A/N : Warning : OOC dan Abal. Don’t like it, don’t read it
------------------------------------------------------------------
* Encounter *
“ Kau percaya? Dengan takdir?”Gadis itu menatapku sambil duduk, ia menantikan jawaban yang mungkin dapat memuaskannya.
Aku tak tahu siapa dia…
“ Takdir?...” Aku tidak dapat melihatnya dengan jelas.. Tapi dari cara bicaranya, dapat kusimpulkan bahwa ia gadis yang sangat baik.
“ Takdir adalah sesuatu yang telah ditentukan oleh dirimu sendiri setidaknya itulah yang dikatakan oleh ayahku…” Omong kosong… Aku telah berusaha untuk mengubah takdirku.. Tapi semuanya tetap sama, tidak ada yang berubah…
“ Mengubah takdir itu sangat berat… Bahkan aku juga telah berusaha sekuat tenaga…” Kalau begitu hentikan saja…
“ Tapi aku ingin mengubah masa depan.” Jawabnya mantap. Aku termenung oleh pikiranku sendiri. Berusaha mencerna perkataannya. Perkataanya yang berisi
Kesedihan….
Harapan…
Lalu yang terakhir..
Cinta…
Semuanya tercampur kedalam tekadnya itu. Hal yang membuatnya kuat untuk waktu yang lama.
Pedih yang ia tanggung adalah sesuatu yang membuatnya bertahan selama ini. Bertahan untuk hidup demi masa depan yang ia inginkan.
“ Namamu?” Tanyanya… Suaranya sedikit parau.. Seperti habis menangis.
“ Iroha Sumeragi…Nama yang aneh ya?…” Kataku. Aku tidak tahu dimana aku berada…Tapi.. Apa harus kukatakan sebuah ‘tempat’ kalau semua yang kulihat hanya kegelapan?
“ Tidak juga…” Aku sedikit terbelalak oleh jawabannya itu. Biasanya seseorang akan tertawa mendengar namaku.. Berbeda dengan dia yang menanggapinya dengan serius..
“Ngomong-ngomong aku Sakura… Salam kenal ya..” Walaupun samar-samar aku dapat melihat dengan jelas kesedihan dimatanya itu.. Mata Giok yang telah tumpul karena dihantam berkali-kali oleh keadaan disekitarnya.
“Ngg.. Sakura-san.. Ini dimana?” Aku berusaha melihat sekelilingku… Ternyata percuma saja.
“ Ini mimpi?..” Mimpi? Aku tidak ingat bahwa aku sedang tidur..
“ Mimpi saling berhubungan. Seperti mimpiku dan mimpimu…. Katanya melamun-pun kita bisa masuk dunia mimpi..” Pantas… Eh?…. Kenapa ia bisa mengetahui apa yang selama ini kupikirkan?
“ Kamu gampang ditebak sih..” Sakura berusaha menahan tawa saat melihat mukaku yang hampir menyamai tomat. Syukurlah.. Setidaknya ia masih bisa tertawa.
“Sudah keturunan ayahku ..” Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal, sedikit-sangat- merasa malu kepada Sakura.
“ Sifatmu mirip dengan seseorang yang kukenal…” Sakura mengepalkan tangan. Ia menutup matanya dan berusaha menahan tangis.
“ Seseorang yang paling berharga bagiku.. Suatu hari.. ‘Terjadi sesuatu yang menyedihkan’..” Ia melanjutkan ceritanya.
“ Namanya Syaoran. Ia selalu melindungi tiap saat… Berada di sisiku ketika aku membutuhkan… Dan juga cinta pertama dan terakhirku..” Sakura menghela napas.
“ Saat ‘kejadian’ itu terjadi.. Syaoran kehilangan hatinya…
“ Bukan salah Sakura kok… Meski aku belum sepenuhnya mengenalmu tapi aku yakin Sakura orang yang baik…” Aku meyakinkannya. Suatu hal yang hanya kulakukan pada orang tertentu saja.
“ Terima kasih…” Ia tersenyum.
“ I..Iya…” Tiba-tiba aku merasa sangat panik mengingat satu hal penting yang aku lupakan.
“
“ Aku harus keluar dari sini! Hari ini aku ujian masuk SMP! Aku harus bagaimana?!”
Sakura hanya tertawa mendengar jawabanku, sedangkan aku…. Jangan ditanya..
“ Aku tahu caranya…” Ia tetap tersenyum.
“ Apa?! ” Bingung, panik bercampur menjadi satu tepatnya seluruhnya menguasaiku.
“ Selamat tinggal ya.. Aku akan selalu mengingatmu..” Setelah kata-kata terakhir itu, Sakura mencubitku dengan keras, maksudku SANGAT KERAS.
“ SAKIT!!” Begitu tersadar aku sudah tiba di depan rumahku. Matahari bersinar terang, Bunga Sakura yang berguguran, .. Untunglah aku sudah tersadar..
Seragamku juga sudah lengkap.. Tunggu dulu…
Eh, matahari bersinar terang?
Aku telat!!!
Aku berlari kencang menuju sekolahku,
“ Iroha! Tasmu ketinggalan!” Ayahku meneriakan namaku dan jelas itu percuma, mengingat berapa puluh meter aku di depannya.
“ Anak itu… IROHA!!!” Ayah mengejarku sekuat tenaga, sayangnya tenaga tua dan tenaga muda itu tidak seimbang… Maka dari itu tentu saja ayah tetap tertinggal di belakang.
Nenekku-tepatnya nenek buyutku yang entah kenapa dikaruniai umur panjang- melihat dari kaca jendela rumah kami. Ia tersenyum menyaksikan peristiwa itu seperti tidak pernah melihatnya dalam waktu yang sangat lama.
“ Subaru-sama dan Iroha-sama semangat sekali ya?” Kata Kagami, salah satu anggota keluargaku yang sedang mengantarkan teh dialasi nampan kepadanya.
“ Iya.. Sudah lama sekali aku melihat Subaru tersenyum…” Ia meminum tehnya dengan perasaan damai lalu meletakkannya di tempat semula.
“ Aku juga.. Pasti anda bahagia ya?” Kagami tersentak melihat nenek yang terdiam. Matanya tertutup rapat, ia tersenyum dan sebutir air mata mengucur melewati pipinya itu.
Kagami tersenyum.” Semoga anda bahagia…”
Sakura duduk termenung dan memandang sekelilingnya dengan perasaan kosong. Ia menangis.
“ Jangan bersedih ..” Suara itu terdengar lembut di telinga Sakura.
“ Siapa?...” Ia melihat seseorang yang mengulurkan tangan kepadanya.
“ Aku Kimihiro Watanuki.. Kita pernah bertemu di toko Yuuko saat kau masih tertidur, Sakura…”
A/N : Cerita ini di buat sebelum Sakura bertemu Watanuki di dunia mimpi ( Baca xxxHolic Chapternya.. Lupa dan TRC antara Chapter 170-173 kalau ga salah dan belum mastiin di TRC ada atau ga).