Tsugi no Emono : Maybe part 1 or Maybe the End

Sakura berjalan lebih cepat dari biasanya. Setiap detiknya ia mulai menambah kecepatan kira-kira 8m/4s, ya jelaslah…. Dia telat masuk sekolah. “ Aduh, telat banget nih!” Sambil mengeluh ia tetap berjalan secepat mungkin agar sampai di sekolahnya yang tidak lain adalah Horitsuba Academy. “ Ah, kenapa juga aku pakai lupa masang weker? Mana kak Touya ga bangunin aku lagi! Dasar kakak jelek!” Sakura,Sakura… Bisa-bisanya nyalahin Touya sedangkan kamu tahu bahwa semuanya itu salahmu sendiri….

Ia melihat jam tangannya dengan tergesa-gesa.” Jam 8.30 ?! Berarti pelajarannya Pak Seishirou donk? Wah bisa tewas aku! Kenapa aku ga bolos aja sih?!” Seketika Sakura mematung di tempatnya berdiri.” O iya, apa aku bolos aja ya?” Ia mulai mengenggelengkan kepalanya guna mengusir niat buruk itu, ya namanya juga Sakura kalau sifatnya begitu ga ada yang ngefans sama dia. “ Udah sampai sini ga mungkin balik lagi!”Akhirnya, iapun berlari hingga sampai ke depan gerbang sekolahnya yang sayangnya sudah di tutup rapat-rapat.” Ah! Tewas beneran aku…” Ucapnya lirih. Ga tega dia memikirkan hukuman apa yang akan menimpanya.

“ Sedang apa berdiri di situ Kinomoto?!.” Sakura celingak-celinguk mencari sumber suara itu.” Oi, aku ada di depanmu!” Di balik pagar besi tersebut, seorang guru olah raga yang pada dasarnya beda 70 cm sama Sakura berdiri dengan gaya angkuh. “ Oh.. Hai Pak Kurogane!” Sapa Sakura. Author juga rada bingung kenapa Sakura ga sadar ada Kurogane yang tingginya bagai jerapah di belah dua.” Sudah telat masih pakai acara sapa segala lagi?!” Ya mau bagaimana lagi sih? Dari sananya Sakura emang ga bisa marah kecuali sama Touya. “ Ya gitu deh pak….” Sakura menunduk. Ia ga mau lihat wajah Kurogane yang sudah sematang air panas itu, bahaya kalau kena semprot. Nanti kulit melepuh.

“ Kamu takkan kuizinkan masuk!” Kurogane melipat tangan di dadanya, sedangkan Sakura sudah shock berat. “ Tapi Pak…” Belum di lanjutin sudah di potong.” Tak ada tapi-tapian! Mending kamu tunggu di sini sampai jam istirahat!!” Sakura berteriak, lantaran dari tadi kalah adu mulut sama Kurogane. “Pak, Ini pelajarannya Pak Seishirou!” Kurogane terdiam sesaat. Ia mulai merogoh kantong di celananya dan mengeluarkan sebuah kunci lalu dengan cepat ia membuka gerbang seberat satu ton itu. “ Kinomoto masuklah!” Sakura sedikit tercengang melihat aksi Kurogane.

“ Cepat lari.!” Akhirnya pikirannya sadar juga.” Iya!” Sambil lari Sakura mendengar kata – kata Kurogane. “Aku harap nyawamu selamat Kinomoto! Pokoknya jangan lupa doa dulu sebelum masuk kelas! Tuhan memberkatimu! “Sakura menelan ludah lalu berlari lebih cepat memasuki bangunan Horitsuba academy. Ia mulai takut-takut sendiri mengingat pesan Kurogane. Menurut rumor sih, Seishirou dianggap sebagai guru yang paling baik nomer lima dan sekaligus paling kejam nomer satu. Ia teringat saat Doumeki disuruh pakai daster hanya karena lupa mengerjakan PR Matematika yang hanya satu nomor atau tepatnya satu nomor dari A sampai Z dan pertanyaan juga ga masuk asal. Masa monyet jatuh dari pohon ditanyain kecepatannya? Mana penjelasannya Cuma itu lagi? Ya ga ketemulah. Waktu itu saja satu kelas sampai mencontek pekerjaan Syaoron.

Bagai api ketemu air, Inilah bagian akhir, Sakura pun tiba dengan selamat di depan kelasnya dengan perasaan mau mati. “Buka…Enggak…Buka…Enggak..” Mungkin karena jedanya kelamaan, pintu kelas sudah terbuka lebar. Mau ga mau ketemu juga sama Seishirou the government Assassin kan?“ Ga biasanya telat Kinomoto-chan? Kenapa? Lupa masang jam weker ya?” Seishirou tau aja, udah begitu pakai senyum mautnya pula, Bener-bener nih. Ya tuhan jikalau engkau sayang Sakura jangan dipanggil dulu. Minimal tunggu anime TRC tamatlah.”Iya pak…. Maafkan saya, sumpah ga ada maksud telat di pelajaran bapak..” Sakura udah komat-kamit sendiri disertai dengan tahan tawa dari teman satu kelasnya.

“ Iya.. Iya… Saya tau. Tapi sebelumnya masuk dulu..” Energi hitam sudah mengelilingi Sakura, mukanya sampai biru begitu. “ Iya deh…. “ Sakura masuk dengan gerakan slow motion. Kira-kira posisinya sudah di depan meja Himawari dan belakangnya papan tulis. “Sakura…” Himawari ikutan panik, Best Friend Forever sih. Karenanya kalau memang hidup Sakura tinggal saat ini, Himawari pasti akan menyusul Sakura ke dunia akhirat.

“Nē, Kinomoto-chan... De wa nai... Sakura-chan... Hukumanmu enaknya apa ya?” Seishirou memutar otaknya, Sedangkan Sakura…. Istilah setengah matilah alias sekarat. “ Ah aku tahu! Hukumanmu adalah….” Sakura sudah meneteskan keringat dingin. Himawari masih panik. Syaoron… Baca buku, wah ga setia kawan nih momen terakhir adik ipar dicuekin.

“Suruh teman baikmu Daidouji-chan di kelas 1-A untuk membuatkanku baju!” Seisi kelas cengok. “ Hah?” Sakura udah jelas speechless, hukumannya aneh gitu sih. “ Suruh Tomoyo-chan bikinin baju buatku!” Diulang dua kali lagi. “Untuk siapa pak?” Penasaran juga sih Sakura.” Untuk Subaru-kun dong! Pastikan warnanya… bla bla bla… Terus…” Dengan panjang lebar Seishirou memberi penjelasan ciri-ciri baju itu dan dengan sabarnya Sakura menuliskan ‘ketentuan’ tersebut di sebuah nota kecil. “ Udah cuma itu aja.” Sakura agak ga enak hati juga dengan Subaru, mana dia lumayan dekat sama Sakura lagi. “ Cuma segini aja ya pak?” Tapi… Walaupun Subaru teman Sakura, yang namanya diri sendiri harus diutamakan terlebih dahulu.

“Iya!” Jawab Seishirou dengan riangnya. “ Ok pak, saya ulangin sekali lagi ya..” Sakura membacakan semua isi nota tersebut dengan lancar. Kalau ga salah isinya begini :

Sebuah baju long dress bewarna putih berspot biru, disertai simpul pita besar bewarna biru juga di bagian belakang pinggang. Lalu bagian sekitar leher sampai pundak terbuka lebar dengan hanya di sertai sebuah kain karet agar baju tersebut tidak melorot. Sekitar unjung rok di beri renda bewarna biru. Hiasannya adalah sebuah pita panjang bewarna biru yang diberi pernak pernik dan di pakai di leher. Panjang baju tersebut sekitar lutut orang dewasa.

Ini mah begitu di terima Subaru, langsung di bakar… Pikir Sakura dalam hati, tapi apa daya Sakura tidak berani membantah ‘hukuman’ Seishirou.

“ Yap benar semua, kalau begitu silahkan duduk..” Sakura berjalan ke tempat duduknya dengan sedikit rasa lega, tentu saja sambil mengesampingkan perasaan Subaru. Tempat duduk yang berada di pojok kanan paling belakang merupakan tempat yang menyenangkan baginya karena dekat dengan jendela. Apalagi jauh dari perhatian guru, sebuah area yang strategis.

….(Intro)…… OSHIEMASHOU KA? SONO KAWARI DARE NI MO…. IWANAI YAKUSOKU SHITE NE….. YUBIKIRI GENMAN USO TSUITARA HARI SENBON…. ( Interlude)….. ORITATAMARETA MAMA UGOMEITE IRU MONOGATARI O HIROGETE MISETE YO KAKO MO MIRAI MO SUPER SCRIPTION OF DATA…(Eiko Shimamiya - Super Scription of Data)

Sebuah lagu yang merupakan tanda pergantian pelajaran telah bernyanyi(?). Memang tidak wajar sih, tapi ini keinginan Yuuko Ichihara si kepala sekolah. Kabarnya Yuuko ngefans banget sama Eiko Shimamiya. Maka sejak saat itu tiap bel masuk, bel tanda ganti pelajaran, bel istirahat, dan bel pulang, semuanya diubah menjadi lagu Eiko-san. Ada yang Naraku no Hana, Diorama, Chikai dan banyak lagi macamnya.

Seishirou mengakhiri pelajarannya dan keluar dari ruang kelas tanpa sepatah katapun. Ia berhenti sebentar untuk melihat sebuah pohon Sakura yang mekar sempurna di halaman Horitsuba Academy di kejauhan. “Kinomoto Sakura-chan... Anata wa watashi no tsugi no ejiki ni naru….” Tanpa disadari oleh dirinya, Seishirou menyeringai.

Pilih THE END atau BERSAMBUNG?

0 comments:

Post a Comment