Short Message : Pick Up Your Phone!

Wajib di baca oleh Partner saya!

For Jacinta Dianti :

No more Polite Word! No more holding back! FOR GOD SAKE, PICK UP YOUR PHONE!!! Jacinta Dianti, gue dah berusaha untuk menghubungi lu tiap saat mulai dari sms, nelpon, bahkan telepati kalo gue bisa! Entah apa yang lu pikirin! Kalo tentang masalah pulsa, Belilah atau minta ortu lu ! Masalah rusak, sono ke counter Hp minta servis! Kalo masalah batere, di charger Jas, di charger! O.. WOmen.... Gue mulai pelan-pelan aja... Udah hopeless kalo sms lu lagi, udah tenggang masa aktif pulsa gue...Well to the pointnya, Gue udah punya komik X-1999 nyaris lengkap. Tinggal 1-3 buku aja yang still missing... Gue nyari di Gudang buku, BS dan setelah looking for hours watching akhirnya ketemulah 5 volume favorite gue (Gue yakin 50:50 lu bakal suka yang ke 11). Nah kita barter aja tuh komik pas ajaran baru... Udah cuma itu aja.... ( Gue heran kenapa gw ngabis-ngabisin pulsa cuma buat ngasih tau ini).

The End.........

Just a Little Information~~~

Ahahahahaa... Entah kenapa kepala saya menciptakan sebuah ide fanfic yang bagus, so... saya pengen nulis fanfic baru~~~ Ya, dan kisahnya sedikit lebih parah dari CLAMP School... Tapi saya lagi pengen banget nih! Jadinya...

CLAMP School, break dulu ya... Rasanya otak kosong banget.
X/1999 Halloween Party, delete aja dah.
Yang baru? Tunggu aja deh...

Jika mau protes, silahkan... Soalnya saya lagi pengen banget buat fanfic... Ahahahaha... (kena Fai's mad laugh disease)

Bye bye!

Bulan Juli : Tahun Ajaran Baru pun Dimulai!

Setelah naik kelas ke kelas 8, dapatlah gw liburan yang cukup panjang dan sedikit membosankan bagi gw... Tanpa disadari, satu minggu lagi liburan sekolah akan berakhir, dan tahun ajaran 2011-2012 pun dimulai. Waktu berlalu cukup cepat, dan minggu ini adalah saat yang tepat untuk berburu perlengkapan sekolah, beli seragam baru dan buku pelajaran, dan juga siap-siapin otak buat belajar.

Yang paling membuat gw khawatir tentu satu, pembagian kelas... Gimana nasib gw kalau kelas gw yang baru adalah kelas yang bener-bener membosankan dan tidak cocok bagi gw? Soalnya bagi gw kelas 7 udah cukup seneng, soalnya si author satu lagi satu kelas sama gw di kelas 7, tapi kalo ga sekelas di kelas 8? Hambar deng.

Trus... buku pelajaran tambah berat dengan terbaginya buku matematika menjadi dua berdasarkan semester (cukup tebel lah)... Untung saja Biologi dan beberapa buku lainnya masih belum diberi jadi masih dikit ringan. Selain itu, segera nyampul buku dan mulai nambah stok buku tulis!

Selain itu, jangan lupa atur waktu (gw aja ga bisa), kalo perlu pake bantuan buku agenda. Yah, gw baru aja dapet agenda dari majalah GADIS dan silahkan beli yang ada artikel HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS PART 2... (mumpung2 keluar tanggal 15 Juli). Jangan lupa nonton buat fans berat HP.

Okelah, cukup segini saja opini gw untuk bulan Juli yang berat ini... Ini adalah posting pertama di bulan Juli (akhir-akhir ini para author sibuk liburan, lupa bikin fanfic dan sebagainya)... Tapi, tunggu saja update-an baru dari fanfic gw CLAMP School! Season 2, dan fanfic lainnya dari SasPep MekyO!

Note (ya elah katanya udah selese) : jangan lupa buat Sasha... kita barteran komik (lupa gw komik apa yang mo dibarter) kalo lupa kita tukerin aja tsubasa lo sama xxxHolic kek, apa kek... (gw baru beli xxxHolic 13)

Hero School

Be aware... This isn't a fanfiction...

Nah! Stop "English Talking"-nya. Saya, Jacinta Dianti selaku Administrator Jacinta's
World, sedang membuat game RPG dengan judul HERO SCHOOL. Dibuat dengan program RPG Maker VX.

Karena masih belum komplit, jadi ditunggu saja. Game ini tidak begitu panjang, tapi nggak pendek-pendek amat juga. Anggaplah sedang ukurannya.

STORY
Kamu ingin menjadi pahlawan, dan selalu berusaha untuk menolong setiap orang agar dianggap pahlawan, namun itu tidak efektif. Orangtuamu menemukan sekolah HERO SCHOOL dan mengirimkanmu kesana.

CHARACTERS
- Kamu : Maksudnya "Kamu" ya itu dirimu sendiri yang main. Kamu bisa menamakan karakter utama dengan namamu atau nama apapun lah...
- Kyle : Sahabat satu kamar yang adalah seorang Mage.
- Brandon : Sahabat satu kamar yang adalah seorang Rogue.
- Lann : Sahabatmu yang adalah seorang Fighter.
Dan sisanya adalah para murid HERO SCHOOL, serta karyawan dan para guru.

SPECIAL CHARACTERS
- Reina : Salah satu dari sahabat cewek terdekatmu yang adalah seorang Mage.
- Ginny : Salah satu dari sahabat cewek terdekatmu yang adalah seorang Fighter.
- Karen : Salah satu dari sahabat cewek terdekatmu yang adalah seorang Rogue.

FEATURES
- Pakai Sideview Battle System RPG Tankentai SBS 3.4d + ATB 1.2c Kaduki
- Karakter dan Face-nya adalah Kaduki Battlers
- Bisa memasak, menggunakan bank, berkebun, berburu
- Menambah hubungan dengan para SPECIAL CHARACTERS?
- Mapnya sih simpel tapi harap-harap bagus ya bagi anda

NOTE
Untuk memainkan game ini, diharap untuk memiliki RPG Maker VX atau memiliki RGSS2 Player. Search diwebsite mana pun!

Sekian....

Hunters: Truth.

A/N: Ku rasa semuanya berjalan baik. Walau aku payah dalam membuat cerita setidaknya aku telah mencobanya dan ku pikir hasilnya lumayan bagus. Well, enjoy the story! Hope you like it! O Iya, Happy Birthday Jacinta! Panjang umur ya!

==================================================================
Masih di negeri yang sama, kami tetap berjalan ( Seperti orang melarat).

" Hei." Tanyaku.

"........." Tak ada jawaban.

"Jacinta.."

"........" Masih tak ada jawaban.

" Sumeragi!"

Akhirnya ia menjawab padaku." Apa?! Harusnya kau tidak usah memanggil ku seperti itu! Dari tadi kan aku disebelah mu!"

Aku melihatnya dengan tatapan penuh tanya." Masa sih?"

Ia menghela napas." Sesekali gunakanlah otak mu agar tidak konslet."

" Aku rasa akan susah.." Kataku.

" Sungguh.... Meladeni mu itu sama saja dengan mengurus adikku."

" Adikmu ya? Bagaimana dengan kabarnya?" Tanyaku.

" Aku tak tahu... Terakhir kali aku melihatnya saat aku kabur dari rumah." Ia terlihat kaget dan secepat mungkin menutup mulutnya.

Aku memandangnya. Ada sedikit penyesalan di hatinya." Kau kabur? Bagaimana ceritanya?"

Ia membalas pandanganku dan berharap agar aku dapat mengganti topik pembicaraan. Tapi ia tahu bahwa aku bukan orang yang dengan gampang melepas rasa penasaran.

" Begini....." Ia melanjutkan kata-katanya.

"Sebelum berpindah dimensi kau hanya tahu aku sebagai teman sekelasmu kan?"

Aku mengangguk.

" Berarti aku harus menceritakannya dari awal. " Ucapnya dengan jujur.

"Well, to the point sajalah..." Kataku tak mau repot.

" Sabar! Ini juga sedang mengingat flashback!" Bentaknya.

" Iya... " Kataku mengalah. Aku mendengarkannya berbicara dan berusaha untuk mencerna ceritanya di dalam otak konslet ku.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Berhentilah memaksaku! " Teriak ku seraya berusaha menyingkir di jalan yang gelap itu.

" Tapi kau harus melakukannya!" Seorang wanita tua dihadapanku terus memaksa ku.

" Aku tidak ingin Obaa-san..." Akhirnya aku jatuh tersungkur di hadapan nenekku.

" Aku tahu.. Tapi sebagai pemimpin keluarga onmyouji Sumeragi ke 14, kau harus menggantikan ayahmu yang telah meninggal."

Aku melihat nenekku dengan pandangan benci." Aku yakin ayah juga tidak ingin aku hidup seperti ini..."

" Lebih baik kau diam dan lanjutkan latihanmu.." Katanya sambil membalas pandanganku dengan serius.

Aku memulai pemberontakan ku " Obaa-san pikir aku takut dengan Obaa-san? Aku muak dengan semua ini! Selama hidupku aku terikat dengan semua peraturan yang kau berikan! Aku berusaha untuk tidak mengeluh tapi kau terus-terusan menyiksa ku dengan semua ini!!!" aku berusaha menjelaskan perasaanku tapi tidak berhasil.

" Kau harus melihat posisimu nak... Sebagai pemimpin klan Su.." Aku memotong pembicaraan nenekku.

" Klan Sumeragi! Klan Sumeragi! Apa hanya itu yang terpikirkan di benak Obaa-san?! Tak heran ayah juga membenci sikap mu!"

Nenekku terdiam dan kemudian mengeluarkan kata-kata yang sangat amat membuatku terluka.
" Diam kau! Kalau tidak karena iblis seperti kalian, klan Sumeragi tidak akan kehilangan pemimpin terkuat seperti Subaru-san!"

Aku kaget. Kata- katanya sangat menyakitkan. Kenapa dia berbicara seperti itu kepadaku? Kenapa ia juga memasukkan adik dan ibuku kedalam kata-katanya dan menjejerkan mereka setara dengan iblis? Aku tak ingin tahu....

Obaa-san menghela napas." Lanjutkan saja latihanmu..." Ia berbalik dan meninggalkanku di jalan.

Hujan turun dengan deras setelah kepergiannya. Aku tertunduk. Hujan menjadi perwakilan atas segala kesedihanku dan saat itu aku bersumpah untuk melepas gelar pemimpin klan Sumeragi dari diriku...

Hingga aku menemukan toko yang bisa mengabulkan permintaan....

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Jadi kau tertekan atas semua peraturan itu?" Tanyaku.

Jacinta menjawab." Ya... Dan selama hidupku aku tidak bisa bebas dari itu semua. Aku merasa sangat menderita ......"

Aku terdiam." Nama ayahmu siapa?" Aku berusaha mencari topik lain agar Jacinta tidak kembali bersedih.

Ia menjawab lagi. " Subaru Sumeragi."

Aku hanya bisa memandanginya." Begitu ya.....Jadi Kau tahu toko Yuko dari siapa?"

Ia balik memandangku." Pertanyaan bagus.... Aku tahu dari ayahku sebelum dia meninggal. Tapi ia tidak memberi deskripsi toko itu sehingga aku tidak dapat menemukannya....." Ia memandang langit." Aku baru menemukannya ketika aku bersekolah di Tokyo."

Sebelum aku bisa mengomentari perkataannya dia bertanya." Kalau Sasha? Kenapa kau ingin pindah dimensi?"

Aku terdiam ." Aku ingin menemukan ayahku..."

Jacinta menatapku." Ayahmu? Bukankah ayahmu itu arkeolog? Apa hubungannya dengan dimensi lain?"

Aku menjawab." Tidak, itu bohong... Sebenarnya dia masih satu profesi dengan kita..."

Jacinta bingung." Maksudmu dia Hunter juga?"

" Ya.. dan Ia juga berpindah dimensi. Jelas saja aku tahu toko Yuko." Tambahku.

" Lalu kenapa kau harus mencarinya?" Tanyanya.

" Ayah selalu pulang setahun sekali. Dan pastinya saat ulang tahunku karena itu imbalan yang diberikan ke Yuko, Tapi sudah 3 tahun ia tidak pulang... Aku khawatir mengingat dia satu-satunya keluargaku.."

" Kau tidak punya ibu?" Tanya Jacinta dengan hati-hati.

" Tidak, ibuku meninggal saat aku dilahirkan. Lalu setelah ayahku menghilang aku diasuh oleh keluarga Shirou. Entah kenapa aku tidak di perbolehkan mengganti nama keluargaku oleh pamanku yang bernama Kamui..." Jelasku panjang lebar.

" Jangan sampai kau bernasib sama sepertiku....." Kata Jacinta padaku.

" Aku harap...."

" Nama ayahmu siapa? Aku penasaran." Katanya . Dia tidak lihat aku kecapekan menjawab apa?

" Fuuma Monou."

Ia terbelalak kaget. " Kok namanya mirip kucing gitu?!"

Aku mengerutkan kening. " Enak aja ngehina bapak orang!" Biar sekalian puas, ku jitak saja kepalanya.

" Heh, Maksudku kan baik! Siapa tahu ayahmu kalau jadi kucing lucunya setengah mati. Atau jangan-jangan nakutin?" Candanya.

" Yang ada ayahku cakep tahu!" Kataku membela nama baik ayahku.

" Iya, iya maaf... Memang umurnya berapa?" Katanya sambil menahan tawa.

Aku agak ragu juga mengatakannya tapi akhirnya kukatakn juga." Umurnya 25 tahun..."

" Hah?! Muda amat! Ayahku saja waktu meninggal umurnya 45!" Jeritnya seperti kesetanan.

" Nasib!" Ucapku senang.

" Kalau maksudmu nasib ayahku meninggal, ku potong tanganmu terus kumasukin ke mulutmu!" Ancamnya dengan cara yang-untuk pertama kalinya- sangat mengerikan.

"Tidak bukan itu maksudku! " Aku menggeleng-geleng dan memilih diam.

" Ya sudah, lebih baik kita cari Telur 'Pleiades' di negeri maju ini.." Ujarnya. Aku mengangguk.

Kulihat sekitarku... Ada banyak orang disekitar kami. Anehnya mereka tidak heran melihat pakaian kami berbeda dari mereka. Ada Banyak juga kendaraan beterbangan dan bangunan yang memuncak tinggi. Walau begitu banyak tumbuhan hijau yang menjadikan negeri itu sangat indah. Nama negeri itu adalah Piffle.



Hunters: The beginning

A/N : Semuanya hanya rekayasa, cerita ini hanya tentang kisah petualang para author dari Jacinta's World yang ingin bertemu tokoh Clamp. Biasalah... Author juga ingin tampil memukau. By the way ini adalah sebuah request dari semua author. Jadi jangan salahkan saya kalau anda tidak suka.

====================================================================
Kami berdua menyusuri jalan yang asing dan tidak kami ketahui... Mencari sesuatu yang kami sendiri tidak tahu apakah hal itu ada atau tidak. Tapi.. Apapun yang terjadi kami harus menemukannya...

" Sebaiknya kemana? " Tanyanya.

" Kemana sajalah, tak usah ambil repot.." Balasku dengan tatapan santai

" Ok, ok.. hanya saja ini aku belum terbiasa berpindah ke dimensi lain.." Katanya ragu-ragu.

" Jangan khawatir, Asal bukan negeri yang di landa peperangan, aku rasa tidak apa.." kataku.

" Jadi apa misi pertama?"

Dengan tatapan heran ia menjawab " Mencari dandelion hitam.. dan itu sudah kita berikan... yang harusnya kau tanya adalah misi kedua.."

" Oh..." Aku berpikir sebentar dan tanpa mempedulikannya aku bertanya lagi.... " Harga yang harus di bayar ke 'dia'? "

" Tentu saja kepada penyihir itu..." Aku melihatnya dengan tatapan parau.

Benar saja, semuanya terjadi secara kebetulan. Bukan.... Penyihir itu menyebutnya Hitsuzen.
semua yang terjadi adalah takdir. Dan takdir itu adalah sesuatu yang telah diperkirakan. Bukan secara acak....

Aku melihat langit yang mendung.. Sedikit demi sedikit hujan mulai jatuh membasahi kami, temanku menarikku ke bangunan terdekat agar kami tidak basah.

" Kenapa kau melamun? Tidakkah kau lihat bahwa hujan akan turun? padahal jelas - jelas kau melihat ke langit.." Tanyanya seperti memang kesal pada tingkah ku.

" Sesuatu terlintas di benakku" Begitulah jawabku.

" Apa? kuharap itu bukan salah satu ide gilamu..."

" Sekali saja.. Percayalah bahwa aku tidak gila..."

" Tidak.. Aku telah lama mengenalmu, dan seratus persen akan kukatakan dengan lantang. Kau gila..."

" Baiklah kurus.. Kau menang, aku memang gila."

" Cukup dengan semuanya! Sekarang jelaskan apa yang ada di dalam benakmu itu!" Paksa nya. Dan aku yakin dia hanyalah manusia pintar yang penasaran.

Aku hanya tersenyum kecil. " Ingat hari itu? Hari pertama kali kita bertemu dengan Yuko sang penyihir? "

Ia membalas pandanganku. " Iya.. hari bersejarah.."

Aku meneruskan perkataan ku. " Kalau kita tidak membuat pilihan ini, mungkin kita masih menjadi pelajar di sekolah yang membosankan dan terus hidup dengan terbeban oleh rasa kebosanan itu sampai mati."

Ia melihatku dengan datar. " Sungguh.. perkataan mu sangat keren kecuali sampai ke bagian mati itu."

" Aku rasa. " Kami berdua tertawa sambil melihat langit. Tapi aku tahu bahwa kami memikirkan hal yang sama. Hari sebelum kami melakukan perjalan ini... Hari yang mengubah hidup kami.. untuk selamanya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Namamu?.. " Tanya sang penyihir itu kepadaku.

" Sasha... Sasha Monou.." Jawabku.

" Jarang-jarang aku melihat seorang anak... Tidak, dua orang anak datang ke tokoku.." Gumamnya sambil tersenyum. Aku rasa memang tidak wajar dua orang anak kecil seperti kami datang ke toko itu.

" Tatapan mata yang bagus. Mata emas dan rambut pirang memang cocok untukmu. Kau memiliki jiwa ksatria" Aku sedikit luluh.. aku anggap itu sebagai pujian walau hanya basa- basi.

Ia memalingkan mukanya ke sahabatku. " Kalau kau?"

" Aku Jacinta Sumeragi.." Katanya sambil menelan ludah.

" Hmmm.. Kau cantik... mungkin sebagai bayaran aku dapat memiliki mata biru mu atau rambut coklat mu itu.." menurutku tatapan bercandanya sudah cukup untuk membuat Jacinta mati berdiri. Menurutku...

" Jadi ada apa gerangan kalian berkumpul di tokoku?" Tanya sang penyihir.

Jacinta menjawab. " Kami ingin pergi ke dimensi lain.."

Penyihir itu sedikit kaget, tapi perlahan tersenyum lagi. " Kalian yakin?"

" Ya.." Kataku lantang.

" Kalian terlalu kecil untuk membuang nyawa." Jawabnya, hanya saja kali ini dia memusatkan pandangannya ke arahku dengan tatapan serius.

" Kau pikir kami tidak tahu resikonya?" Kataku balik bertanya.

Ia tersenyum. " Kau pintar bicara ya? "

" Aku hanya bicara apa yang ingin ku bicarakan saja, tidak lebih." Jawabku santai.

Penyihir itu bertanya lagi" Kalian berdua saling kenal?"

Aku dan Jacinta berpandangan. " Ya"

" Apa alasannya kalian ingin berpindah dimensi? dimulai denganmu pirang" Ia menatapku.

Aku menunduk. "Ada seseorang yang ingin ku temui..."

" Dan orang itu ada di dimensi lain... Betul?" Lanjutnya. Aku terdiam sesaat kemudian mengangguk.

" Terus kalau si cantik?" Jacinta menatap penyihir itu dan aku rasa dia tidak suka nama panggilan yang di buatkan khusus oleh sang penyihir.

" Aku ingin pergi ke suatu tempat dimana aku tidak akan menderita lagi..." Aku melihat Jacinta dengan pandangan datar. Begitu pula dengan si penyihir.

" Baiklah, kalian dapat memanggilku Yuko..." Lanjut 'Yuko'.

" Aku akan mengabulkan permintaan kalian." Lagi-lagi ia menatap kami dengan tatapan serius.

" Tapi dengan bayaran yang setimpal."

" Kami tahu" Jawab kami.

" Mulai sekarang di tiap dimensi yang akan kalian kunjungi, aku akan meminta kalian untuk mencari 'sesuatu'. "

" Sesuatu? " Tanya kami.

" Ya. Sesuatu yang setimpal di tiap satu dimensi." Jawab Yuko.

Kami mengangguk. Tiba- tiba muncul lingkaran aneh di tempat kami berdiri.

" Itu adalah lingkaran sihir. Tiap kalian akan berpindah dimensi lingkaran itu akan muncul. Itu adalah tanda bahwa kalian mengikat perjanjian dengan ku."

Berlahan-lahan wajah Yuko menjadi samar.

" Tiap orang yang kalian temui di dimensi sebelumnya akan mengalami hidup yang berbeda di dimensi selanjutnya. Sisanya aku rasa kalian sudah tahu terutama kau pirang!" Katanya disertai candaan.

Aku tidak dapat mendengar suaranya lagi dan semuanya menjadi hampa....

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


" Sasha! " Aku mendengar teriakan.

" Sasha!" Aku mendengarnya lagi.

" Sasha kiamat!!!!!" Kali ini teriakannya cukup kencang hingga dapat membuat ku tersadar.

" Hah, yang benar?!" Balas ku berteriak sambil menengok kanan kiri.

" Tidaklah! Kamu bisa-bisanya tidur dengan keadaan berdiri begitu. Mana kamu senderan di pundakku lagi! Lihat ini! Air liur mu!" Bentak Jacinta kesal.

" Syukurlah" Kata ku lega.

" Syukur apa?! " Bentaknya lagi.

" Apa peduliku kurus?" Ejek ku, sesaat ku lihat langit sudah cerah.

" Sudah cerah ya? dari kapan?" Tanya ku.

" Ya, setengah jam yang lalu... " Jawab Jacinta sedikit jengkel.

" Baiklah.." Kata ku sambil menguap lebar. " Ayo selesaikan misi ke dua!"

Ia tersenyum." Ya, ya, ya...." Jawabnya seperti biasa.

Apa hari ini akan menjadi lebih baik?




To Be Continued.............







Sadness

Note: Pertama kali bikin cerita tragis, but please enjoy!

==========================================================

Mukamu pucat....

tubuhmu terasa dingin....

Kenapa kau tidak membuka matamu?

Kenapa kau tidak membalas panggilanku?

Tidakkah kau lihat air mataku yang terus mengalir ?

Aku rasa kau memang tidak melihatnya...

Semuanya memudar... aku membuka mataku...
Aku tersadar di kamarku dapat kurasa mataku sembab. Sepertinya aku menangis dalam tidurku.. sepertinya? Ya ... aku memang menangis.

Kusalahkan semuanya pada diriku. Atas semua yang telah kulakukan padamu..
Apakah kau memang menghendakinya? Aku tak tahu... Karena itu aku tak puas..
Aku ingin semua orang menyalahkan ku atas segalanya.. Aku ingin mereka menyalahkanku lebih dari ini... Agar aku tahu... Bahwa aku memang tidak mampu melindungimu.

Aku mendengar ketukan pintu...

Aku tak membukanya.. Aku tidak ingin ada yang melihatku dengan keadaan menyedihkan ini..
Sungguh.. Aku begitu menyedihkan..

Pintu perlahan-lahan terbuka.... Aku rasa ia tidak peduli bahwa aku akan keberatan ia mengganggu privasiku.. Tapi apa peduliku?

" Syaoran.." Aku melihatnya.... Gadis itu adalah Meilin ... Sepupuku...

Matanya berkaca-kaca... Aku tahu ia ingin menangis...

Aku ingin menghiburnya... Tapi aku tahu... Bahwa akulah yang membuatnya menahan air matanya itu.... Aku sungguh orang yang tidak berguna...

Ia mendekatiku dan meletakkan tangannya yang hangat di pipiku..

" Kumohon.." Aku dapat melihatnya.. Ia mulai menangis...

" Kumohon maafkanlah dirimu...." Ia terisak sambil terus melanjutkan kata-katanya.

" Karena kau gagal melindunginya.. tapi itulah jalan yang ia pilih.. untuk menyelamatkan kita semua"...

Aku mendengarnya... Tapi seperti angin yang berhembus... Aku melupakan kata-katanya..

Mataku memandang lurus bukan kearah matanya... Aku tidak peduli apa yang kulihat...
Asalkan bukan matanya..

" Syaoran, lihat aku!!! Lihat mataku, kumohon!" Teriaknya.

Aku terdiam.. Aku tidak peduli.... Walau kulihat ia menangis, aku tak dapat berbuat apa-apa...
Tubuhku ingin menenangkannya tapi jiwaku? Jiwaku menghendaki ku terus seperti itu.. Tak peduli apa yang terjadi..

" Sadarlah!! Ia sudah pergi, Sakura sudah pergi untuk selama-lamanya!!!" Teriaknya lagi.

Aku tetap terdiam...

Ia memelukku dengan erat.

" Aku tahu kau sedih... Karena aku juga merasakan apa yang kau rasakan..."
air matanya mengucur deras di pelukanku.

" Karena itu teruslah hidup demi dirinya.. Demi Sakura..."

Seakan bergejolak mendengar kata-kata terakhirnya, akhirnya jiwaku terbangun.
Kubalas pelukannya yang hangat itu... Lalu aku mulai menangis bersamanya..

" Aku bersalah... Jikalau nyawaku cukup untuk menggantikan tempatnya... Aku mau.." Kataku berharap... Walau aku tahu itu mustahil..

" Aku juga.." Balasnya padaku..

Kumohon biarkanlah aku menangis.. hanya untuk hari ini.....
karena aku tahu bahwa besok aku akan menjadi tegar untukmu...



Sakura....

==============================================================

Kisah ini diambil sehari setelah Sakura meninggal karena melawan Clow Reed..( Aku tahu Clow Reed baik, tapi sesekali jadi tokoh antagonis jahat ga pa pakan?) Syaoran yang kekuatannya ga cukup gagal melindungi Sakura yang mengorbankan nyawanya demi semua orang. O Iya, Meilin itu sepupu Syaoran kan? kalau salah maafin ya..

Let's go to Dufan! Pair : Kamui & Subaru 3

" Aduh, bisa di bunuh Pak Aoki nih.." Gumam Yuzuriha takut.
" Begitulah.... sebagai biaya ganti tembok kantor polisi, mobil sewaan Pak Aoki di sita deh..." Kata Sorata sedih.
flashback...
" Kalian bertujuh!!! Dasar! berani-beraninya ngerusak properti kantor!!!(yang dicetak miring itu bahasa Indonesia) Kata Polisinya.
" Ini orang ngomong apa? " Tanya Sorata.
" Nggak tau.. mending senyum aja deh biar kesannya kita orang baik-baik.." Ujar Karen
" Senyum embahmu! ekspresinya marah gitu!Sumpah deh Sakurazukamori kalah pamor sama ni polisi satu" Bentak Sorata.
" Kalian ganti biayanya 22 juta!" Teriak Si polisi.
" tadi dia bilang apaan sih? " Tanya Kamui penasaran.
" Aku sama sekali ga tau...." Kata Subaru seraya berbisik.
" Heh! Ayo ganti! " Bentaknya lagi.
Arashi yang dari tadi udah diem manyun, tiba-tiba berontak. Yang lainnya pada kaget melihat tindakannya itu.
" Maaf pak tapi kami belum ada uangnya..." Kata Arashi mencoba merayu si polisi.
" Kak Arashi bisa bahasa Indonesia? Hebat!" Gumam Yuzuriha kagum.
" Hebat calon istriku!" Bangga Sorata.
Kamui,Karen, dan Subaru lega.
Dilihatnya hati si polisi luluh oleh Arashi.
" OK, kalian ga usah bayar uangnya tapi..." Seru polisinya.
" Tapi...." Kata Arashi.
" Mobilmu kami sita! Atau ganti dengan uangnya!" Ujar sang polisi ( katanya luluh..).
" Apa?!" Teriak Arashi kaget, yang bikin Para Seals penasaran.
flashback udahan....
" Kok nasib harus begini ya?" Tanya Yuzuriha.
" Seenggaknya kita semua kena.." Kata Karen mencoba menghibur tapi sepertinya tidak berhasil.
" Belum biaya ganti rugi pertokoan yang kita rusak.." Ujar Subaru.
" Belum ke Dufannya..." Gerutu Arashi, kecewa juga.
" HUWAAAAA!!!!" Seru Kamui sedih atau tepatnya nangis.
" Kak Kamui kenapa? Luka kena serpihan kaca?! " Tanya Yuzuriha panik.
" Bukan.."
"Lah terus kenapa?" Tanya Sorata.
Dengan mata berkaca-kaca Kamui Berkata " Dari nada bicara kalian tadi.. hiks..hiks.. Ka..kayaknya kalian nyalahin aku..." Di lanjutkan dengan nangis lagi.
" Ga kok! " Ujar Yuzuriha nenangin.
" Ya kita cuma harus bayar 22 juta rupiah mata uang Indonesia..." Kata Subaru loyo.
" Dan itu uang yang banyak.." Kata Arashi.
" Dan sekarang kita terjebak di tengah kota yang kita sendiri ga tau ada dimana... tanpa transportasi..." Ujar Sorata.
" Mana aku pingin ke Dufan lagi..." Seru Yuzuriha terisak.
" Kayak hidup segan mati tak mau ya?" Kata Karen sedih.
" Pokoknya kita harus ke Dufan!" Teriak Kamui dengan lagak balitanya.
" Ini anak.. kita lagi kere kamui gue ulang, Kita lagi K-E-R-E, KERE! Ga da transportasi, duit udah nipis!" Bentak Sorata.
" Mana boleh gitu! udah dateng jauh-jauh dari Tokyo buat seneng-seneng, masa mau menderita juga di sini?!" Balas Kamui.
" Tapi nyatanya gitu!" Balasnya balik.
" Udah lu semua Tenang!!!!!!!!!!Gue udah muak ! Gue dari tadi udah diem dengerin lu semua ngoceh, sekarang gantian!!!!" Arashi meledak.
" ................" Timbul keheningan pada para seals
"Ehm.." kembali dengan tampang alim Arashi mulai berbicara" Semuanya lupa ya kalau kita naga langit yang bisa loncat-loncat gedung buat sampe tujuan?"
" O iya lupa...!!" Kata para naga langit malu sekaligus senang. Apa yang akan terjadi selanjutnya?????




To Be Continued......................




CLAMP School! Final Chapitre : Graduation

Akhirnya, kelulusan anak tingkat 3 tiba. Setiap murid kelas 1 dan 2 berhak untuk memasang pita kelulusan, tapi setelah selesainya pidato perpisahan dan upacaranya. Upacara dipimpin oleh Yuuko, sementara Kamui berpidato dalam pidato perpisahan.

Saat pemasangan pita, Kobato memasang pita untuk Hokuto, Syaoran pada Amaterasu, Nadeshiko pada Ryuuoh, Syaoron pada Emeraude, Suu pada Kamui dan sebagainya.

“Selamat atas kelulusannya, Kamui-san!!” seru Kobato dkk.

“Thanks. Sampai jumpa, guys. Tapi, tenang aja. Aku bakal ngunjungin kalian, dan tentu saja si Fuuma-san.” Kata Kamui.

“Uh. Aku bakal jadi ketua OSIS.” Kata Nadeshiko. Benar, Yuuko telah memilih pengurus OSIS selanjutnya, yang sebenarnya kriterianya adalah memiliki kekuatan atau ada koneksi dengan kekuatan. Kepengurusan untuk selanjutnya adalah :

Ketua OSIS : Nadeshiko Hanazawa
Wakil Ketua OSIS : Tomoyo Daidouji
Sekretaris OSIS : Kimihiro Watanuki
Bendahara OSIS : Kotaro Kobayashi

“Kok Suu-chan nggak dipilih sih?” tanya Nadeshiko.

“Habis, aku malas, nanti nggak bisa ketemu Subaru-san lebih sering lagi…” kata Suu alesan, padahal aslinya nggak mau jadi OSIS.

“Alesan. Ya udahlah, mending kita lihat penyerahan ijazah sama lempar topi kelulusannya.” Saat itulah, semua anak kelas 3 melempar topi kelulusan mereka, lalu saling berpelukan dan saling berfoto. Anak-anak kelas bawah pun memotret mereka, ada yang memberi kue dan sebagainya.

“Anak kelas 3 pada lulus… Suatu saat kita akan seperti ini…” kata Nadeshiko.

“Ya… Aku berharap kita juga seperti ini.” Balas Syaoron, membelai rambut Nadeshiko.

“Syaoron...? Oh, iya juga.. Aku ingin seperti ini. Aku berharap kita terus sekelas ya, Syaoron.” Nadeshiko pun seperti meminta permintaaannya dikabulkan oleh meteor (?)

Syaoron malah menciumnya, dan dia menganggapnya itu adalah “Ciuman Keberuntungan”. “Nadeshiko, semoga terjadi ya.”

“Apa-apaan tadi? Biarlah…” kata Nadeshiko sambil tersenyum.

Fuuma menemui Kamui. “Kamui-chan, sering-sering ke sini ya…Nanti aku bosan lho… Kamu nggak tanggung nih, kalau nanti aku malah macarin Karen?” tanya Fuuma menggoda Kamui.

“Emangnya Nona Karen mau sama Fuuma-san?Ngasal!” kata Kamui kesal.

“Tenanglah Kamui-chan… Bercanda kok. Pokoknya, sering kesini ya… Eh, Nona Karen tuh ya, bodinya ekstrim… Terus..” Kamui pun menutup mulut Fuuma.

“Heh, Nona Karen tuh punyanya Pak Aoki! Jadi, jangan sekali-sekali ngerebut hati Nona Karen, kalo nggak nanti kuaduin ke Pak Aoki.” Kata Kamui.

“Iiihh, Kamui-chan jahat!”

Akhirnya, anak kelas 3 lulus dengan bahagia, anak kelas bawah pun harus berpisah dengan mereka, dan semester baru akan segera datang. Sebentar lagi, mereka akan naik tingkat 2, dan memulai hidup baru.

~ The End ~

SELESAI! THE END! Akhirnya, CLAMP School! Selesai, dan terima kasih atas ide, masukan dan dukungan para pembaca sampai penyelesaian terakhir CLAMP School.

Waktu pemulaian CLAMP School! Season 2 bakal dimajuin jadi sekitar hari Kamis (pas waktu ultah nih) jadi makin cepet, dan para pembaca segera mengetahui season 2.

Akan ada beberapa karakter baru, seperti :

1. Midori Kanazawa
2. Kana Li
3. Rei Ryuuzaki
4. Nanami Ichinawa
5. Rosa Yumemiya
6. Takuma Fujino
Siapa itu Rei, Nanami, Rosa dan Takuma? Mereka digosipin kalau mereka adalah antagonis di season 2! Bagaimana dengan Midori dan Kana? Lihat saja di season 2!

CLAMP School! Special Chapitre : Kiss or Lick?

“Hah… Si Suu lama banget. Dimana ya dia? Udah kutunggu-tunggu nggak dateng-dateng juga. Ya udahlah, biar aku cari.” Ujar Subaru, mendesah kemudian pergi mencari Suu.

Tak lama kemudian, insting Subaru menunjuk ruang PKK, dan disana ada Suu yang sedang duduk di meja PKK. Subaru pun membuka pintu. “Suu? Kamu ngapain?” tanya Subaru.

“Eh, Subaru-san. Aku sedang buat sesuatu.” Jawab Suu.

“Apa itu?” tanyanya lagi.

“Tuh.” Suu menunjuk panci berisi coklat yang sedang dilelehkan di atas api kecil. “Aku buat ini untuk Subaru-san… Tapi ini sisa-sisa coklat waktu PKK, soalnya nggak sempat beli coklat masak. Sibuk sih.”

Setelah itu meleleh dengan sempurna, Suu pun menuangkan coklat itu ke segelas cangkir. “Nah, aku buat hot chocolate, nggak apa-apa kan?”

“Tak apa kok. Tapi sebelumnya…” Subaru pun mengambil cangkir itu, kemudian disiramnya ke Suu.

“Subaru-san?! Kok disiram sih…?!” ujar Suu kesal.

“Tenang saja, bukan marah kok…” Subaru memegang pipi Suu, kemudian dia mencium (lebih tepatnya menjilat… oh my god.) pipi Suu yang berlumuran coklat.

“Subaru…san?” Suu gemetar, bercampur senang, dan hatinya terasa mau meledak.

“Kamu tuh tambah manis kalau dilumurin coklat kayak gini… Sori ya, kalau aku nggak romantis.” Subaru pun mencium pipi Suu yang sebelahnya lagi.

“Eh… Eh… Uhm…” Wajah Suu benar-benar memerah sudah. Entah kenapa, dia tidak mau bergerak sekalipun, padahal ingin lepas.

“Nah… Terima kasih ya, Suu.” Kata Subaru, kemudian pergi meninggalkan Suu yang masih terdiam. Hatinya bergejolak. Dan tiba-tiba Nadeshiko dan Syaoron muncul.

“Hadiah terindah untuk Subaru-san, Suu… Hihihihi…” kata Nadeshiko.

“Nadeshiko-chan! Syaoron…!” kata Suu kaget.

“Mendingan kamu cuci muka deh, Suu.” Tambah Syaoron. Suu pun lari ke kamar mandi untuk cuci muka.

~ The End ~

Waktu nulis ini, rasanya udah kayak orang gila aja, soalnya bagian kiss or lick itu gw gak rela nulisnya… rasanya udah di luar batas gw nulis deh. Tapi, seru kan? Biarlah, yang penting puas. Sampai jumpa di final chapitre.