Mystic Constellation (initial concept) Chapter 1 - Part 1

Mystic Constellation
(initial concept)
Chapter 1 : The Real Fate of Me (Part 1)

***

Bumi, planet tempat tinggal manusia yang sebenarnya menyimpan banyak misteri kehidupan. Berbagai peristiwa terjadi disana, termasuk bencana besar yang hampir saja memusnahkan seluruh isi bumi. Namun, seorang Miko bersama keempat Penjaga Simbol Konstelasi, mereka berhasil mencegah terjadinya bencana tersebut. Seiring perkembangan waktu, keempat penjaga disegel oleh sang Miko untuk menjadi antisipasi apabila di masa selanjutnya, bencana itu datang kembali...

1 abad telah berlalu, dunia tidak mengalami apa-apa yang bersifat sangat berbahaya. Sihir pun dianggap telah musnah di dunia, meski sebenarnya sihir itu tetap ada. Hanya saja keberadaannya tidak bisa dirasakan oleh orang biasa. Keempat Penjaga Simbol Konstelasi disegel dalam berbagai benda, disimpan di tempat terpisah. Tetapi, akhir-akhir ini memang mulai terjadi sedikit kejanggalan, seperti angin kencang yang sempat tidak berhenti selama 2 hari. Semua menganggap hal itu biasa - padahal sebenarnya itu adalah tanda-tanda bahwa bencana itu bisa saja datang kembali.

Michiru's POV

Namaku Michiru. Michiru Katsura. Umurku 15 tahun dan sekarang aku telah duduk di bangku kelas 3 SMP. Entah kenapa akhir-akhir ini firasatku tidak enak, seperti memperingatkan aku bahwa akan ada sesuatu yang mengejutkan akan terjadi. Padahal kupikir kehidupanku ini biasa saja, karena aku memang murid SMP biasa yang tidak begitu cerdas dan tidak pula memiliki paras yang cantik.

Meski begitu aku memiliki beberapa teman, dan aku paling akrab dengan gadis bernama Misora Tamano. Dia cantik, cerdas dan memiliki tingkat observasi yang cukup tinggi. Tapi dia sangat baik, dan aku juga mempercayainya sepenuhnya. Kami saling mengenal sejak kami kelas 1 SMP, dan kami satu kelas sekarang. 

"Michi... Selamat pagi!" sapa Misora melihat aku datang menghampirinya. Ya, kami selalu pergi berangkat sekolah bersama.

"Apa aku terlambat?" tanyaku, tidak ingin membuatnya menunggu terlalu lama.

Misora menggeleng. Fuh, aku memang kadang suka telat bangun sih, makanya sejak aku berangkat bersama Misora setiap hari, aku selalu mencoba untuk bangun pagi.

"Michi?" kata Misora melihatku aneh. "Kamu khawatir bangunnya telat ya?"

Satu pisau tertancap. Tepat sekali, Misora memang observatif seperti biasanya. "Hehehehe, iya... Habis kalau kamu menunggu terlalu lama, aku jadi ga enak..."

"Tidak apa-apa~ Toh, aku juga datangnya tidak pagi-pagi banget kok." ujarnya ramah. Ah, senangnya punya sahabat sepertinya.

Sesampainya di sekolah...

Aku pun menaruh tasku di mejaku yang berada di dekat jendela, kemudian tiduran sebentar sampai akhirnya seorang laki-laki mengusiliku dengan mengambil tasku yang kujadikan bantalan tidur. "Geh... Ryosuke!"

"Tahu juga kamu, Michiru." kata Ryosuke. Ryosuke Kitamura, laki-laki yang adalah sahabat masa kecilku. Meski dia usil, sedikit-sedikit aku memang menaruh perasaan padanya karena dia selalu ada ketika aku kesulitan - misalnya kalau aku tak sengaja terpeleset. Itu semua karena kecerobohanku.

Aku naik dari bangkuku. "Jelaslah! Yang selalu mengusiliku hanya kamu tahu," Aku pun mengambil tasku kembali secara paksa darinya. "Kekanak-kanakan banget sih."

"Kamu ceroboh, sehingga aku selalu harus menolongmu. Jadi kamu yang kekanak-kanakan..." balasnya tak mau kalah.

Misora datang menghampiri kami berdua. "Kalau pacaran jangan disini dong. Ini kan kelas, tempat untuk belajar..."

"Misora-chan!" ujarku memerah. 

Ryosuke buang muka, tidak seperti biasanya. "Mana bisa pacaran sama orang kayak gini... Ga bisa diandalkan."

"Aku juga ga mau pacaran sama orang kayak kamu tahu!" seruku marah.

"Bercanda... Toh kita kan cuma sahabat masa kecil, tertipu~" Ryosuke main kabur dari kelas, artinya dia minta ditonjok nanti. Dari kecil, aku memang sudah biasa bertengkar dengannya sehingga aku menganggap hal itu biasa. Tapi Ryosuke tadi sempat membuang muka, kenapa ya...?

[bel masuk berbunyi]

Ah, bel ya? Aku pun kembali ke mejaku untuk duduk dan segera mengeluarkan alat tulisku. Kebetulan mata pelajaran pertama hari ini adalah Matematika. Aku tidak terlalu menyukai pelajaran ini dan gurunya agak galak, sehingga aku sudah harus bersiap untuk menghindari ocehannya nanti.

***

[bel istirahat kedua berbunyi]

Aku menguap sebentar, tak kusangka waktu cepat mengalir. Sudah istirahat kedua saja, dan itu sudah membuatku ngantuk. Misora datang menghampiriku, membawa makanan kesukaanku - roti melon. "Gyaaah! Roti melon! Misora-chan, kamu memang baik~"

"Dari tadi kamu ngantuk terus, aku agak khawatir sehingga kupikir ini akan membuatmu bersemangat." ujarnya dengan ramah seraya menyerahkan sebungkus roti melon yang masih enak.

Dengan cepat aku membuka bungkusnya dan langsung melahap roti pemberian Misora. "Nyem, nyem, wenak..." kataku sambil makan.

"Hahahahaha, Michi, kamu masih makan... Habiskan dulu, nanti tersedak." 

Belum 1 menit, aku keburu tersedak. "Uhuk! Uhuk, hoeeeee...." ujarku agak tersedak. Dengan cepat Misora menyerahkan minum padaku. "Fuah... Lega..."

Misora pun menasehatiku, "Sudah dibilang jangan bicara dulu, makanya jadi tersedak kan?" Lagi-lagi ini semua karena kecerobohanku. 

"Maaf, habis aku senang banget diberi roti melon. Sekarang saja aku lagi ga punya uang, Misora-chan baik deh~" ujarku memujinya.

"Iya, iya... Oh ya, Michi. Kudengar ada sebuah kuil lho, didekat sini. Mau kesana nanti? Kamu lagi ga ada klub kan hari ini?" Kuil? Kedengarannya menarik. Aku memang agak menyenangi hal-hal berbau sejarah begitu sih, jadi aku mengangguk saja.

"Oke, lagipula hari ini tidak ada klub." kataku menyetujuinya.

Misora pun tersenyum. "Jadi kita nanti pergi ya, tapi sebelumnya aku harus ke ruang guru sebentar dulu. Kamu tunggu saja di depan gerbang sekolah."

To be Continued to Chapter 1 - Part 2

=========================================================================

Yosh! O-hisashiburi desu ne~ Kira-kira tahun 2012, cerita original ini menjadi post pertama? Wuhu! Selain itu, sebenarnya blog ini akan berulang tahun 2 hari lagi - tanggal 31 Januari 2012! Tunggu kejutan menarik nanti!

Cerita ini akan dijadikan konsep awal untuk komik fantasi yang menyatukan unsur mitologi Jepang dan Empat Simbol Konstelasi (Genbu, Seiryuu, Suzaku, Byakko) serta sedikit seperti sihir (sihir kuno, sihir Jepang). Sengaja dibuat jadi 2 part karena saya capek juga buatnya (saya masih sakit!)

Planning Karakternya, udah ada untuk Michiru, Misora, sang Suzaku dan Byakko. Ryosuke dibuat dengan cara ekspres. Sifatnya... Michiru dan Misora sudah bisa ditebak. Saya bocorin aja untuk Suzaku dan Byakko.

Suzaku
Sifat :
- sebenarnya pedulian
- sedikit galak, kadang meledak-ledak
- suka menolong
- kuat dan enerjik
- sulit mengungkapkan perasaan secara lancar
- berpikir sebelum bertindak

Singkatnya. Jelmaan Suzaku adalah salah satu karakter tsundere.

Byakko
Sifat :
- cerdas
- pedulian
- penyayang yang agak berlebihan
- emosian kalau diganggu
- memiliki kegemaran pada sesuatu yang imut
- tekadnya kuat, sekali bertekad sulit dilepas

Singkatnya. Jelmaan Byakko adalah salah satu karakter yandere.

Suzaku dan Byakko akan banyak bertengkar, dimana Byakko menganggap Michiru imut (ngomong2 Byakko itu cewek, Suzaku itu cowok jelmaannya) dan Suzaku berusaha untuk melindungi Michiru. Hahahahaha, tunggu aksi mereka.

Tunggu part 2 ya~