Sadness

Note: Pertama kali bikin cerita tragis, but please enjoy!

==========================================================

Mukamu pucat....

tubuhmu terasa dingin....

Kenapa kau tidak membuka matamu?

Kenapa kau tidak membalas panggilanku?

Tidakkah kau lihat air mataku yang terus mengalir ?

Aku rasa kau memang tidak melihatnya...

Semuanya memudar... aku membuka mataku...
Aku tersadar di kamarku dapat kurasa mataku sembab. Sepertinya aku menangis dalam tidurku.. sepertinya? Ya ... aku memang menangis.

Kusalahkan semuanya pada diriku. Atas semua yang telah kulakukan padamu..
Apakah kau memang menghendakinya? Aku tak tahu... Karena itu aku tak puas..
Aku ingin semua orang menyalahkan ku atas segalanya.. Aku ingin mereka menyalahkanku lebih dari ini... Agar aku tahu... Bahwa aku memang tidak mampu melindungimu.

Aku mendengar ketukan pintu...

Aku tak membukanya.. Aku tidak ingin ada yang melihatku dengan keadaan menyedihkan ini..
Sungguh.. Aku begitu menyedihkan..

Pintu perlahan-lahan terbuka.... Aku rasa ia tidak peduli bahwa aku akan keberatan ia mengganggu privasiku.. Tapi apa peduliku?

" Syaoran.." Aku melihatnya.... Gadis itu adalah Meilin ... Sepupuku...

Matanya berkaca-kaca... Aku tahu ia ingin menangis...

Aku ingin menghiburnya... Tapi aku tahu... Bahwa akulah yang membuatnya menahan air matanya itu.... Aku sungguh orang yang tidak berguna...

Ia mendekatiku dan meletakkan tangannya yang hangat di pipiku..

" Kumohon.." Aku dapat melihatnya.. Ia mulai menangis...

" Kumohon maafkanlah dirimu...." Ia terisak sambil terus melanjutkan kata-katanya.

" Karena kau gagal melindunginya.. tapi itulah jalan yang ia pilih.. untuk menyelamatkan kita semua"...

Aku mendengarnya... Tapi seperti angin yang berhembus... Aku melupakan kata-katanya..

Mataku memandang lurus bukan kearah matanya... Aku tidak peduli apa yang kulihat...
Asalkan bukan matanya..

" Syaoran, lihat aku!!! Lihat mataku, kumohon!" Teriaknya.

Aku terdiam.. Aku tidak peduli.... Walau kulihat ia menangis, aku tak dapat berbuat apa-apa...
Tubuhku ingin menenangkannya tapi jiwaku? Jiwaku menghendaki ku terus seperti itu.. Tak peduli apa yang terjadi..

" Sadarlah!! Ia sudah pergi, Sakura sudah pergi untuk selama-lamanya!!!" Teriaknya lagi.

Aku tetap terdiam...

Ia memelukku dengan erat.

" Aku tahu kau sedih... Karena aku juga merasakan apa yang kau rasakan..."
air matanya mengucur deras di pelukanku.

" Karena itu teruslah hidup demi dirinya.. Demi Sakura..."

Seakan bergejolak mendengar kata-kata terakhirnya, akhirnya jiwaku terbangun.
Kubalas pelukannya yang hangat itu... Lalu aku mulai menangis bersamanya..

" Aku bersalah... Jikalau nyawaku cukup untuk menggantikan tempatnya... Aku mau.." Kataku berharap... Walau aku tahu itu mustahil..

" Aku juga.." Balasnya padaku..

Kumohon biarkanlah aku menangis.. hanya untuk hari ini.....
karena aku tahu bahwa besok aku akan menjadi tegar untukmu...



Sakura....

==============================================================

Kisah ini diambil sehari setelah Sakura meninggal karena melawan Clow Reed..( Aku tahu Clow Reed baik, tapi sesekali jadi tokoh antagonis jahat ga pa pakan?) Syaoran yang kekuatannya ga cukup gagal melindungi Sakura yang mengorbankan nyawanya demi semua orang. O Iya, Meilin itu sepupu Syaoran kan? kalau salah maafin ya..

0 comments:

Post a Comment