Disclaimer : Kucing terbang itu ga ada, kalau ada pun aku ga punya. Maka dari itu aku ga punya semua karya CLAMP yang legendaris dan hebat itu.
Chapter 2
Why My Sister Always Interfere My Love?
>>><<<
Suu pun berjalan menuju ruang kepsek. Entah apa yang terjadi hingga dia harus dipanggil Ichihara Yuuko – si kepsek yang memiliki hobi minum sake di hari pertama. Tapi, mau bagaimana lagi dia harus ke sana. Selain itu, Suu masih merasa ‘berdebar-debar’ karena kejadian tadi.
“Apa ada sesuatu ya? Kenapa sih harus dipanggil di hari pertama, apa aku bersalah ya?” pikir Suu dalam hati. Suu pun sampai di ruang kepsek, dan terlihat Yuuko sedang duduk dengan santai menunggui Suu bersama Watanuki. Seperti biasanya, Watanuki membawakan bekalnya.
“Selamat pagi, Suu-chan. Berita buruk ada untukmu, datang dari Shinonome.” Ujar Yuuko dengan nada senang.
“Buruk…? Apakah sesuatu terjadi dengan… Aoi?” tanya Suu yang kelihatannya mulai menebak-nebak berita buruk yang dikabarkan oleh Yuuko.
“Adikmu, Shirakawa Aoi menyebabkan masalah besar di Shinonome dalam waktu 2 hari dan kepseknya sudah nggak tahan dengan kelakuannya, dan aku memutuskannya untuk membawanya kesini. Selain itu, aku memintamu untuk menjaga adikmu untuk tidak melakukan masalah, ok?” Suu melongo lebar-lebar. Aoi? Ada di CLAMP School? Oh, kenapa Tuhan tidak pernah berpihak pada Suu?
Suu pun keluar dari ruang kepsek dengan penuh pundung. “Setiap hari bakal menjadi neraka bagiku.” Gumam Suu yang udah gempor dibuat adiknya. Ya, adiknya itu adalah troublemaker sejati. Sejak kecil, Suu udah dijailin sama adiknya sendiri.
Catatan 1 : Shirakawa Aoi memiliki sebuah hobi yang paling gila, membuat masalah.
Kemudian, saat Suu melewati ruang OSIS, terlihat Nadeshiko keluar dari ruangan itu. “Eh, bagaimana dengan perbincanganmu di ruang kepsek?” tanya Nadeshiko.
“Gila banget.” Jawab Suu yang masih aja pundung. Nadeshiko pun memandang Suu sebentar, membuat Suu heran. Kemudian, Nadeshiko menepuk pundak Suu yang sedang gundah.
“Sabar aja. Adikmu harus kamu tangani dengan cara apapun. Minta bantuanku kalau ingin menghadapi dia.” Suu melongo lebih lebar lagi.
“Kok… bisa? Kamu…”
“Aku bukan cenayang, ok? Selain itu, nggak usah gundah deh, Pak Subby bisa gelisah ngeliatin kamu kayak gitu.”
Lebih parah lagi. Dia tahu semua yang berada dalam pikiran Suu. Subby? Nadeshiko memberi julukan ‘Subby’? Just what the heck she thinking?
“Subby nama yang lucu kok, aku dapat inspirasi dari kata ‘Chubby’. Udah ya, bye…” kata Nadeshiko meninggalkan Suu yang masih aja kaget. Nadeshiko beneran cenayang atau apa ya? Atau Suu sendiri ada yang salah?
Suu pun pergi ke pohon di tempat biasa dia bersantai alias tempat pelarian Fisika jaman dulu gitu, sekarang Suu udah nggak pernah kabur lagi dari pelajaran Fisika. Dia mengenang masa lalunya yang cukup membahagiakan. Di saat dia kejar-kejaran bagaikan Tom and Jerry… Ok, lebih tepatnya Subaru dan Suu.
“Nostalgia nih, Suu?” ujar Subaru yang tiba-tiba saja datang. Tentu saja Suu kaget dong, namun masih kalah kaget sama yang tadi.
“Eh, iya… Nginget saat-saat kejar-kejaran sama Subaru-san…” kata Suu dengan tersipu malu.
“Nggak usah malu-malu, Suu. Oh ya, kamu kok gelisah sih? Adik kamu?” tanya Subaru. Suu lagi-lagi dikagetin. Cenayang kedua, Sumeragi Subaru. “Aku bukan cenayang, lho?”
“Aduh… Kok bisa sih?”
“Kamu mudah ditebak, bagaikan buku.” Jawab Subaru dengan santainya.
“Nasibku…”
Catatan 2 : Hanazawa Nadeshiko dan Sumeragi Subaru adalah cenayang hebat yang pernah Suu temui seumur hidupnya.
“Oh ya, kamu berdebar-debar ya, saat kupanggil namamu?” tanya Subaru, mengelus rambut Suu yang pirang itu. Suu langsung blushing dengan cepatnya. “Kamu lucu, lebih tepatnya cantik kalau lagi blushing.”
“Eh, Subaru-san… Nggak usah…”
“Ngerayu? Aduh, emangnya aku Fuuma?”
“Mirip-mirip.”
“Em… Suu, kamu nggak usah ragu-ragu manggil aku tanpa panggilan ‘-san’ kok. Subaru aja boleh…” Suu langsung berdebar-debar lagi. Manggil guru hanya dengan nama pendeknya? Itu nggak pernah dialami olehnya!
Tiba-tiba, terjadi keributan. Seorang murid CLAMP School makanannya dimakan oleh seorang gadis lincah yang tadi baru aja manjat dinding sekolah. “Hmm… Telur gulung memang selalu enak. Thanks!” serunya dengan senang.
Suu menyadari itu dan tahu siapa yang telah melakukannya. “AOI! Jangan membuat keributan di saat kamu sudah melakukannya di Shinonome, bodoh!!” seru Suu dengan nada kesal.
“Uups, Onee-chan sudah datang. Kabur ah~~~” Aoi dengan cepatnya melangkah-langkah di tembok tanpa merasa takut jatuh. Suu sendiri berusaha ngejar Aoi, meskipun sampai ngos-ngosan. Subaru pun membantunya.
“Aoi, berhenti!! Kenapa sih kamu selalu membuat masalah?” Suu pun melompat ke tempat Aoi sedang berdiri – alias tembok, dan menampar Aoi. “Puas?”
“Ma… maafkan aku, Suu-hime-sama.” Ujar Aoi yang kelihatannya bukan marah tapi bercanda sambil senyum-senyum.
“Aoi! Hentikan bercandaanmu itu!”
“Mana bisa aku berhenti bercanda? Membuat masalah hobiku, dan menjadi salah satu bagian hidupku. Onee-chan, kalau nampar aku lagi… Bisa kubeberin siapa orang yang disukai Onee-chan…” Suu kaget. Saat itulah, Aoi’s Mulut Ember Mode ON, dan Suu nggak bisa berkutik.
“Okelah, terserah kamu! Tapi sampai kamu membuatku lebih marah lagi… Aku tak peduli kalau kamu beberin itu!” ujar Suu, meloncat ke bawah dan meninggalkan Aoi. Aoi malah senyum-senyum senang saja.
>>><<<
Esok harinya, Aoi sudah berada di kelas barunya , 1-A. Dia mengenal seorang gadis bernama Li Kana, dan dia menjadikan Kana asistennya. Dalam satu hari, Suu sudah dikerjai sebanyak 3 kali. Suu yang udah marah, sampai kelewatan tetap nggak bisa berkutik.
“Duh, Aoi udah bikin stres aku banget… Rasanya nggak bisa konsentrasi ke pelajaran. Masa sih waktu pelajaran budi pekerti aku dimarahin sama Tachibana-sensei? Cuma gara-gara tuh anak satu.” Keluh Suu kepusingan.
“Suu-chan, tenanglah. Masih ada kami kok… Kenapa nggak minta bantuan Nadeshiko-chan aja? Kalau dia udah marah, melebihi Yuuko-san. Sadis pula.” Ujar Kobato, menyantapi bekalnya.
“Huduh… Temannya yang bernama Li Kana itu sama-sama sadis kayak dia, malah lebih.” Suu tuh udah bingung mau ngapain lagi soal adiknya yang benar-benar troublemaker. Sampai kapan sih dia bisa diam aja untuk satu hari.
“Apa? Kana?!” tanya Syaoran yang baru aja datang. “Gila tuh anak, kalau bersatu sama adikmu itu duo combo super parah.”
“Kamu kenal Kana?” tanya Sakura yang juga ada di sana.
“Nggak Cuma kenal, kita itu berhubungan antara paman dan keponakan. Lupa aku ceritain tadi malam dia datang…”
(Flashback)
‘TING TONG TING TONG’ Nadeshiko pun yang baru saja selesai nyuci membukakan pintu apartemen. Seorang gadis berambut coklat muda yang sedikit mirip Syaoran pun membawa koper dan ransel. “Ada Syaoran-san dan Syaoron-san?”
“Oh, tunggu sebentar ya. Syaoran! Ada tamu, seorang cewek… Dia bawa koper dan ransel.” Ujar Nadeshiko memanggil Syaoran.
“Oke, biar aku ke sana.” Syaoran melongo lebar-lebar melihat cewek yang sangat dikenalnya itu. “Kana?!”
“Paman Syaoran, aku kangen~~~” kata Kana memeluk Syaoran.
“Ada apa kamu disini?!” tanya Syaoran langsung melepas pelukan Kana.
“Aku disuruh Nenek Yelan sekolah disini, ngawasin Paman Syaoran dan Paman Syaoron. Aku sekolah di CLAMP School, jadi sama-sama Paman. Mana Paman Syaoron? Aku juga kangen!” seru Kana melirik sana-sini.
“Syaoron lagi ada shift kerja di coffee shop dekat sini, baru pulang jam setengah sepuluh malam.” Jawab Nadeshiko.
“Mumpung-mumpung, ini siapa, Paman?” tanya Kana.
“Ini Hanazawa Nadeshiko, teman Paman dan… pacar Paman Syaoron. Dia tinggal di sini.” Jawab Syaoran.
“Kakak cantik ya! Masih lebih cantik dari pada Bibi Meilin. Aku tidur di kamar kakak aja ya? Jadi, aku mau taruh bawaan dulu.”
“Oke, kamarku ada di dekat ruang TV, yang kanan.” Kana pun pergi membawa kopernya ke dalam kamar Nadeshiko.
“Nadeshiko, kok kamu bisa ngahadepin dia sih? Aku aja ogah.”
“Ah, biasa aja. Dia baru kenal sama aku, paling kalau udah agak akrab baru dia mulai bikin trouble.” Syaoran berpikir hal yang sama dengan Suu, cenayang.
“Ya udah, aku mau ke dapur dulu. Buat makan malam. Tutup pintunya, Syaoran.” Nadeshiko pun pergi meninggalkan Syaoran. Syaoran menutup pintu apartemen dan menaruh sepatu Kana yang berantakan ke dalam rak.
Sementara itu, Kana pergi ke ruang TV. “Paman~~~ Kok ga ada TV sih? Aku kan mau nonton SpongeBob, selain itu tiap pagi aku langganan nonton Humor di Pagi Hari. Apartemennya ga ngasih TV?” Syaoran menelan ludah. Jadi ingat saat merusak TV.
“Pamanmu itu, Kana-chan, merusak TV bersama dengan kakak kembarnya.” Sindir Nadeshiko sadis.
“Wah, Paman parah! Pantas Paman dan Paman Syaoron kerja, ngeganti TV? Oh, kasian.”
(End of Flashback)
“Jadi, begitu toh…” kata Kobato mendengar curhatan hari Syaoran, eits cerita kedatangan Kana. Memang cerita-cerita Syaoran selalu lucu, akibat adanya Kana dan Nadeshiko.
“Yah, nasibku…” ujar Syaoran putus asa.
Tiba-tiba, saat Suu baru mau membuka bekalnya. Ada botolan saus tomat yang dari tadi ditekan oleh tutup bekal dan menyemprot Suu. “AOI…!!!!” Suu pun mengelap mukanya dengan saus tomat, dan entah kenapa dia mulai merasa pusing.
Akhirnya, Suu sudah nggak kuat dan langsung ambruk. “Suu-chan!!” seru Kobato dan Sakura kaget. Syaoran juga ikut kaget dan segera mencari Subaru. Beberapa menit kemudian, Subaru datang.
“Apa yang terjadi dengan Suu?” tanya Subaru.
“Pingsan pak… Kayaknya badannya panas.” Jawab Sakura, mengecek suhu badannya. Ternyata Suu beneran panas. Subaru pun menggendongnya ala putri, dan dibawanya ke UKS. Setelah itu, bel berbunyi dan murid-murid harus masuk.
Sesampainya di UKS…
Subaru terus menunggui Suu. Soalnya di jam itu nggak ada pelajaran Fisika. Jadi, dia bisa menunggui Suu. Kemudian, datanglah Seishirou. “Nggak balik ke ruang guru, Subaru-chan? Atau enaknya manggil Subby?”
“Seishirou… Tak perlu manggil Subby segala deh. Dan aku lebih baik menungguinya.”
“Subby datang dari kata ‘Chubby’. Nadeshiko dan aku sempat berbincang-bincang dan kami memberimu julukan Subby. Kan imuts?” ujar Seishirou dengan nada imut dan bercandanya itu.
“Ah dasar Nadeshiko. Tapi anaknya rajin, tegas pula.” Kata Subaru, yang biasanya minta bantuan dari sang ketua OSIS itu. Bahkan, saat Subaru memutuskan untuk menjaga Suu di rumah sakit saat kecelakaan, Nadeshiko menggantikan dia mengajar.
“Subby, kalau mau terus menjalin hubungan sama Shirakawa, terus bahagiain dia. Saat ultah, kasih hadiah. Jangan pernah beralih ke cewek lain. Tetap care sama Shirakawa, kalau sakit terus jaga. Cek keadaannya dan selalu peduli sama dia. Ajak kencan juga. Turutin kemauannya dan…” jelas Seishirou panjang lebar yang mendadak jadi advisor cinta Subaru.
“Udah ah, kalau itu juga tahu.”
“Ah, Subby berubah deh. Waktu masih 16 tahun, Subby nggak kayak gini…” kata Seishirou menginginkan Subaru yang dulu.
“Jangan ungkit-ungkit masa lalu, Seishirou.”
“Dan waktu itu, kita sempat menjalin hubungan kayak Kamui-chan dan Fummy.” Kata Seishirou dengan nada yang imut seperti biasanya dan senyum iblis yang merona. Terus, dia beri nama julukan pada Fuuma, pula.
Catatan 3 : Sakurazuka Seishirou memiliki wajah yang tampan dan suara imut, dan senyumnya juga indah. Namun senyum itu rasanya membunuh, atau Devilish Smile.
“Kan udah kubilang, jangan ngungkit. Itu udah lama banget.”
“Belum lama, baru 9 tahun aja lama.”
“9 tahun tuh sama aja dengan 3285 hari, itu lama tahu.”
“Ya deh, terserah Subby.”
>>><<<
Suu terbangun dan Subaru yang dari tadi dengan setia kayak anjing Golden Retriever nungguin majikannya ngasih makan nemenin Suu. “Subaru…san? Kok masih ada disini?”
“Aku nungguin kamu. Ada masalah?” tanya Subaru dengan santainya.
“Terima kasih, Subaru.” Jawab Suu yang nggak sadar kalau dia manggil Subaru dengan nama pendeknya.
“Akhirnya, setelah sekian lama aku menunggu kamu manggil nama pendekku, terjadilah juga.” Suu memang selalu memanggil namanya dengan ‘Subaru-san’, telah mengubah panggilan itu. Kemudian, datanglah Aoi dari jendela.
“Yahooo! Bagaimana nih, si pasangan lovey-dovey? Onee-chan, tenang aja. Aku sudah merestui dan mengakui cinta kalian. Aku ngerjain kalian supaya kalian tambah dekat.” Kata Aoi.
“Kamu bukan Otou-san atau Okaa-san, ngerestuin segala. Tapi… Thanks. Cuma, jangan ikut campur deh! Selalu aja kamu ikut campur soal kisah cintaku. Waktu SD, nggak ada laki-laki yang mau kencanin aku gara-gara kamu, tahu ga?” sindir Suu.
“Adiknya protective sama kakak.” Kata Subaru mengingat kalau dia sendiri protective sama kakaknya.
“Iih, Subaru…”
“Oke deh, Onee-chan. Happy loving.”
“Jangan lagi-lagi kamu buat aku stres…!!!!” seru Suu mengejar-ngejar Aoi. Kayaknya bukan Subaru and Suu, tapi Suu and Aoi deh.
To be continued…
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oke, cerita kali ini selesai. Setelah sekian lama chapter 2 nggak pernah muncul, muncul juga. Maaf kalau publish lama, soalnya internet lagi mati T_T. Tapi, stay on ke chapter 3, karena disinilah unsur actionnya bermula. Selain itu, noticed catatan-catatan yang tertulis miring? Itu hanya komentar-komentar Suu yang menjadi tambahan agar tambah seru. Coba kalian cari catatan-catatan itu ya!
Selain itu, ada 2 profil para karakter CLAMP School, jadi liat aja tiap chapter.
Hanato Kobato
Arti nama : Merpati Kecil (Kobato)
Ulang tahun : 12 Maret (versi CLAMP School)
Zodiak : Pisces
Lahir : Tokyo (versi CLAMP School)
Fav. Food : Makanan Jepang
Fav. Flower : Lily
Fav. Subject : PKK
Li Syaoran
Arti nama : Plum (Li), Serigala Kecil (Syaoran)
Ulang Tahun : 13 Juli
Zodiak : Cancer
Lahir : Hong Kong
Fav. Food : Tenshindon dan Coklat
Fav. Flower : Peony
Fav. Subject : Matematika
Tunggu profil lainnya ya~!
0 comments:
Post a Comment