! O-hisashiburi desu ne~ Kira-kira tahun 2012, cerita original ini menjadi post pertama? Wuhu! Selain itu, sebenarnya blog ini akan berulang tahun 2 hari lagi - tanggal 31 Januari 2012! Tunggu kejutan menarik nanti!

Cerita ini akan dijadikan konsep awal untuk komik fantasi yang menyatukan unsur mitologi Jepang dan Empat Simbol Konstelasi (Genbu, Seiryuu, Suzaku, Byakko) serta sedikit seperti sihir (sihir kuno, sihir Jepang). Sengaja dibuat jadi 2 part karena saya capek juga buatnya (saya masih sakit!)

Planning Karakternya, udah ada untuk Michiru, Misora, sang Suzaku dan Byakko. Ryosuke dibuat dengan cara ekspres. Sifatnya... Michiru dan Misora sudah bisa ditebak. Saya bocorin aja untuk Suzaku dan Byakko.

Suzaku
Sifat :
- sebenarnya pedulian
- sedikit galak, kadang meledak-ledak
- suka menolong
- kuat dan enerjik
- sulit mengungkapkan perasaan secara lancar
- berpikir sebelum bertindak

Singkatnya. Jelmaan Suzaku adalah salah satu karakter tsundere.

Byakko
Sifat :
- cerdas
- pedulian
- penyayang yang agak berlebihan
- emosian kalau diganggu
- memiliki kegemaran pada sesuatu yang imut
- tekadnya kuat, sekali bertekad sulit dilepas

Singkatnya. Jelmaan Byakko adalah salah satu karakter yandere.

Suzaku dan Byakko akan banyak bertengkar, dimana Byakko menganggap Michiru imut (ngomong2 Byakko itu cewek, Suzaku itu cowok jelmaannya) dan Suzaku berusaha untuk melindungi Michiru. Hahahahaha, tunggu aksi mereka.

Tunggu part 2 ya~

CLAMP School Season 2 Chapter 4

Disclaimer : Kucing terbang itu ga ada, dan kalau ada pun aku ga punya. Maka dari itu aku ga punya karya-karya CLAMP yang hebat dan legendaris itu.

Chapter 4
The Reunion of CLAMP School Defenders!
>>><<< 

Sejak kejadian kemarin, semua murid diharuskan untuk siaga. Selain itu, Yuuko selaku kepala sekolah membentuk sebuah kelompok khusus yang akan ditugaskan untuk melindungi sekolah. Saking waspadanya, dia mengurangi waktu pelaksanaan kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler. Tentu saja, Nadeshiko dan anggota OSIS lainnya gembira amat sangat.

“Nadeshiko-chan, girang amat.” Komentar Suu heran.

“Tentu saja! Selama ini tugas OSIS itu selalu berat, tahu!” ujar Nadeshiko masih kegirangan.

“Hoh… Tapi kamu tetap mengerjakan tugas OSIS kan?” tanya Suu.

“Yep. Oh ya, nanti bakal ada murid pindahan, katanya Yuuko sudah memesan khusus mereka untuk membantu kita…” Nadeshiko mengambil kertas yang diberikan Yuuko. “Ada dua orang yang datang ke kelas kita.”

“Siapa, siapa?”

“Mana kutahu. Tidak diberitahukan disini.” Ucap Nadeshiko.

Syaoran dan Syaoron pun datang. “Nadeshiko, Suu!” kata Syaoron. “Pembentukan timnya sudah dibuat, nanti kamu lihat saja.”

“Oke.” Nadeshiko pun mengedipkan mata.

Bel sekolah berbunyi nyaring kemudian. Semua anak duduk ke tempatnya masing-masing, dan kemudian wali kelas 2-D masuk ke kelasnya – Subaru Sumeragi.

“Selamat pagi semuanya, kita kedatangan dua murid baru. Masuklah…”

“Salam kenal! Aku Risa Halliwell Windbloom.” Sapa Risa, murid yang pertama.

“Halo, aku Sojiro Yuzuki.” Ujar Sojiro, berdiri di sebelah Risa.
“Mereka berdua ini berasal dari dua sekolah yang berbeda. Risa berasal dari sekolah sihir Chronia Academy dari dimensi Chronia dan Sojiro dari sekolah Vocatsuba yang berada di dimensi lain juga,” Jelas Subaru membuat anak-anak tercengang. “Mereka adalah kiriman pertama dari Yuuko-san, minggu depan bakal ada empat anak yang masuk, karena beberapa murid di kelas kita keluar dari sekolah ini karena takut tidak aman.”

Ributlah kelas 2-D, tapi untunglah mereka semua bisa ditenangkan oleh Subaru. “Selanjutnya, Risa boleh duduk di sebelah Nadeshiko dan Sojiro duduk di depan Tomoyo.”

“Walah! Mirip dengan Nade-chan!” komentar Risa melihat Nadeshiko.

“Kamu kenal dengan diriku di dimensi lain?” tanya Nadeshiko.

“Iya, mirip sekali… Sifatnya juga sama persis.”

Sojiro melongo melihat Tomoyo. Sama seperti yang ia kenal, paras dan hobi yang sama. “Hoh… Anggota dari dimensi lain memang benar-benar ya…”

“Begitukah?” kata Tomoyo lembut.

“Tomoyo yang sangat mirip.”

>>><<< 

Kemudian Syaoran cs berkumpul bersama dua murid baru itu. “Jadi kalian kiriman Yuuko asli?” tanya Sakura.

“Iya, soalnya kepala sekolah di sekolahku juga namanya Yuuko Ichihara.” Ujar Sojiro menetapkan.

“Kalau Nona Amy memang kenal,” tambah Risa. “Berhubung dia sedang bersama Nona Yuuko.”

“Amy?” tanya Kana yang juga ada.

“Amy Cross Magica, kepala sekolah Chronia Academy yang sangat hebat.”

“Ngomong-ngomong kamu penyihir kan, sihir apa yang bisa kamu lakukan?” tanya Suu bergantian.

“Lihatlah…” Risa pun mempercepat waktu penuaan pohon di samping mereka. “Space-Time Magic.” Dia juga merubah tempat mereka sekilas menjadi dingin, kemudian dibalikannya lagi.

“Buset! Pohonnya langsung tua…”

“Kalau Yuzuki-san?” kata Nadeshiko menatap Sojiro.

“Aku sih bisa memanah… Tak perlu kalian ketahui lebih lanjut, pasti kalian tahu kan. Daichi belum dikirim ya…” ucap Sojiro.

“Daichi?” Aoi yang bersama Kana heran mendengar nama ‘Daichi’.

“Daichi Hanehara, sahabatku. Masih ada banyak lagi yang belum terkirim, baru aku dan Risa-san.”

“Teman se-akademiku juga belum dikirim…” tambah Risa.

“Begitu ya,” Ucap Syaoron. “Sebutkan nama teman kalian, karena aku adalah pemimpin tim penyelamat CLAMP Academy Divisi 1, Front-Range Attack.”

“Oke. Hanehara Daichi, dia itu Sword Master. Suzumura Risa, dia itu Onmyouji. Takahashi Sayaka, dia itu Sword Master. Segawa Tsukasa, dia itu Treasure Hunter. Itu yang dari Jurusan Power yang akan dikirim.”

“Jurusan power?” tanya Syaoran heran.

“Di sekolah kami ada dua jurusan, Entertainment dan Power.”

“Wow!” kata Tomoyo kaget tapi senang. “Coba aku ikut~”

“Dan kamu memang benar-benar ada di sekolah itu.”

“Kalau Risa?” kata Syaoron.

“Chihana Rosaline Waterine, sihirnya Stellar Body Magic. Gray Wanderlust, sihirnya Wind Element Magic. Catherine Lilia Athena, sihirnya Teleportation Magic.” Jelas Risa.

“Hei! Ada seseorang…” Sakura merasakan keberadaan seseorang. Portal dimensi terbuka, dan dua orang cewek yang kira-kira seumuran dengan mereka dan seekor ‘binatang’ kecil… “Siapa kalian?!”

“Hoe! Kita dituding!” kata Sasha kaget. “Jacinta! Lakukan sesuatu!”

“Sabar… Kekkai!” Keluarlah kekkai melindungi mereka bertiga. “Kalau mau serang, serang saja!”
“Kelihatannya mereka orang baik…” komentar Tomoyo memakai kemampuan observasinya.

“Tenang saja! Kami tidak jahat.” Ujar Kana.

“Oke… Matikan kembali kekkainya, Jacinta.” Pochi pun duduk di atas kepala Jacinta, dan Jacinta mematikan kekkainya.

“Jangan duduk di kepalaku.”

“Biarin.”

“Siapa kalian?” tanya Kobato heran.

“Aku Sasha Monou! Dia Jacinta Sumeragi, dan ini Pochi!”

“Hoe… Nama yang mirip dengan Fuuma-sensei dan Sumeragi-sensei!” ucap Sakura kagum.

“Mana Ayahku?!” Sasha pun berlari dan melihat Fuuma tengah berjalan sendirian. “AYAH!”

“Hah? Aku belum punya anak…”

“Masa’?”

“Iya… Tunggu. Mungkin kamu anakku di masa depan! Ternyata kamu imut juga…”

Pundunglah Sasha. “Kukira ini Ayah beneran…” kata Sasha shock.

“Sudah kubilang jangan melesat, Sasha.” Jacinta sekilas melihat Subaru datang. “Ah. Ayahku dari dimensi ini.”

“Begitu ya? Kau cukup mirip denganku.”

“Masa?”

“Oke! Kelihatannya mereka pantas jadi CLAMP School Defenders kita juga!” usul Kobato.

“Memang mereka bakal…” ujar Subaru. “Yuuko-san sudah tahu mereka bertiga akan datang. Selanjutnya, mereka…”

Lagi-lagi, portal dimensi terbuka! Namun kali ini orang-orangnya bejibun yang datang! “Sekarang apalagi…” Syaoron mulai sweatdrop melihat orang-orang yang berdatangan.

Ternyata anggota Akato dan GB telah datang, dari yang orde lama maupun orde baru! Syaoran cs plus Jacinta, Sasha, Pochi, Fuuma dan Subaru sweatdrop ngeliatnya.

“Maaf! Kalian pasti orang-orang CLAMP School!” kata Himeta meminta maaf. “Tak apa-apa, boleh kalian kenalkan diri satu-satu?” tanya Kobato pusing melihat orang bejibun.

“Kizuna Naruhana, leader GB.”

“Hakaisuru Reishen… vice-leader GB.”

“Katsuragi Himeta… leader Akato.”

“Yamada Koharu, vice-leader Akato!”

“Katsuragi Haru, elite fighter GB.”

“Warisuke Misaki… elite fighter Akato.”

“Aikawa Minami, elite fighter GB~”

“Toyama Midori, elite fighter Akato…”

“Midorikawa Konomi – elite fighter GB.”

“Tadase Rio, elite fighter Akato.”

“Kitsuna Yuki, elite fighter GB.”

“Shizukesa Chitose… Fighter Akato~”

“Suzumura Akira. Fighter GB.”

“Furukawa Rei… Hadoh…. Hosh…. Fighter Akato.”

“Tominaga Tooru, Fighter GB.”

“Kazuki Nakahara… Fighter Akato.”

“Tanaka Hinagiku! Neighbor GB…”

“Shirasawa Kazune, saya Neighbor GB.”

Tentu saja, sulit menghapalkan mereka satu-satu. Syaoran cs menulis semua nama mereka, supaya mereka bisa ingat.

“Err… Saya bisa tahu kalian jobnya apa saja, saya sudah diberitahu oleh Yuuko.” Ujar Fuuma yang biasanya cool abis mendadak sweatdrop. “Saya kasih tahu divisi-divisinya… Jadi Divisi 1 itu, divisi short-range attack, pimpinannya Syaoron Li. Divisi 2, middle-range attack, pimpinannya Sakura Kinomoto. Divisi 3, long-range attack dipimpin oleh Sojiro Yuzuki.”

“Divisi 4, magic specialized attack dipimpin oleh Risa H. Windbloom, Divisi 5, healing specialized base dipimpin oleh Kobato Hanato. Divisi 6, ambush attack, dipimpin oleh salah satu orang yang nanti akan datang – Miruku Hagane.” Sambung Subaru.

“Divisi 7, technology based attack, dipimpin oleh orang yang nanti juga bakal datang, Mirai Takahara. Divisi 8, command and strategy, Yuuka Fujisaki yang nanti akan datang. Divisi 9, special job, dipimpin oleh Amagi Reina.” Kata Kurogane tiba-tiba lewat.

“Divisi 10, spiritual based job dipimpin Doumeki Shizuka.” Fai pun datang menyudahi list semua divisi.
“Wah… Panjang sekali!” komentar Aoi. “Tak kusangka semua guru akan datang!”

“Memang, Aoi-chan~” kata Fai tersenyum.

“Jadi, tolong beri daftarnya…” kata Naruhana malu-malu.

“Sudahlah, Hana-san. Beranikan diri sedikit…” Haru mendorong pelan Naruhana.

“Hei!” ujar Naruhana.

“Hahahaha, tak usah malu. Nih.” Fai pun memberi dua lembar kertas berisi list para anggota divisi. Inilah dia…
Divisi 1 : Short-Range Attack
Pemimpin : Li Syaoron

1.    Li Syaoran
2.    Li Kana
3.    Toyama Midori
4.    Kitsuna Yuki
5.    Tanaka Hinagiku
6.    Alyssa Butterwich
7.    Shirou Kamui
8.    Hanehara Daichi
9.    Takahashi Sayaka
10  Segawa Tsukasa
11  Hakaisuru Reishen
12. Suzumura Akira
13. Tominaga Tooru
14.  Kisaragi Chisana
15.   Hanamura Riku
16.  Takeda Shiori
17.  Kitagami Ryuuga
18.  Kurogane

Divisi 2 : Middle-Range Attack
Pemimpin : Kinomoto Sakura

1.    Hanazawa Nadeshiko
2.    Midorikawa Konomi
3.    Yamada Koharu
4.    Warisuke Misaki
5.    Hoshino Rika
6.    Monou Sasha
7.    Kisaragi Haruna
8.    Kosaka Yukari

Divisi 3 : Long-Range Attack
Pemimpin : Yuzuki Sojiro

1.    Tadase Rio
2.    Kisaki Starbloom

Divisi 4 : Magic Specialized Attack
Pemimpin : Risa H. Windbloom

1.    Chihana R. Waterine
2.    Gray Wanderlust
3.    Amy Cross Magica
4.    Fai D. Fluorite
5.    Katsuragi Himeta
6.    Katsuragi Haru
7.    Shizukesa Chitose
8.    Hiiragi Tsukasa
9.    Sakuragami Reimei
10.  Kasumi Karen

Divisi 5 : Healing Specialized Base
Pemimpin : Hanato Kobato

1.    Akiyama Suzuran
2.    Shirasawa Kazune

Divisi 6 : Ambush Attack
Pemimpin : Hagane Miruku

1.    Aikawa Minami
2.    Mizushima Takeru
3.    Takahashi Kazuki
4.    Shuuen Madoka

Divisi 7 : Technology Based Attack
Pemimpin : Takahara Mirai

1.    Nakahara Yukiko

Divisi 8 : Command and Strategy
Pemimpin : Fujisaki Yuuka

1.    Ichihara Yuuko

Divisi 9 : Special Job
Pemimpin : Amagi Reina

1.    Amagi Risa
2.    Cicillia Athena
3.    Gwen Tennyson
4.    Kizuna Naruhana
5.    Nakahara Kazuki
6.    Kishuu Arashi

Divisi 10 : Spiritual Based Attack
Pemimpin : Doumeki Shizuka

1.    Kumagai Hikari
2.    Suzumura Risa
3.    Sumeragi Jacinta
4.    Sumeragi Subaru
5.    Sakurazuka Seishirou
6.    Arisugawa Sorata
7.    Sakura
8.    Tachibana
“Bejibun orang-orangnya…” gumam Himeta. “Lihat deh, Haru-nii.”

“Buset! Banyaknya!” komentar Haru.

“Masa? Walah…” ujar Konomi ikut melihat.

Semua orang tersenyum semangat. “Tapi kita semua harus siap menghadapi perlawanannya… Emang siapa saja yang bakal maju ke medan pertarungan secara langsung?” tanya Reishen.

“Divisi 1,2,3. Divisi 4 dan 9 menjadi cadangan. Divisi 5 akan berjaga untuk penyembuhan, Divisi 6 akan kami kirimkan secara diam-diam sebagai pencari informasi. Divisi 7 akan meneliti. Divisi 8 dari markas akan memberi komando. Divisi 10 akan menjadi alat pertahanan.” Jawab Kurogane.

“Hoh… Siap?” tanya Syaoran ke arah semuanya.

“YA!!” seru semuanya setuju.

To be Continued

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gaje banget nih chap! Tapi, ini menjadi referensi penting untuk perang besar-besaran yang mempertaruhkan keselamatan CLAMP Academy, dari murid sampai gedungnya! Ehehehehe… Yang jelas, enjoy aja di chap ini… Banyak chara yang tidak dikenal? Well, ini semua dari forum-forum yang nanti kalian bakal tahu sendiri dari forum apa…

Kali ini saya tidak kasih profil –gomen- karena capek…
Oke, sampai bertemu di chap selanjutnya!

CLAMP School Season 2 Chapter 3

Disclaimer : Kucing terbang itu ga ada, dan kalau ada pun aku ga punya. Maka dari itu aku ga punya karya-karya CLAMP yang hebat dan legendaris itu.
Chapter 3
The Wheel of Fortune has Spinning…
>>><<<
Takdir akan selalu ada di hidup kita. Datang di waktu yang tidak ditentukan, namun ada kemungkinan kita dapat mengubah takdir itu. Istilahnya adalah Roda Takdir. Takdir selalu berputar dalam kehidupan kita dan akan datang…
“Selamat pagi, Kobato-chan!” sapa Suu ceria.
“Selamat pagi juga, Suu-chan. Ceria sekali, eh?” balas Kobato yang sedang asyik-asyiknya membaca novel.
“Novel apa itu?” tanya Suu melirik apa yang dibaca Kobato.
“Yumegari,” Kobato pun menutup novel itu dan memasukkannya ke dalam tas. “Nah. Ayo kita ke ruang OSIS, kita kunjungi Nadeshiko-chan.”
Di ruang OSIS, terlihat Nadeshiko yangs sedang sibuk mengurusi berkas-berkas tiga tumpuk yang membuat cengok Kobato dan Suu. “Ah, Kobato, Suu… Maaf! Aku sedang sibuk sekali mengurusi berkas-berkas ini.” Kata Nadeshiko merespon kedatangan Kobato dan Suu.
Sementara itu, Kotaro sibuk mengecek uang kas OSIS dan buku anggaran mereka. Watanuki menulis sebuah laporan, dan Tomoyo sedang pergi ke ruang kepsek. “Ada apa ini? Kok kelihatannya kalian sibuk sekali?” tanya Kobato heran.
“Dua minggu lagi festival sekolah! Kami para OSIS dibuat sibuk.” Celetuk Kotaro membolak-balik halaman buku anggaran.
“Wah… Aku baru ingat!” ujar Suu.
Festival sekolah CLAMP School. Merupakan salah satu tradisinya CLAMP School yang diadakan setiap tahun, dimana seluruh klub CLAMP School dan tiap-tiap kelas menunjukkan kekreativitasan mereka. Tentu saja, OSIS menjadi sangat sibuk dalam mempersiapkan tradisi itu.
“Aku datang! Ini susunan acara yang dirancang oleh kepala sekolah!” ujar Tomoyo kembali dari ruang kepsek. Dia menaruh tumpukan kertas di meja Nadeshiko. “Ketua, harap diseleksi ya! Aku harus mencari material yang dipakai!”
“Gila…” keluh Nadeshiko stres sendiri.
“Nadeshiko-chan, butuh bantuan?” tawar Kobato khawatir kepada temannya itu.
“Tidak, tidak usah… Ini tugas OSIS, nanti kamu juga stres sendiri.” Nadeshiko pun mengambil penanya lalu mulai menyeleksi acara-acara yang akan ditampilkan. Bel sekolah berbunyi, dan semua orang yang ada di ruang OSIS kembali ke kelas masing-masing.
Subaru, selaku wali kelas 2-D masuk ke dalam kelas. “Selamat pagi, anak-anak. Kita kedatangan seorang murid baru, silahkan…” kata Subaru, kemudian mengambil kapur dan menulis nama murid itu. ‘Fujiwara Rosa’, nama murid baru itu. Seorang gadis berambut pirang dengan mata biru sapphire masuk ke dalam kelas.
“Halo, saya Fujiwara Rosa. Salam kenal, dan mohon bantuannya…” ujar Rosa memperkenalkan diri. Semua cowok tercengang melihat kecantikannya, kecuali Syaoran dan Syaoron. Mereka justru merasakan presensi aneh dari Rosa.
“Fujiwara, kamu boleh duduk di belakang Li Syaoron.” Subaru menunjuk kursi itu, kemudian Rosa menghampiri bangkunya. Rosa tersenyum ke arah Syaoron, namun itu seperti pertanda buruk bagi Syaoron.
Selama pelajaran, Syaoron tidak bisa konsentrasi karena presensi menusuk yang datang dari Rosa. “Presensi apa ini? Aneh… Membuatku terganggu, apakah Fujiwara memiliki sebuah kekuatan sepertiku dan yang lainnya?” pikir Syaoron.
Ketika bel istirahat, Nadeshiko menghampiri meja pacarnya itu. “Syaoron, kamu kelihatan pucat. Kamu mau ke UKS?” tanya Nadeshiko khawatir.
“Nggak… Tadi aku hanya merasa terganggu konsentrasinya. Presensi dari Fujiwara sangat menusuk.” Keluh Syaoron yang sudah lega.
Di lain pihak, Rosa sedang berada di atap sekolah, tersenyum seperti iblis. “CLAMP School, hendaknya kamu mendapat hadiah dariku…” Rosa mengangkat tangannya lalu mengeluarkan kekuatannya. Bagai banjir, air keluar dengan banyak dan mulai menghancurkan halaman CLAMP School. Semua murid tersentak kaget dan mencoba untuk menyelamatkan diri.
“Apa yang terjadi?!” ujar Syaoron melihat ke arah air yang menerjang kelas 2-D. Dia dan Nadeshiko terbawa hanyut. “Ahhh!”
Seketika pula, Nadeshiko mengangkat tongkatnya dan mengeluarkan sihirnya. “The Hand of Nine Sacred Lotus Lanterns!” Air yang menenggelamnkan mereka itu terserap oleh bunga lotus yang bertebaran di sekitar air itu.
“Haah!” Syaoran pun menarik nafas panjang, karena pernafasannya sempat terganggu dan dia terengah-engah. “Kemana Syaoran dan yang lainnya?!”
Mereka berdua pun berenang sambil mencari Syaoran dan yang lainnya. Di lain pihak, Rosa masih mengendalikan air yang ia ciptakan itu. Sampai akhirnya Kana menemukan Rosa. Tentu saja, dia akan memberitahu Syaoran dan Syaoron.
“Apa yang kau lakukan?!” tanya Kana mengeluarkan pedangnya.
“Fuh… Rasakan ini!” seru Rosa, memasang sihir penghapus ingatan kepada Kana agar Kana tidak ingat akan hal ini. Kemudian, ia tertawa lagi.
Kemudian, Sakura yang sedang berjalan-jalan bersama Tomoyo benar-benar kaget. “Baiklah… WINDY!” Windy pun keluar dari tongkatnya dan membekukan seluruh air yang terdapat di CLAMP School.
Nadeshiko yang melihat tindakan Sakura menggunakan kekuatan anginnya. “Big Four Winds!” Itu pun membekukan air itu lebih lama. Rosa sempat kaget, namun akhirnya dia menghilangkan seluruh airnya dan berbisik pelan. “Nasib kalian telah ditentukan, CLAMP School… Roda Takdir telah berputar, dan kita pasti akan bertemu dalam suatu pertarungan.”
,Semua murid pun lega. Syaoran yang ternyata sedang di ruang guru mengeluarkan sihirnya untuk mengembalikan seluruh CLAMP School seperti semula. “Kelihatannya mereka telah bertindak.” Ujar Yuuko kepada Watanuki, di ruang kepsek. Dia meraih tempat radio, lalu mulai berpidato, selain itu semua murid kembali ke dalam kelas.
“Sudah lama kejadian seperti ini tidak terjadi. Saya, Ichihara Yuuko selaku kepala sekolah CLAMP School divisi SMP, merasa bersalah atas kurangnya antisipasi, namun harus kalian ketahui… 60% murid di sekolah ini adalah orang yang memiliki kekuatan, seperti contoh Kinomoto Sakura, Li Syaoron, Hanazawa Nadeshiko,” Semua murid tersentak kaget lagi, dan memandang tiga orang itu.
“Tidak hanya mereka. Masih banyak lagi. Kami merahasiakan ini agar kalian tidak panik, namun ini adalah saat yang tepat. Sesuatu akan menimpa sekolah kita. Diharapkan antisipasi dari kalian semua. Sekian.” Yuuko pun menutup pidatonya, sementara Syaoran cs telah siap untuk menghadapi mereka.
Catatan 4 : Yuuko sangatlah serius ketika suatu masalah yang sangat berbahaya yang menimpa CLAMP School.
Rosa yang mendengarnya tersenyum bagai iblis seperti biasanya, meremehkan kekuatan CLAMP School dalam menghadapi dirinya dan teman-temannya. “Tidak mungkin kalian akan bisa menang. Hanya kami…
To be Continued
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wow! CLAMP School! Season 2 vakum lama banget~ Tapi, akhirnya terupdate lagi kan? Mungkin udah ada yang menunggu lama banget, tapi selamat menikmati kembali CLAMP School! Kali ini Rosa telah datang, selain itu rahasia kekuatan CLAMP School terbongkar! Bagaimana kehidupan selanjutnya? Profil, seperti biasanya…
Hanazawa Nadeshiko
Arti Nama        : Bunga Pink (Nadeshiko)
Ulang Tahun   : 13 Juli
Zodiak             : Cander
Lahir                : Yokohama (versi CLAMP School)
Fav. Food        : Chocolate Fondue
Fav. Flower     : Nadeshiko
Fav. Subject    : Fisika
Kali ini Cuma satu profil, karena saya capek juga (maklum nulisnya malem-malem). Dan ngomong-ngomong, nanti ada crossover characters dari karya saya dan teman-teman saya yang lain  kesini lho! Listnya :
1)     Jacinta, Sasha dan Pochi dari Hunters
2)    Kisaragi Haruna dan Kosaka Yukari dari Another Story of Cardcaptors
3)    Hikaru Starlight, Alice Cherryshine, Violet Ivycattle, dan Seresa dari The Legend of Starlight
4)    Anggota Akarinawa Tower dan Government Building dari Manga Mania RPG Forum
5)    Hanazawa Yuka, Kuroda Masayo dan Shirasawa Kizuna dari Do I Have the Right to Love You?
6)    Daidouji Minami dari Apartment Love
7)  Para Charaloid dari Manga Mania RPG Forum
8)  Para Yousei dan Insei dari Chuuritsu World Forum
9) Amy Cross Magica, Risa Halliwell Windbloom, Chihana Rosaline Waterine, Catherine Lilia Athena dari World of Wizardry Forum
10) Para Murid Vocatsuba Academy dari Vocatsuba Academy Forum
11) Para Area dari Area of Obscurum
12) Alyssa Butterwich, Reimei Sakuragami, Rika Hoshino, Kisaki Starbloom dari Miadra Chronicles Forum
Kalau ingin karakter fanfic kalian masuk sini, bilang saya ya~

Akhirnya!

Konbanwa, minna-san! Sudah lama... sekali kita tak berjumpa! Ini blog sempet vakum karena para author sibuk dengan blognya masing-masing, serta kehidupan realita dan sebagainya. Kali ini, cuma sekedar informasi, yakni :

- Blog kolaborasi baru antara saya dengan Blossom Sakura
  http://anotherstorycardcaptors.blogspot.com/
- Saya buat game RPG. Silahkan lihat screeniesnya di blog AliceCherry
- Ada forum Manga Mania
  http://mangamania.indonesianforum.net/

Sekian, mungkin dalam waktu yang tidak lama saya akan mengepost gambar atau fanfic saya. CLAMP School! Season 2 mau diupdate...

Encounter

A/N : Warning : OOC dan Abal. Don’t like it, don’t read it


------------------------------------------------------------------


* Encounter *

“ Kau percaya? Dengan takdir?”Gadis itu menatapku sambil duduk, ia menantikan jawaban yang mungkin dapat memuaskannya.

Aku tak tahu siapa dia…

“ Takdir?...” Aku tidak dapat melihatnya dengan jelas.. Tapi dari cara bicaranya, dapat kusimpulkan bahwa ia gadis yang sangat baik.

“ Takdir adalah sesuatu yang telah ditentukan oleh dirimu sendiri setidaknya itulah yang dikatakan oleh ayahku…” Omong kosong… Aku telah berusaha untuk mengubah takdirku.. Tapi semuanya tetap sama, tidak ada yang berubah…

“ Mengubah takdir itu sangat berat… Bahkan aku juga telah berusaha sekuat tenaga…” Kalau begitu hentikan saja…

“ Tapi aku ingin mengubah masa depan.” Jawabnya mantap. Aku termenung oleh pikiranku sendiri. Berusaha mencerna perkataannya. Perkataanya yang berisi

Kesedihan….

Harapan…

Lalu yang terakhir..

Cinta…

Semuanya tercampur kedalam tekadnya itu. Hal yang membuatnya kuat untuk waktu yang lama.

Pedih yang ia tanggung adalah sesuatu yang membuatnya bertahan selama ini. Bertahan untuk hidup demi masa depan yang ia inginkan.

“ Namamu?” Tanyanya… Suaranya sedikit parau.. Seperti habis menangis.

“ Iroha Sumeragi…Nama yang aneh ya?…” Kataku. Aku tidak tahu dimana aku berada…Tapi.. Apa harus kukatakan sebuah ‘tempat’ kalau semua yang kulihat hanya kegelapan?

“ Tidak juga…” Aku sedikit terbelalak oleh jawabannya itu. Biasanya seseorang akan tertawa mendengar namaku.. Berbeda dengan dia yang menanggapinya dengan serius..

“Ngomong-ngomong aku Sakura… Salam kenal ya..” Walaupun samar-samar aku dapat melihat dengan jelas kesedihan dimatanya itu.. Mata Giok yang telah tumpul karena dihantam berkali-kali oleh keadaan disekitarnya.

“Ngg.. Sakura-san.. Ini dimana?” Aku berusaha melihat sekelilingku… Ternyata percuma saja.

“ Ini mimpi?..” Mimpi? Aku tidak ingat bahwa aku sedang tidur..

“ Mimpi saling berhubungan. Seperti mimpiku dan mimpimu…. Katanya melamun-pun kita bisa masuk dunia mimpi..” Pantas… Eh?…. Kenapa ia bisa mengetahui apa yang selama ini kupikirkan?

“ Kamu gampang ditebak sih..” Sakura berusaha menahan tawa saat melihat mukaku yang hampir menyamai tomat. Syukurlah.. Setidaknya ia masih bisa tertawa.

“Sudah keturunan ayahku ..” Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal, sedikit-sangat- merasa malu kepada Sakura.

“ Sifatmu mirip dengan seseorang yang kukenal…” Sakura mengepalkan tangan. Ia menutup matanya dan berusaha menahan tangis.

“ Seseorang yang paling berharga bagiku.. Suatu hari.. ‘Terjadi sesuatu yang menyedihkan’..” Ia melanjutkan ceritanya.

“ Namanya Syaoran. Ia selalu melindungi tiap saat… Berada di sisiku ketika aku membutuhkan… Dan juga cinta pertama dan terakhirku..” Sakura menghela napas.

“ Saat ‘kejadian’ itu terjadi.. Syaoran kehilangan hatinya… Ia.. melukai Fai, salah satu dari orang yang kusayangi.. Dan semua itu salahku..” Sakura tidak mengeluh, ia tidak terisak… Hanya air mata yang mengucur deras sebagai bukti penyesalannya.

“ Bukan salah Sakura kok… Meski aku belum sepenuhnya mengenalmu tapi aku yakin Sakura orang yang baik…” Aku meyakinkannya. Suatu hal yang hanya kulakukan pada orang tertentu saja.

“ Terima kasih…” Ia tersenyum.

“ I..Iya…” Tiba-tiba aku merasa sangat panik mengingat satu hal penting yang aku lupakan.

Ada apa? Kau sakit?” Ia khawatir. Tuhan, aku tidak mau membuatnya khawatir..

“ Aku harus keluar dari sini! Hari ini aku ujian masuk SMP! Aku harus bagaimana?!”

Sakura hanya tertawa mendengar jawabanku, sedangkan aku…. Jangan ditanya..

“ Aku tahu caranya…” Ia tetap tersenyum.

“ Apa?! ” Bingung, panik bercampur menjadi satu tepatnya seluruhnya menguasaiku.

“ Selamat tinggal ya.. Aku akan selalu mengingatmu..” Setelah kata-kata terakhir itu, Sakura mencubitku dengan keras, maksudku SANGAT KERAS.

“ SAKIT!!” Begitu tersadar aku sudah tiba di depan rumahku. Matahari bersinar terang, Bunga Sakura yang berguguran, .. Untunglah aku sudah tersadar..

Seragamku juga sudah lengkap.. Tunggu dulu…

Eh, matahari bersinar terang?

Aku telat!!!

Aku berlari kencang menuju sekolahku, Clamp Academy yang letaknya lumayan dekat dari rumahku.

“ Iroha! Tasmu ketinggalan!” Ayahku meneriakan namaku dan jelas itu percuma, mengingat berapa puluh meter aku di depannya.

“ Anak itu… IROHA!!!” Ayah mengejarku sekuat tenaga, sayangnya tenaga tua dan tenaga muda itu tidak seimbang… Maka dari itu tentu saja ayah tetap tertinggal di belakang.

Nenekku-tepatnya nenek buyutku yang entah kenapa dikaruniai umur panjang- melihat dari kaca jendela rumah kami. Ia tersenyum menyaksikan peristiwa itu seperti tidak pernah melihatnya dalam waktu yang sangat lama.

“ Subaru-sama dan Iroha-sama semangat sekali ya?” Kata Kagami, salah satu anggota keluargaku yang sedang mengantarkan teh dialasi nampan kepadanya.

“ Iya.. Sudah lama sekali aku melihat Subaru tersenyum…” Ia meminum tehnya dengan perasaan damai lalu meletakkannya di tempat semula.

“ Aku juga.. Pasti anda bahagia ya?” Kagami tersentak melihat nenek yang terdiam. Matanya tertutup rapat, ia tersenyum dan sebutir air mata mengucur melewati pipinya itu.

Kagami tersenyum.” Semoga anda bahagia…”

Sakura duduk termenung dan memandang sekelilingnya dengan perasaan kosong. Ia menangis.

“ Jangan bersedih ..” Suara itu terdengar lembut di telinga Sakura.

“ Siapa?...” Ia melihat seseorang yang mengulurkan tangan kepadanya.

“ Aku Kimihiro Watanuki.. Kita pernah bertemu di toko Yuuko saat kau masih tertidur, Sakura…”

A/N : Cerita ini di buat sebelum Sakura bertemu Watanuki di dunia mimpi ( Baca xxxHolic Chapternya.. Lupa dan TRC antara Chapter 170-173 kalau ga salah dan belum mastiin di TRC ada atau ga).

Apartment Love Promotion

Yang udah pernah baca Apartment Love di Fanfiction.net, sekarang sudah ada Chapter 2 yang tlah terupdate! Silahkan dibaca ya~~~ Dan jangan lupa untuk RnR!

Oh ya, apakah menurut anda suara saya akan cocok apabila saya ikut CD Drama The New Trials of Cardcaptor Sakura?

Again, Stupid diary.

kayaknya pikiran saya udah rada kacau..

Semua ingatan saya dipenuhi flashback kelas 7...

Mulai dari awal sampai akhir semester masih juga kebayang...

Momen-momen indah...

dimarahin guru BK, nyontek PR di skolah, Curi-curi waktu belajar pas mau ulangan ...

Mahal banget tuh kenangan kalau dijual!

Di kelas saya yang sekarang, 8 Dodol, udah bisa dikategorikan sebagai nightmare!

Ikutonya sedeng, judes,ga tau aturan, jail pula!

JBnya sangar + pake acara kalem segala!

Sayanya juga selalu ngacir ke 8B terus. Entah ada sebuah ikatan yang ga bisa putus di sana sama Subby... (Hehehehe udah temenan 9 th sih :p)

Sama Flurry juga! Walau ga lama, asyik juga tau sama dia!

Tapi komputer/guru yang ngatur pembagian kelas rese nih!

Kenapa ga dibuat kelas 8C/B aja seh?!

Kan minimal bisa ketemu Flurry atau Subby!!!

Seharusnya dikelas 8 adalah momen paling membahagiakan yang ditunggu-tunggu!

Emang salah mengharapkan satu kelas sama mereka?!

Kalau ga dua-duanya, satu aja napa?

Walau orang bilang saya kuper, ya bilang aja!

Gini-gini saya punya banyak koneksi dari sabang sampa merauke(?)

Tapi pastinya kan ada beberapa diantara seribu orang yang jadi BFF saya....

Bener juga kata sesepuh saya... "Jangan terlalu mengharapkan sesuatu, kalau ga dapat malah menyesal.."

O well jalani aja yang udah ada....

Semoga dalam waktu dekat saya bisa posting fanfic....

Ciao!

More Boring. The Most Boring Year.

Anggaplah ini diary author...

Lama ga ketemu, atau lebih tepatnya lagi jarang postingan. Maklumi aja, seperti kata Bu 1teh, kelas 8 itu adalah saat dimana paling susah, dan pendapat gw banyak banget mengenai kelas 8 saat ini. Namun, yang paling gw tekankan adalah BORING banget!

Kenapa? Padahal ada beberapa orang (termasuk teman gereja saya) mengatakan bahwa kelas 8 waktu yang tepat buat main, puas-puasin melanggar peraturan (?) dan sbgnya, tapi kenyataannya... berbalik 180 derajat. Feathersclaw -bff saya- yang biasanya hang out sama-sama, jadi agak jauh... T_T. seperti yang dibahas dia di post "New Class", kita para author beda kelas!

Sering maen sih ke 8D, tapi si Feathers-chan suka lari ke 8B (?) soalnya ada friend saya satu lagi yang nama samarannya Subby aja deng, supaya ga ngespoil identitas orang yang dibahas di sini... Tapi, saya jadi sering ketemu sama... Ikuto, good friend saya yang ngefans abis sama SC (Shugo Chara) terutama sama si Ikuto Tsukiyomi satu itu yang artinya "Pembaca Bulan" untuk di Tsukiyominya (ngasal).

Tak lupa, pengganti para friend saya di kelas 8C ada si Cartoonist, good friend saya yang hobi gambar kartun, namun juga punya minat yang lumayan gede pada anime dan manga.

Kalo Tuhan mengijinkan... Kelas 9 setidaknya buat saya sekelas sama Feathers-chan lagi dong! Boring banget kelas 8, dan prediksi saya adalah kelas 8 sangatlah menyedihkan >_<. Oh ya, tak hanya ada Feathers-chan dan Ikuto di 8D yang saya kenal, ada pula si Sepatu Kets dan Odong-Odong, selain itu ada pelanggan setia BERANI saya, Uke... Orang yang sangat menyebalkan, sebab dia sering mengancam saya di berbagai hal. Contohnya, soal ujian atau BERANI dan sbgnya. Tapi menurut saya dia orang baik2, ga kayak smenya, yang lebih worst dari dia.

Sekian curahan hati saya (pendapat) dalam post ini. Ga perlu dicomment, cukup dibaca aja dan dirasakan isinya.

New Class...

Diary Author.....

Maaf udah lama ga posting, Habis saya lagi sibuk-sibuknya di kelas 8. PR-lah, PS-lah, dan sebagainya. Ingin tahu suasana kelasnya? Jujur aja.. Gurunya rada lemot, murid ceweknya J**la*, Cowoknya W*F, Hancur deh kelasku. Bahkan dua author yang dulu bersahabat dengan baik kini sudah rada menjauh gitu... Feathersclaw sama Flurrycherry...
Feathersclaw(saya) di 8D and FlurryCherry di 8C. Sepi deh, kacian...
Kita-kita jadi jarang ketemuan loh.. ga juga sih, Flurry-chan masih sering main ke kelasku tapi saya-nya aja yang doyan ngacir ke kelas 8B. Disana ada sohibku yang-dipaksa kalau-nama samarannya Subaru(?). Orangnya suka nyubit - nyubit, tapi baik hati dan tidak sombong(Jauh dari kenyataan). Ga lupa ada dua teman yang satu kelas sama saya nama samarannya Ikuto and JB, entah karena sebab muabab kita jadi sering ngabisin waktu bareng di kelas. Kalau ga ada guru, kita ngerumpi bareng, curhat-curhatan, main selayaknya anak kelas 8. Ikuto suka banget sama Sugho Chara(kalau ga salah) apalagi kalau di pinjemin komik shoujo, sikapnya udah ga ada aturan deh. Terus kalau JB suka nginget Flashback di kelas 7 dan bicarain Justin Bieber gitu.. Tapi seneng juga sih di kelas 8 sayangnya so far away sama author yang satu lagi, ga bisa ngomongin Anime lagi,. Well ga terlalu peduli juga ... Nyatanya Flurry-chan juga udah ada temen baru(udah kenal dari dulu sih) nama samarannya... ngg... Bikin Blackberry aja deh... Sumpah i feel a little weird about this thing.. Tapi Ga masalah sih.... People change in many ways after all. We better make it fun rather than make it sad. Because i think it would be a great time in the middle school before i go to somewhere else and never see my friends anymore...