Let's go to Dufan! Pair : Kamui & Subaru.

Sepertinya para naga langit sedang merayakan liburan akhir semester nih, kegembiraan dapat terdengar dari hotel mereka yang bernama Luxury Lust. apa ya, yang sedang mereka rencanakan ya?
" Ke Dufan! "
" Ke pantai Anyer! "
" Ah, Kak Sorata pelit! aku kan pingin ke Dufan!"
" Yuzuriha, mumpung-mumpung kita liburan. Lebih baik kita menikmati keharmonisan ini dengan berenang di pantai Anyer!"
" Alah, alesan! Padahan nyatanya cuma pingin liat Kak Arashi pake bikinikan?! kalau mau berenang di empangnya Pak Nokoru juga bisa!"
" Ih sok tau amat sih! bukan cuma dia doank kali! Lagian yang lebih extreme pasti nona Kar.......
Eh maksud ku...."
" Tu kan bener? Makanya jadi biksu jangan genit deh!"
Inilah percek-cokan antara dua seals yang benar-benar dicap 'tidak waras' oleh seals yang lain dan tentu saja mighty annoying.
" Aduh, kalian berdua bikin puyeng kepala aja sih? diem kek, diem!" Teriak seseorang yang membuat percek-cokan itu terhenti walau sementara, siapa lagi kalau bukan Kamui?
Yap Seperti yang terdengar, Para naga langit sedang asyik berdiskusi tentang acara liburan yang super beken dan dilatar belakangi negeri author tercinta! Yakni Indonesia. Menurut ramalan Hinoto, kekkai yang berikutnya akan di hancurkan ada di Indonesia tepatnya di Jakarta yang membuat para Seals terpaksa untuk datang jauh-jauh dari Jepang ke negeri itu. Pengalaman duduk di pesawat 8 jam membuat mereka tobat ,apalagi Kamui yang belum pernah naik pesawat mengatasi ketakutannya akan ketinggian dengan meluk Subaru yang selalu siap menemani selama 8 jam nonstop. ( Aduh, belum pulangnya...)
Dan sekarang mereka sedang menikmati waktu santai di pagi hari tentunya di kamar hotel....
" Saya.. pergi... ke...toilet...*( bahasa indonesia)" Tampak Aoki sedang menghapalkan percakapan Bahasa Indonesia dari bukunya.
" Ngomong apa sih? " Gumam Karen bingung.
"......." Tidak lupa si cuek bebek Arashi beraksi.
Di sofa, saking bosennya Subaru sampai membaca novel yang berjudul 'Please Cacth my sister murderer' karya author -plak!-. Benar-benar keluarga bahagia deh.......

==================================================================

Hari sudah siang. Acara liburan dimulai dengan pemungutan suara terbanyak( pemilu?)
" Yang milih ke pantai Anyer angkat tangan!" Teriak Sorata memulai.
............................. Keheningan yang mendalam tanda tidak ada yang setuju
" Ah, Lu lu pada ga fer! " Tangis Sorata yang diakhiri dengan pundung di pojok kamar.
" Kalau ke Dufan gimana?? " Tanya Yuzuriha ke Seals yang lain.
" Ok!!! " Setuju semua tuh...
" Apa ga rame ya? soalnya kan musim liburan gini. " Tanya Karen.
" Ga kok, soalnya di Indonesia mulai liburannya kan bulan Juli. Sedangkan di Jepang bulan Agustus, jadi ga apa.. " Jelas sang onmyouji.
" Dufan!!" Teriak Yuzuriha senang.
" Ok deh mending kalian semua pada mandi, terus dandan yang keren. Baru jalan" Ujar Aoki.
" Aku pingin naik Tornado ah! " Seru Kamui.
" Habis itu perang bintang ya kak? " Sibuknya Yuzuriha dan Kamui, itupun baru memikirkan saja.
" Ke istana boneka aja.. " Ujar Sorata bikin cengok mereka berdua, ga nyangka biksu dari Kouya suka gituan.
" Kalau Subaru mau apa? " Tanya Kamui.
" Kayaknya Jet Coster deh, soalnya dulu sering main sama Hokuto-chan dan Seishirou-san sih.."
Timbul keheningan luar biasa dari Subaru setelah nginjak ranjau memorinya...
" O iya ya... Hokuto-chankan mati di bunuh Seishirou-san, terus Seishi..."
" Subaru !!!! Ayo ke taman hotel!!! " Potong Kamui biar Subaru ga ke mode on trauma.
Di balik layar, naga langit ternyata ga sadar di awasi naga bumi dari hotel seberang.
" Aduh Kamuiku imut banget..." Celoteh Fuuma yang ngeliat dari jendela pake teleskop.
" Ah imutan Subaruku..." Ujar Seishirou ga mau kalah.
" Eh, nyadar ga sih kalau Kamui tuh lebih hot dari Subarumu yang udah jadi aki-aki!"
" Heh! Bocah autis, jangan berani-berani ngina Subaruku ya?! Dia itu masih muda! Udah gitu cakep banget emang Kamui dikit-dikit mewek."
" Seenggaknya dia feminim ,emang Pacar lu yang lagaknya tomboy gitu?!"
" Ya tomboy lah, diakan cowok ,bego!!! "
" O iya ya? "
Percek-cokan yang lebih seru dibanding Sorata dan Yuzuriha patut diancungi jempol.
" Siang gini enaknya kemana ya? " Gumam Yuuto
" Berenang aja, kan enak di saat panas gini..." Kata Kusanagi.
" Ah jangan, nanti kulitku belang kayak kamu lagi...."
" Ngina lu?! "
" ga kok, gue cuma maki lu doank.."
" Sama aja ! "
Di sini juga cekcokan ya, Kusanagi dan Yuuto.
Apa liburan kali ini akan menyenangkan ya??

=================================================================

Para naga langit sudah siap-siap. Dan sumpah Subaru cakep banget!(^_^) Tapi ternyata oh ternyata, Pak Aoki ga bisa ikut karena urusan kantor mendadak, mana yang punya mobil sewaan cuma dia lagi.
" Kok gitu sih?! " Bentak yang lain.
" Gitu deh...., aku benar-benar minta maaf! Bagaimana kalau kalian pergi naik mobilku aja, biar aku pergi naik taksi.." Jelasnya
"Sumpe lo? Dengan bahasa pas-pasan gitu?" Tanya Sorata.
"Yap."
"Aduh Seichiro, kamu aja belum bisa ngomong ' aku minta izin ke toilet' dengan benar.." Ujar Karen
" 'Aku minta izin ke toilet*( Bhs Indonesia) nah bisa kan?" Jawab Aoki enteng.
" Masalahnya bukan itu tau! Gimana caranya ke Dufan kalau diantara kami ga da yang bisa ngendarain mobil?!" Teriak Kamui
" Minta Subaru aja, diakan udah 25 jadi kalau masalah di tilang gampang..." Kata Aoki.
" Hah??"Speechless lah semuanya sambil mandang Subaru yang udah kalang kabut.
What will happen next? tunggu chapter berikut.




To be continued........................








CLAMP School! Chapitre 16 : Goodbye My Precious Love

Akhirnya, Januari pun tiba, dan Yuuko mengadakan acara tahun baru untuk anak OSIS dan beberapa anak yang terpilih. Yuuko mengadakannya di ruang aula sekolah tapi yang hanya dimiliki oleh Yuuko. Saat masuk, kesan luxury-nya emang keliatan banget!
Syaoran, Syaoron, Kamui, Subaru dan Watanuki sudah mengenakan yukata mereka. Para gadis masih berganti pakaian. Syaoron sedang memakan dango tahun baru, Syaoran sedang meminum teh hijau, Kamui dan Watanuki sedang main badminton tahun baru dan Subaru sedang mengobrol dengan Seishirou (lagi damai…)
Tomoyo pun membuatkan yukata untuk dirinya, Sakura, Nadeshiko, Kobato dan Suu. “Terima kasih, Tomoyo-chan!” kata Suu tersenyum. Kemudian, Suu langsung mengenakan yukatanya. Dia sangat cantik sekali, ditambah dengan hiasan bunga di rambutnya.
Tomoyo pun menghampiri Sakura. “Sakura-chan… Ini untukmu. Tidak masalah sih kamu tidak mau menerimanya.” Sakura pun tersenyum pendek dan berterima kasih pada Tomoyo. Tomoyo pun lega. Sakura mengenakan yukata spesial dari Tomoyo – membuat Sakura benar-benar senang.
“Kok para gadis lama sekali ya?” ujar Watanuki, menyudahi badmintonnya. Dia kalah telak dengan Kamui , 7-0!
“Ya ampun, kamu tuh gak tahu ya, rasanya jadi cewek? Dandan sama ganti baju aja lama!” kata Kamui.
“Yang pasti, semuanya cantik dong… Murid-muridku yang manis.” Seishirou menyambut percakapan mereka dengan kata-kata yang manis tapi nadanya licik. Watanuki langsung keringat dingin mendengarnya.
Akhirnya, para cewek pun keluar. Para cowok langsung blushing (except Seishirou :P), melihat pujaan hati mereka tampil memesona dan cantik. “Wah… Cantik sekali!” kata mereka bersamaan.
Kobato pun asik mengobrol dengan Syaoran mengenai resolusi tahun baru. “Syaoran, resolusimu untuk tahun ini apa?” tanya Kobato. Syaoran pun tertawa kecil sambil berkata, “Yang pasti aku harus bisa mengalah Fuu-san soal nilai, terus… Mungkin mengadakan kencan pertama? Kita kan gak pernah kencan selama kita pacaran?” Kobato langsung blushing.
“Minggu saja, Syaoran.” Bisik Kobato, supaya tidak ketahuan yang lain. Nanti dia bisa digoda sama yang lain.
“Okelah.” Syaoran pun mengangguk, dan memulai topik yang lain. Suu dan Subaru saling bertukar angpau. Suu kagum sendiri melihat angpau yang diberikan oleh Subaru.
“Subaru-san… Banyak sekali isinya? Aku sangat berterima kasih. 3000 yen (kira-kira 300000 rupiah)!” kata Suu senang.
“Yah, kamu juga ngasihnya banyak. 350000 yen. Cuma beda tipis sih.” Balas Subaru. Well, Subaru memberi banyak sebagai tanda cintanya sekaligus karena Suu sudah mau menerima pelajaran dengan baik dan nggak kabur dari pelajaran Fisika.
Sementara itu, Nadeshiko dan Syaoron malah main mahjong. Nggak disangka-sangka, mereka lawan yang imbang dan akhir-akhirnya juga seri! “Tenpai!” seru Syaoron. Tenpai berarti ketika seorang pemain hanya tinggal satu tile lagi dari kemenangan. Sayangnya, dia menjatuhkan tile-tile mahjongnya!
“Nah, Syaoron… Chombo!” ujar Nadeshiko penuh senyum kemenangan.
“Sial!” balas Syaoron, mengetahui kalau dia sudah kalah. Yuuko dan Seishirou pun bertepuk tangan atas kemenangan Nadeshiko, padalah Cuma karena Syaoron kena Chombo.
****
Sakura telah menetapkan keputusannya. “Aku harus bilang ini pada Syaoran-kun, kalau aku sudah tidak menyukainya lagi…” gumam Sakura. Dia langsung pergi ke koridor, dan Syaoran pun ada di sana (sebelumnya Sakura telah memanggilnya ke sana).
“Ada apa, Sakura? Memanggilku di saat seperti ini.” Kata Syaoran.
“Tidak perlu banyak basa-basi… Aku… sudah tidak… menyukaimu lagi…” Sakura mengucapkan keputusannya dengan terbata-bata. “Aku menemukan cinta baru. Kuharap kamu berbahagia dengan Kobato…” Sakura pun pergi meninggalkan Syaoran. Selamat tinggal, cintaku yang berharga…
Syaoran yang sedikit heran pun tersenyum kecil dan dia tidak akan pernah melupakan cintanya akan Sakura, meski itu akan menjadi cinta yang rusak saja. Sakura pun menghampiri Kobato, lalu meminta maaf padanya. “Maafkan aku, Kobato. Aku sudah tidak mencintai Syaoran lagi, aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi.” Kata Sakura.
“Oh… Tidak apa-apa, aku maafkan.” Kobato pun tersenyum senang, dan Sakura bersyukur karena dia telah menyelesaikan semuanya.
To be continued… Chapitre 17.

Lebih pendek dari chapitre-chapitre yang lain! Well, di vol. 4 konten dari cerita ini akan lebih pendek soalnya biar cepet selese, langsung to the point! (udah males juga, soalnya mau mulai fanfic yang baru sekalian membuat season 2 :P) Jadi, season 2 cepetan dateng dan semua beres. Sebentar lagi mau buat fanfic indo untuk CCS, jadi sabaran ya!
BYE! BYE!

CLAMP School! Chapitre 15 : Big Trouble

Setelah latihan yang luar biasa yang diinstruksikan oleh Nadeshiko, akhirnya malam Natal pun tiba! Acara Christmas Eve dimulai dengan adanya prom. Seperti biasa, Syaoran dengan Kobato, Syaoron dengan Nadeshiko, Subaru dengan Suu, Watanuki dengan Himawari, Kamui dengan Kotori, Eriol dengan Tomoyo dan sebagainya.
“Hm… Bisa menari nih, Kobato?” tanya Syaoran, dengan nada bercanda.
“Ih! Bisalah, aku diajari oleh Kohaku-san!” jawab Kobato sedikit kesal.
“Bercanda kok… Ayo kita mulai dansanya.” Syaoran dan Kobato pun mulai berdansa. Terlihat Yuuko, Seishirou dan Tachibana menilai para murid dan guru lainnya yang menari.
“Subaru-kun terlihat pas dengan Suu-chan.” Komentar Seishirou.
“Menurutku, Syaoran dan Kobato-chan layak menjadi pasangan.” Komentar Yuuko melirik tajam.
“Oh ya?” Seishirou dan Yuuko pun langsung adu ketajaman mata. Tachibana langsung menghentikan pertarungan itu. “Bagiku, Syaoron dan Nadeshiko yang perfect.” Tanpa basa-basi, Yuuko dan Seishirou langsung adu ketajaman mata dengan Tachibana. Touya dan Yukito – yang sedang asik meminum cocktail, serem sendiri ngeliatin para juri ngadu ketajaman mata.
“Busyet dah. Yuuko-san, Seishirou-san dan Tachibana-san seren amat.” Kata Yukito meneguk cocktailnya.
“Yuuko-san pake mata iblis, Seishirou-san pake mata butanya yang penuh sihir –tapi serem, Tachibana-san pake mata monster!” tambah Touya, membuat Yuuko dkk melirik tajam Touya. Touya langsung kabur menarik Yukito.
Alunan musik yang dimainkan oleh Kohaku, memakai piano memang sangat melengkapi prom. Tibalah saatnya untuk tukar kado! Syaoran pun mendapat kado berupa jam tangan dari Himawari, Kobato mendapat kado berupa bando dengan hiasan bunga dari Misaki, Suu mendapat gelang dari Chii, Nadeshiko mendapat gaun dari Tomoyo, Syaoron mendapat syal dari Sakura, Watanuki mendapat kacamata dari Misaki, Kamui mendapat sepatu kets dari Kotaro (Angelic Layer), Kotori mendapat kalung dari Nadeshiko, Misaki mendapat anting dari Suu, Tomoyo mendapat make-up set dari Kobato, dan lain-lainnya.
Karena Nadeshiko dapat gaun, Tomoyo pun menyarankan Nadeshiko untuk memakai gaun itu. “Nah, ini hadiahku kan? Pakai saja… Dan, aku ingin minta maaf padamu.” Kata Tomoyo.
“Eh? Tidak apa sih, aku maafkan.” Kata Nadeshiko tersenyum.
“Terima kasih… Aku sadar kalau aku ini salah. Aku mendapat peringatan dari Eriol dan aku pun berniat juga untuk memaafkan dirimu soal keisenganku.” Nadeshiko pun benar-benar sudah bersahabat dengan Tomoyo. Dia pun mengganti pakaiannya dengan gaun dari Tomoyo. Sebuah gaun warna hijau olive yang terbuat dari satin, dilengkapi dengan hiasan bunga lily di bagian atas, pita yang mengaitkan gaun, dan mutiara yang melengkapi pakaian itu.
“Tomoyo… Ini…” Tanpa pikir panjang, Tomoyo mengatur sedikit rambut Nadeshiko, dan jadi! Nadeshiko pun keluar dengan tampilan yang mempesona. Syaoron langsung blushing melihatnya.
“Wah, wah… Cantik kamu, Nadeshiko-chan!” kata Suu.
“Thanks. Ini berkat Tomoyo. Dia udah baik kok.” Suu dan yang lainnya pun langsung berakraban dengan Tomoyo, sementara Sakura dan Himawari makin geram.
Drama Sleeping Beauty pun dimulai. Himawari pun bertindak menjadi Narrator. “Kami akan mempersembahkan sebuah drama berjudul Sleeping Beauty. Selamat menonton…” kata Himawari. Langsung saja muncul background kastil, dimana ada sang Ratu Tomoyo dan Raja Eriol, dan seorang bayi (boneka) tergeletak di keranjang bayi. Sedang terjadi sebuah pesta penyambutan.
“Oh, bayi ini sangat cantik. Akan kuberi namanya Aurora, yang berarti emas.” Kata Tomoyo.
“Nama yang sangat cantik, istriku.” Komentar Eriol (wuih). Lalu, datanglah tiga penyihir dengan sihir (asli, soalnya Nadeshiko yang memberi sihirnya).
“Kami tiga penyihir ingin memberi hadiah untuk putri yang baru lahir ini.” Kata mereka bersamaan – Penyihir Pink, Chii. Penyihir Biru, Misaki. Penyihir Hijau, Yuzuriha.
“Aku, si penyihir pink akan menghadiahkan putri Aurora kecantikan yang sangat luar biasa.” Kata Chii.
“Aku, si penyihir biru akan menghadiahkan putri keakraban yang bagus pada setiap rakyatnya, dia akan dicintai oleh para rakyat.” Kata Misaki.
“Aku…” Kata-kata Yuzuriha terpotong oleh kedatangan sang penyihir jahat, Kotori!
“Kejutan!” seru Kotori.
“Penyihir jahat! Apa-apaan kamu kesini?” tanya Eriol geram.
“Tentu saja untuk menghadiahkan putri dong. Lagian, aku nggak diundang!” balas Kotori licik. Tomoyo pun melindungi sang bayi (padahal boneka). “Aku akan menghadiahkan sang putri, kutukan! Saat berumur 16 tahun, dia akan tertusuk jarum pintal dan mati!” Kemudian, Kotori pergi.
Tomoyo dan Eriol langsung masang muka khawatir dan sedih (jago akting sih). “Anakku… Bagaimana nasibnya nanti?” tanya Tomoyo sedih.
“Aku akan melarang mesin pintal di negeri ini!” kata Eriol.
“Paduka raja, aku belum memberi hadiahku.” Eriol pun sedikit lega, dan Yuzuriha pun memberi hadiahnya. “Aku, si penyihir hijau akan menghadiahkan sang putri, agar saat umurnya 16 tahun dan tertusuk jarum pintal, tidak akan mati melainkan tertidur. Untuk kembali bangun, sang putri harus dicium oleh seorang pangeran.”
“Terima kasih, para penyihir.” Kata Tomoyo.
Setting pun langsung berganti ke istana. Muncullah Aurora, yaitu si Kobato. “Ayah, ibu… Ada apa?” tanya Kobato lembut.
“Kamu baik-baik saja, Aurora? Umurmu genap 16 tahun.” Kata Tomoyo pelan.
“Aku baik kok, memang ada pa?” Tomoyo dan Eriol pun menggeleng. Kemudian, setting langung berganti ke sebuah menara. Kobato harus kembali dulu ke backstage. Sakura, dengan liciknya menginjak gaun Kobato yang super panjang, lalu terjatuh. “Ah! Sakit!” Kaki Kobato yang lecet, membuat Kobato tidak bisa melanjutkan.
Pantas, Kobato tidak keluar-keluar dari backstage. Sakura pun akan dijadikan relawan, tapi Yuuko menolak. “Biar si Nadeshiko saja. Diakan instruktur dan warna rambutnya tergolong agak mirip dengan Kobato.” Nadeshiko pun langsung dijadikan Auroranya!
“Eh… Kalau Nadeshiko-chan jadi Aurora… Terus, waktu acara ciumannya… Gawat!” Sebuah pikiran telah terlintas di pikiran Suu. Bisa-bisa, drama ini berantakan!
Nadeshiko pun yang keluar. Para penonton mengerti apa yang terjadi sebab Yuuko sudah mengumumkan sesuatu sebelumnya. Nadeshiko pun melihat seorang nenek yang sedang memintal.
“Nek, itu apa?” tanya Nadeshiko polos.
“Ini mesin pintal nak. Mau mencoba?” Nadeshiko pun mengangguk, dan jarinya tertusuk. Langsung saja, Nadeshiko pingsan. Para penyihir yang mengetahui hal ini, langsung kaget. “Kau! Penyihir jahat!”
Kotori yang menyamar pun langsung pergi. Akhirnya, para penyihir menyihir semua penghuni istana untuk tidur.
============================================================
Kemudian, ada seorang pangeran datang…
“Hah? Istana tertutupi oleh tanaman mawar yang merambat? Biar kubereskan!” ujar Syaoran, menebasi tanaman-tanaman itu. Dia tahu kalau Kobato digantikan Nadeshiko.
Dia sampai di istana, lalu melihat semua penghuni istana tertidur. “Oh, ada apa ini? Mana sang putri?” gumam Syaoran. Dia pun sampai di kamar Aurora, dan melihat Nadeshiko tergeletak di tempat tidurnya.
DAG! DIG! DUG! Hati Syaoran berguncang, soalnya… mana mungkin dia mencium Nadeshiko? Syaoron dan Kobato bisa cemburu! Tapi, demi suksesnya drama, itu harus…
“Oh, putri yang sangat cantik!” kata Syaoran, mulai mendekatkan wajahnya.
Syaoron dan Kobato pun makin merinding melihatnya. Saat Syaoran baru saja akan menyentuh bibirnya Nadeshiko, Kobato sama Syaoron langsung menerjang adegan itu. “Heh! Sialan kau, Syaoran!” seru Syaoron. “Nadeshiko-chan! Kamu…” tambah Kobato.
Penonton pada kaget, kemudian tertawa. Yuuko cukup menikmatinya. Bodohnya, Kobato malah mendorong Syaoran, otomatis Syaoran langsung saja mencium Nadeshiko!
“Ah…” kata Kobato dan Syaoron. Mereka langsung kabur ke backstage. Syaoran dan Nadeshiko langsung memerah wajahnya. Haiya, terjadi! Duh, pendapat Syaoron dan Kobato gimana…?
“Putri…” kata Syaoran.
“Terima kasih sudah membangunkanku!” kata Nadeshiko memeluk Syaoran.
To be continued… Chapitre 16.

Selesai juga, vol. 3! Kisah yang tidak terduga di drama sekolah! Tunggu saja chapitre 16, pembuka vol.4! 5 langkah menuju final chapitre! Terima kasih, sudah mendukungku. Peringatan : Karakter-karakter fanfic ini punya CLAMP, tapi aku memiliki Nadeshiko dan Yukino. Sasha (my bff) memiliki Suu, Chizuru dan Chigusa!
BYE! BYE!

CLAMP School! Chapitre 14 : School Drama

Akhirnya, tes berlalu di bulan Desember! Semua anak bergembira, sebab sebentar lagi adalah hari Natal! Di CLAMP School, akan diadakan pesta Natal saat Malam Natal (Christmas Eve) dan lomba-lomba Natal di hari Natal. Makanya, semua anak tidak sabar untuk segera datangnya hari Natal.
“Hah… Sibuk deh, OSIS untuk bulan ini.” Keluh Kamui menandatangani anggaran kas OSIS bulan lalu yang dibuat Watanuki.
“Anggarannya tuh gede.” Tambah Nadeshiko, meneguk hot chocolate-nya.
“Sudah lagi, kita cuma jadi panitia… Nggak setimpal nih!” tambah Suu lagi. Namanya juga OSIS, bakal sibuk soal pesta Natal dan lomba-lombanya. Kamui harus menyusun acara dan lomba, Nadeshiko harus menulis undangan dan sebagainya, Suu harus mengatur acara dan lokasi, Watanuki harus menyusun anggaran bulanan, dan seksi-seksi yang lain pun sibuk.
“Okelah, baru terlintas tiga acara untuk pesta Natal kali ini…” Kamui pun mulai menjelaskan rencananya. “Pertama, prom night! Semua anak wajib memiliki pasangan dan akan menari. Kita sih boleh ikut, pake wewenangku nih. Dan nanti para guru akan menilai siapa yang pantas menjadi King and Queen nanti!”
“Bagus tuh idenya. Untung aja, ada wewenangmu. Nggak ada, nggak seru!” komentar Suu.
“Terus, setelah prom, kita bakal ngadain tukar kado! Bebas, yang penting harganya nggak kurang 100 yen! Acara ketiga, drama… Kita bakal buat naskah dan sebagainya, tapi kita nggak ikut, Cuma ngoordinir sama ngelatih!” jelas Kamui lagi.
“Okelah! Aku yang ngelatih mereka.” Kata Nadeshiko.
“Aku yang bakal mendesain kostumnya!” tambah Suu.
“Baguslah. Kita tinggal memilih yang lain untuk membantu.”
Terus, setelah papan informasi ditempel…
Semua anak berkerumun di papan informasi sekolah. Tertempel sebuah informasi – mengenai drama sekolah untuk hari Natal! Banyak anak yang tertarik, dan ingin mengikutinya. Tidak hanya di papan informasi, tapi di koran sekolah juga terdapat informasi itu.
“Wah… Sepertinya menyenangkan. Apa aku ikut saja ya? Lagipula, Nadeshiko-chan dan Suu-chan kan OSIS, aku bisa ngomong sama mereka.” Gumam Kobato. Akhirnya, dia memutuskan untuk mendaftar. Pendaftaran diadakan mulai hari ini, dan tesnya dimulai besok.
“Hmm… Mengikuti acara ini akan membuat Kobato cemburu… Lagipula Syaoran kan pasti bisa lulus tes ini. Mudah bagiku.” Kata Sakura, pada Tomoyo dan Himawari.
“Betul juga ya… Tapi kita hanya bisa berharap. Semoga kau menang.” Kata Himawari.
Langsung saja, ruang OSIS penuh dengan murid-murid yang ingin mendaftar. Biarpun dingin, tapi pengap sama sumpek! Untung saja, Kobato berhasil mendaftar. Drama yang dibuat oleh Kamui dan kawan-kawannya diadaptasi dari sebuah cerita dimana ada seorang putri yang baru lahir yang tertusuk jarum pintal lalu tertidur – SLEEPING BEAUTY!
Lantas, kita tidak tahu siapa yang akan menjadi sang putri. Siapakah dia?
============================================================
Esok harinya, hari pengetesan…
Karena tes akhir semester 1 sudah berakhir, jam sekolah diperpendek, terus nggak ada pelajaran alias BEBAS! Makanya, OSIS mengambil jam itu untuk memulai tes. Akhirnya, tes pun dimulai!
Kobato mendapat nomor 6, sementara Sakura mendapat nomor 4. Sakura pun beraksi sebaik mungkin, agar mendapat peran sebagai sang putri Aurora. Kobato sendiri juga ingin mendapatkan peran itu. Dia pun harus percaya pada dirinya sendiri.
“Selanjutnya, nomor 6. Kobato Hanato.” Kata Kamui. Kobato pun maju, dan memulai perannya. Dia memang gugup, dan terdiam untuk sebentar. Tapi, akhirnya dia memulainya.
Dengan suaranya yang lembut dan merdu, dia berhasil memesona para juri – Kamui, Seishirou dan Yuuko. Setelah itu, gerakannya yang lemah lembut juga menambah penilaian.
Syaoran pun tampil dengan hebat bagaikan pangeran beneran, karena sangat menghayatinya dan membuat Seishirou dan Yuuko kagum. Akhirnya, pengumuman pun tiba.
“Kami telah memutuskan, bahwa pemeran drama kali ini adalah - Putri Aurora : Kobato Hanato, Sang Pangeran : Syaoran Li, Ratu : Tomoyo Daidouji, Raja : Eriol Hiiragizawa, Penyihir Pink : Chii Motosuwa, Penyihir Biru : Misaki Suzuhara, Penyihir Hijau : Yuzuriha Nekoi, Penyihir Jahat : Kotori Monou.” Kata Seishirou mengumumkan para pemeran.
Kobato girang, lalu memeluk Syaoran dengan penuh haru. Sakura yang kesal langsung menendang vas bunga di ruang OSIS, tapi dia langsung diperingatkan oleh Nadeshiko dan Suu.
“Heh, menghancurkan vas bunga yang merupakan salah satu aset OSIS.” Komentar Nadeshiko dengan wajah devilish-nya.
“Egh…” kata Sakura mulai gemetar.
“Kau kira akan semudah itu kau kesal? Pergi sana!” Suu langsung menendang keluar Sakura, dan Sakura geram diperlakukan seperti itu.
To be continued… Chapitre 15.

Sori, agak dikitan. Tapi, tunggu saja the Christmas Evenya ya! Tunggu saja! 6 chapitre lagi menuju final chapitre! Terima kasih karena sudah mendukungku sebagai penulis fanfic ini. Meski CLAMP School! akan berakhir, tapi kita akan bertemu lagi di season 2, dan di fanficku yang lain!
BYE! BYE! Have a nice day :P

Li X Sumeragi chapter 1

Namaku Kana Li dari Klan Li, entah mengapa tidak dapatku bayangkan bakal sampai kemari.....Jepang.... Aku duduk di sebuah bangku sambil terus memegang koperku di ruang tunggu, Jauh-jauh dari Hongkong meninggalkan rumah, sekolah, dan juga teman-temanku untuk menuju ke Kyoto. Dan aku sekarang berada di salah satu bandara di Jepang, Narita. Aneh... tapi ironis juga. Sudah cukup lama aku ingin pergi ke negeri ini, orang tuaku bilang banyak bunga sakura yang tumbuh di Jepang. Mereka sangatlah indah apalagi saat musim berguguran. seakan kelopak bunga sakura menari-nari di udara dan membuat hidup serasa lebih bermakna....
Tapi kurasa suasana itu tidak akan pas dengan rambut dan mataku yang bewarna coklat muda itu sih...
Ya, aku cukup berterima kasih pada pamanku, Li Syaoran. Tapi setelah berpikir lagi jadi menyesal juga termakan rayuannya.
Ia mengirimku ke Jepang untuk mengadak 'transaksi bisnis' dengan Klan Sumeragi..... Aku tahu bahwa Klan Sumeragi adalah Klan Onmyouji yang telah mengabdi pada kaisar selama beratus-ratus tahun, tapi apa perlu menyuruh seorang anak gadis biasa berumur 14 tahun sepertiku untuk mengadakan 'transaksi bisnis' di negeri asing? Ga kan?
Kadang di Hongkong aku merasa cukup terpuruk juga, mengingat aku adalah satu-satunya orang yang tidak mempunyai kekuatan dalam Klan Li. Pamanku bilang bahwa di Jepang aku dapat sekalian belajar tentang arti dan tujuan kekuatan sesungguhnya. Tidak masalah sih bagiku karena aku sering diajak paman pergi ke negeri seberang, tapi untuk Jepang ini benar-benar baru pertama kalinya...
" Apakah anda yang bernama Kana Li?" Tanya seorang nenek muda yang terkesan cukup baik bagiku. Aku mengangguk lalu nenek itu tersenyum padaku.
" Saya kepala keluarga Sumeragi ke 12. Terima kasih atas kedatangan anda di Jepang mengingat betapa sibuknya anda. ini benar-benar sebuah penghormatan bagiku." Katanya.
" Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih karena anda telah menerimaku di sini..." Balasku sambil memberikan senyuman sebagus mungkin, wajarlah karena aku tidak ingin dapat kesan buruk pada pandangan pertama.
" Kau anak yang ceria dan sopan ya... aku harap cucuku bisa menjadi anak sepertimu.." Nenek itu menunjukan kekecewaan yang dalam dari matanya walaupun ia berusaha menutupi perasaan itu. Aku hanya diam tak menanggapi.
" Dari pada mengobrol di sini lebih baik kita berbicara dengan tenang di rumah saya saja ya Li-san...." Ujar nenek itu seraya menuntunku sampai di mobilnya.
Hmmm... keren dan lumayan bagus... pikirku saat melihat limousine hitam di depan mataku. Sering bagiku untuk menganggap semua hal yang bagus adalah biasa dan tidak berharga sama sekali karena menurutku semuanya adalah sampah.
" Silahkan masuk Li-san.." Kata sang nenek dan menyuruh supirnya untuk membukakan pintu bagiku. Aku hanya mengucapkan terima kasih dan kemudian masuk...
Di perjalanan kami banyak membicarakan tentang kehidupan masing-masing dan juga basa-basi yang sedikit membuatku tidak nyaman. Entahlah Apakah aku dapat bertahan di Kyoto...

====================================================================

Rumah sang nenek sangat besar, dan didalamnya tercangkup juga taman-taman yang indah. Aku memandangi rumah kuno ala Jepang itu.... Sudah tua tapi kokoh juga... Pikirku sedikit takjub. Mungkin karena sikapku yang memandang bosan pada tiap hal inilah yang membuatku hanya punya beberapa teman, dan itupun belum semuanya mengerti tentang 'keberadaan diriku yang sesungguhnya'.
"Mari masuk". Ujar nenek itu, aku mengangguk dan mengikutinya.....
Kami duduk di tatami yang di alasi dengan semacam bantal yang tipis. Nenek itu mulai berbicara " Kini mari kita bicarakan tentang kehadiran anda ke Jepang. Seperti yang telah anda tahu bahwa anda kemari untuk mengadakan transaksi bisnis dengan klan kami. Yang dimaksud dengan transaksi bisnis itu adalah untuk mempererat hubungan klan kami dengan klan Li dan mengadakan kerja sama. Tugas anda disini adalah membantu pemimpin klan kami yang ke 13 memimpin klan kami termasuk pekerjaannya.."
" Mak...maksudnya pekerjaan ?.." Tanyaku, karena seperti yang kubilang aku satu-satunya yang tidak memiliki kekuatan di Klan Li.
" Ya, pekerjaan seorang onmyouji..." Jawab Sang nenek dengan mantap.
" Tapi, aku hanya akan mejadi beban karena aku..." Perkataanku di potong oleh sang nenek.
" Karena kau belum menyadari kekuatanmu yang sesungguhnya..."
Aku terdiam. Nenek itu tahu, tapi mengapa dia tetap memberiku tugas itu?
" Dengarkan aku Kana Li. Klan kami dan klan mu mengadakan perjanjian dengan satu sama lain. Tugas klan Li yaitu kamu... Harus membantu pemimpin Klan Sumeragi ke 13 seperti yang saya ceritakan tadi. Dan tugas kami adalah menemukan dan melatihmu untuk mengeluarkan kekuatanmu yang tersembunyi itu.
" Apa? " Aku kaget karena sebelumnya paman tidak menceritakan semua yang perlu aku ketahui.
" Lalu pemimpin klan Sumeragi yang ke 13 akan datang ke sini besok dari Tokyo." Kata nenek itu dengan raut muka tegas.
" Siapa.....? " Tanyaku ragu.
" Pemimpin klan Sumeragi yang ke 13... Subaru Sumeragi." Sebut sang nenek.




To be continued..................

CLAMP School! Chapitre 13 : My Decision

TRIIIIINNNGGG! Telepon rumah Suu berbunyi. Suu pun segera mengangkatnya. “Halo, ini kediaman Shirakawa… Ah! Tante Chizuru!” kata Suu. Chizuru Shirakawa, adalah tante Suu. Chizuru adalah adik dari ibunya.
“Suu, aku sudah mendengar kabar kalau kak Chigusa sudah meninggal… Maaf kalau aku baru bilang sekarang, soalnya waktu itu aku sangat sibuk sekali, bolak balik dari Nagasaki – Jerman!” kata Chizuru.
“Tidak apa, Tante Chizuru. Terus, ada apa?” tanya Suu.
“Begini, Suu… Aku telah berpikir bahwa lebih baik aku merawatmu.” Jawab Chizuru. Suu jelas saja kaget. Kalau aku dirawat Tante Chizuru, maka… “Dan kamu dengan terpaksa harus pindah sekolah karena aku sekarang masih di Nagasaki.”
Tiba-tiba saja, Suu langsung menutup teleponnya. “Apa komentar teman-teman soal ini? Aku akan kehilangan teman-teman terbaikku… Bahkan, orang yang kucintai.” Gumam Suu. Saking terus kepikiran, Suu tidak bisa tidur.
============================================================
Di sekolah…
“Suu-chan, selamat pagi!” ujar Kobato.
“Pagi… Hoahm.” Balas Suu sambil menguap.
“Kamu kenapa? Kurang tidur ya?” Suu pun mengangguk, dan tanpa sadar dia mulai tertidur di mejanya. Untung, Kobato membangunkannya kembali.
Pelajaran pertama pada hari ini adalah Fisika. Subaru sendiri heran melihat Suu yang biasanya ceria dan kabur dari pelajarannya nggak berkutik sekalipun, malah tidak menunjukkan satu gerak. Alah… Susah amat, itu sih TIDUR namanya!
“Hei, Shirakawa.” Kata Subaru mencoba untuk membangunkan Suu.
“Enngghhh… Apa?” Suu kaget waktu Subaru membangunkannya, lalu langsung kabur mendadak ke tempat biasanya. Entah kenapa, Subaru nggak ngejar Suu, seperti biasanya.
“Sudahlah… Kita lanjutkan. Tolong buka halaman 117,” Kata Subaru. “Hanazawa, nanti kamu suruh dia ngerjakan halaman 117.” Nadeshiko mengangguk, lalu mulai menekuni latihan itu.
Sementara itu, di pohon Sakura tempat Suu selalu minggat…
“Haduh… Kepalaku memang penuh oleh ajakan Tante Chizuru. Aku harus ngapain ya… Apa mending aku ikut Tante Chizuru saja? Jadi aku tidak akan sendirian di rumah? Tapi, aku akan meninggalkan teman-temanku dan Pak Subaru…” kata Suu dalam hati. Tiba-tiba, pundaknya ditepuk seseorang.
“Hei, Suu.” Kata orang itu.
“Syaoron-san!” Syaoron pun duduk di samping Suu, lalu heran melihat wajah Suu yang biasanya ceria jadi muram gitu.
“Kamu kenapa?” tanya Syaoron.
“Yah… Kebanyakan pikiran. Mumpung-mumpung, Syaoron-san ada apaan sampai bisa ke sini?” tanya Suu bergantian.
“Oh, hari ini PKK, dan aku sudah menyelesaikan praktekku. Kata Pak Yuui boleh jalan-jalan kok, jadi aku keliling aja.” Jelas Syaoron santai. “Bukannya kamu hari ini ada Fisika? Kabur lagi nih?”
“Iya… Oh, apakah Syaoron-san bisa beri advice?” minta Suu.
“Okelah. Tentang apa?” Suu pun menjelaskan rencananya untuk tinggal bersama tantenya, Chizuru. Syaoron pun mengerti permasalahannya dan mulai memberi advice pada Suu. “Suu, kalau kamu ingin tinggal bersama tantemu, kamu harus siap akan resikonya – meninggalkan kami semua. Tapi, kalau kamu menolak, kamu akan tetap sama kami, tapi mungkin kamu akan menyesal di lain hari karena menolak tawaran tantemu.”
“Oh… Aku mengerti. Aku sudah tahu apa yang harus kulakukan. Terima kasih, Syaoron-san.” Kata Suu.
“Tidak apa, aku siap untuk membantu. Kamu hanya perlu menunggu keajaiban datang. Mungkin sesuatu akan terjadi?” kata Syaoron memandang langit. Suu pun mencoba untuk mempercayai kata-kata Syaoron.
Saat itu, Subaru yang berada di balik semak mendengar semua cerita Suu dan langsung berpikir, “Apa yang akan dia pilih? Aku sudah mendapat orang yang kucintai, tetapi kenapa kita harus dipisahkan lagi?”
“Syaoron-san, sebelumnya, waktu pulang dari school trip kok lama sekali nggak pulang-pulang?” tanya Suu. Syaoron pun mengaku. (orang yang jujur)
“Yah… Aku nggak sengaja dicium oleh Sakura untuk membuat Nadeshiko cemburu. Lalu, Nadeshiko nangis dan aku pun memutuskan untuk mengejarnya. Dia sempat membenciku, tapi kemudian kami baikan dengan cepat lagi.” Jelas Syaoron.
“Oh, Syaoron-san memang orang yang jujur. Apa seharusnya aku jujur saja ya pada yang lain?” tanya Suu.
“Tentu saja! Keberanian dan kejujuran akan menyelesaikan semua ini.” Syaoron pun langsung berdiri dan pergi meninggalkan Suu.
============================================================
Suu pun membuat pengakuan pada semuanya sepulang sekolah. “Maaf aku baru bilang sekarang, tapi sore ini tante Chizuru akan mengambilku dan kita akan segera ke Nagasaki. Kuputuskan untuk ikut tante Chizuru.” Jelas Suu.
Kobato dan Nadeshiko langsung memeluk Suu, karena mereka akan berpisah. Syaoron dan Syaoran mengucapkan, “Selamat tinggal Suu. Kontak kami selalu ya.” Kamui menyalami Suu, Watanuki memberinya satu bento untuk Suu dalam perjalanannya.
Subaru yang udah ogah melihat perpisahan itu, hanya bisa diam. Suu sempat tersenyum padanya, tapi Subaru hanya diam. Chizuru pun datang. Tapi, tidak ada koper atau paket apapun di mobilnya. “Suu, kamu tidak perlu ke Nagasaki denganku. Aku akan tinggal bersamamu disini. Direkturku memindahkanku ke sini karena cabang departemen perusahaan tempat aku kerja berada di sini.”
Suu terharu bahagia, lalu Kobato dan Nadeshiko sekali lagi memeluk Suu. Syaoron dan Syaoran cukup bahagia, melihat salah satu sahabat mereka tidak jadi pergi. Watanuki tetap membiarkan bentonya untuk Suu, dan sekali lagi Kamui menyalami Suu dalam rangka ‘Selamat Datang Kembali’.
Suu pun berterima kasih pada Syaoron. “Terima kasih Syaoron-san.” Kata Suu. Terlihat, Suu pun menghampiri Subaru, lalu memeluknya. Subaru pun tersenyum dan bersyukur karena orang yang paling ia cintai tidak jadi pergi meninggalkannya. “Syukurlah kalau kamu tidak jadi pergi, Suu.”
To be continued… Chapitre 14.

Beuh, jadi juga. Aduh… Break sebentar, jadi sori ya… Dan, it’s the road to the end! Vol. 3 sebentar lagi akan berakhir di chapitre 15, lalu beralih ke Vol. 4! Tenang saja, CLAMP School! akan terus dilanjutkan dengan adanya Season 2. Season 2 bercerita tentang para tokoh jahat yang ingin menghancurkan Tokyo, dan CLAMP School! pun beraksi! Jadi, Season 2 bertema action, adventure dan romance. Sementara season 1 ini bertema romance dan friendship saja.
Bye…!

Raport Day : Final Chapter

Kak Sorata udah pulang, Yuzuriha bete karena Subaru belum keluar-keluar dari toilet... Padahal bentar lagi gilirannya. Tuhkan lihat sendiri Mai udah keluar dari kelas dan melambaikan tangan pada Yuzuriha, tanda bahwa ia akan pulang. Yuzuriha kesel juga, Kenapa namanya dia ga diawali huruf A aja ya. Kalau Y kan absennya jadi paling bawah, mentok pula. Hah....Yuzuriha hanya bisa menghela nafas.
"Maaf lama......" Ujar Subaru yang kayaknya , menurut perkiraan, tidak seratus persen akut, dan nebak- nebak aja sedang tersenyum senang sampai Yuzuriha horor ngeliatnya. Baru pertama kali Subaru senyum kayak gitu di depan dia, jujur aja selama mereka tinggal bersama yang namanya Subaru senyum tuh ga pernah terlintas dipikirannya, bahkan dilakukan.Walaupun begitu Yuzuriha deg-degan juga ngeliat Subaru senyum habis imut banget sih( Yuzuriha blushing) Jadi stress sendiri deh.
" Kamu sakit ya?mukamu merah gitu" Tanya Subaru sambil menaruh tangannya di dahi Yuzuriha yang membuatnya makin blushing.
" Ga kok...Anu kak Subaru.... " Tanya Yuzuriha ingin tanya alasan Subaru cengar-cengir gitu sih,
" Ada apa Yuzuriha?" Balas Subaru sambil tersenyum.
" Ga jadi deh...." Kata Yuzuriha.
" Eh, udah giliran kitakan?..." Tanya Subaru melihat teman Yuzuriha keluar(cepatnya).
" Ah iya! Ayo masuk kak Subaru!" Serunya sambil berlari-lari masuk ke kelas dengan memegang tangan Subaru.
" Selamat siang Nekoi-san... Dan.." Ujar sang guru.
" Saya walinya Subaru Sumeragi.." Kata Subaru.
" Baiklah Sumeragi-san ini raport Nekoi-san." Sang guru menyerahkan raport Yuzuriha ke Subaru.
" Saya kaget melihat berapa sering absensi Nekoi-san karena sakit( padahal bertarung sama seven angels), tapi dia berhasil meraih tingkat pertama di angkatannya dan saya sebagai guru sangat bangga sekali" Jelas guru itu.
Subaru dan Yuzuriha bengong. Kok bisa salah satu seven seals yang ceria berlebihan dan cat-like ini bisa meraih posisi puncak pikir Subaru.
Yuzuriha hanya cengar-cengir sendiri, bangga juga kayaknya.
" Kalau begitu kami permisi dulu.." Kata Subaru seraya mengucapkan salam pada sang guru.
Yuzuriha menggandeng tangan Subaru.
" ne, kak Subaru nilaiku bagus-baguskan?" Ledek Yuzuriha ke Subaru.
" Ya, sampe rumah jangan lupa pamer ke Kamui, Sorata dan Arashi ok?" Jawab Subaru sambil tersenyum kecil .
Mereka pulang ke rumah dengan senang,...eh sebelum itu ke Toko kue favorite Yuzuriha dulu soalnya dia laper lagian Subaru dengan senang hati membayar lantaran kantongnya penuh uang seratus ribuan( Ya iyalah onmyouji gitu skali dibayar rumah anda jadi sasaran debtcollector saking gedenya bayaran buat nyewa dia).

===================================================================

"Apa?!" Teriak Kamui dan Sorata ga percaya mendengar pengakuan Yuzuriha yang mengagetkan tentang nilainya itu.
"Tuhan kenapa????? akukan Kamui yang punya kekuatan bagai dewa dan punya kewajiban menentukan nasib bumi, kok bisa-bisanya aku dikalahkan gadis ini dalam soal nilai sih?!" Jerit Kamui histeris.
" OMG, dia lima tahun lebih muda dari pada aku lagi!!!" Seru Sorata yang merasa sangat bodoh di depannya sementara Arashi hanya cuek semeleketek.
" Aduh kalian berdua berisik banget sih? dan Sorata kumampusin nilaimu jelek, harap-harap ga naik kelas deh!" Gerutu Subaru yang masih dendam karena bajunya di basahin Sorata. Sorata yang mendengar kata-kata Subaru shock berat. Subaru yang dia pikir baik hati dapat berbicara sekejam itu padanya(Pundung lagi deh..).
"Well daripada kesal ga jelas gitu, makan yuk!" Ujar Yuzuriha tersenyum.
Subaru membalas senyum Yuzuriha. Kamui yang melihat kejadian itu kaget juga, Subaru senyum sama Yuzuriha? Wah mereka tadi ngapain aja ya di sekolah?
Mereka makan dan pake acara ramai yang bikin gempar tetangga. Yuzuriha tertawa melihat aksi Kamui dan Sorata yang berantem dan sambil ngobrol sama Arashi walaupun kebanyakan Yuzuriha yang ngomong sih.
Subaru makan sambil terus memperhatikan Yuzuriha. " Hokuto, apa baik melupakan dendamku pada Seishirou-san karena telah membunuhmu, dan melanjutkan hidupku agar bisa bersama dengan gadis ini?" Tanyanya dalam hati (walaupun ditujukan untuk Hokuto sih).
In the end Subaru jadi merasa senang tinggal di rumah bersama seven seals yang lain. Dia merasakan kehidupan bahagia yang dia lupakan selama 9 th. Entah kenapa dia bersyukur dapat bertemu mereka semua terutama Yuzuriha yang selalu tersenyum dan membuatnya lupa akan kepedihan hati juga dendamnya pada Seishirou.



The End......................

===================================================================

Hai, aku author baru di blog ini. ini fanfic abal pertamaku yang kayaknya pasangan YUZUSUBA ini agak maksa ya? Tapi biarlah karena aku sendiri masih amatir atau istilah telor ceplok belum mateng. Harapanku kalian suka aja sih karena aku buatnya sepenuh hati nih sampe pegel ngetik..( aku bukan tipe orang yang suka ngetik panjang-panjang sih..)(^_^)
by the way tunggu karyaku selanjutnya ( pake tokoh clamp lagi nih tapi ku tambahin karakter sendiri aja mumpung-mumpung fanfic buatan sendiri) yang jalan ceritanya sebisa mungkin kubuat romantis tis tis with full action!


Raport Day chapter 4

Akhirnya setelah segala upaya perjuangan yang Subaru lakukan, si Sorata mau juga melepaskan diri walau masih ogahan.
" Makasih ya udah menghiburku..." Ujar Sorata terharu.
"Ahh, kitakan teman satu perjuangan." Kata Yuzuriha.
"Ngomong-ngomong Pak Subaru mana? " Tanya Sorata.
"anu... dia ke toilet mau ngeringin baju bekas kakak nangis..." Jawab Yuzuriha. Kasihan juga Subaru apes nasibnya.

====================================================================

Sementara itu di toilet...

Subaru udah banyak ngelap baju pake tisu tapi apa daya ga kering -kering juga bajunya.
"Ini terakhir kalinya aku menginjak kaki di sekolah ini! " Seru Subaru.
Ia melihat cermin dan dilihatnya sang 'Sakurazukamori' di sebelahnya.
"Ah masa sih?... jangan-jangan aku salah liat." Keluh Subaru lalu mencuci muka.
"Itu masih ada , emang aku udah gila kali ya?...." Keluhya lagi.
"Kamu gak gila kok Subaru-kun" Kata sang 'Sakurazukamori'
Subaru kaget, suara ini... memang benar-benar Sakurazukamori!
Subaru langsung mundur dan sudah siap pose bertarung dengan tatapan tajam.
'Tenang donk my sweet Subaru-kun. Aku disini bukan ngajak berantem, aku cuma mau ngambil raport anak klienku aja mumpung di bayar."
" Anak klien?! " Teriak Subaru.
" Yap, diakan anak duta besar jadi otomatis orang tuanya ga da waktu untuk ngambil rapornya, terus mereka minta aku untuk ngambilin." Kata Sakurazukamori santai.
" Gila tu orang tua, masa minta Sakurazukamori ngambilin raport anaknya sih? ini nih tanda-tanda kiamat." keluh Subaru.
" Emang bentar lagi hari kiamatkan?.." Ujar Sakurazukamori.
" Ya udah deh aku keluar dulu.. kasian Yuzurihanya" Kata Subaru melangkah keluar tapi dihalang Sakurazukamori.
" Kita baru ketemu kok udah ngajak pisahan?" tanyanya
" Karena yang mau ngambil raport bukan lu aja kale!" Seru Subaru nahan kesal.
" Ahh Subaru-kun jadi tempramental aja nih, kangen deh waktu kamu umur 16 th. Masih polos." Kata Sakurazukamori sambil nginget flashback.
" Zaman kapan tuh?!" Keseringan dapat bad luck sih Subarunya jadi gini deh.
" Baru 9 tahun yang lalu" Ingat Sakurazukamori.
" Ga inget!" Dah meledak kesabaran Subaru.
Sakurazukamori menatap Subaru tajam. " Kau pasti ingat karena akulah yang membunuh Hokuto.." Sosok devil Sakurazukamori dah keluar nih.
Subaru yang mendengarnya sudah benar-benar marah lalu di tendangnya Sakurazukamori sampai mental.
"Subaru-kun!!!!" Suara Seishirou terdengar semakin jauh di angkasa nan luas.
" Akhirnya..." Setelah beberapa jam menahan emosi akhirnya bisa marah juga, Subaru keluar dari toilet sambil tersenyum senang. Sakurazukamori di temukan sekarat di empang milik Nokoru sang chairman. Selamat untuk Subaru!




To be continued...................



CLAMP School! Chapitre 12 : I Always Love You

Akhirnya, school trip berakhir juga. Mereka pulang naik bus pagi-pagi sekali. Di bus, banyak yang bisa mereka lakukan. Ngobrol, tidur, main game atau apalah sebagainya. Syaoran lebih memilih mengobrol dengan Kamui, Kobato tidur saja, Suu malah mendengar musik dari iPod-nya, Nadeshiko main game di PSP-nya dan Syaoron yang di bus lain sedang asik main bersama teman-teman sekelasnya.
“Hei, kita akan membuat rencana lagi. Singkirkan Nadeshiko.” Ujar Sakura sambil berbisik.
“Bagaimana cara kita bisa menyingkirkan Nadeshiko? Dia kan kuat banget?” tanya Himawari.
“Cuma ada satu cara… Dengan cinta!” seru Tomoyo pelan.
“Kalau begitu, kita harus membuat Nadeshiko cemburu… Ah! Aku cium saja kali ya si Syaoron?” gumam Sakura.
“Bisa tuh, tapi beresiko!” Akhirnya, mereka pun siap melancarkan rencana jahat mereka itu.
============================================================
Rombongan bus sampai di CLAMP School jam setengah 4 sore. Semua anak akan segera dijemput oleh orangtuanya atau pulang sendiri. Syaoran belum pulang karena harus menunggui Syaoron. “Kemana anak satu itu?” kata Syaoran dalam hati.
Kobato sudah pulang, kali ini diantar Kohaku sampai rumah. Suu sudah pulang juga, diantar sama Subaru. Tinggal Nadeshiko, Syaoran, dan Syaoron. Syaoron dibawa oleh Sakura ke ruang kelas.
“Syaoron… Aku sangat mencintaimu lho…” kata Sakura pelan.
“Hah? Apa maksud…” kata-kata Syaoron terputus karena Sakura langsung mencium Syaoron.
Nadeshiko mencari-cari Syaoron. “Haduh, Syaoron kemana sih? Apa mungkin ke ruang kelas ya?” gumam Nadeshiko. Dia pun pergi ke ruang kelas, dan mendadak air matanya mengalir dan dia langsung lari.
Syaoron yang menyadari keberadaan Nadeshiko langsung melepaskan diri dari Sakura dan mengejar Nadeshiko. Sakura sendiri tersenyum licik. “Itulah pembalasan dariku!” kata Sakura tertawa-tawa.
Nadeshiko terus berlari dan berlari, semua yang dia lihat tadi terus terbayang-bayang di pikirannya. Apa Syaoron telah mengkhianatiku…? Apa benar? Aku tidak tahu… Tapi yang jelas dengan mata kepalaku sendiri dia telah mengkhianatiku!
Saat Nadeshiko baru saja turun dari lantai 3 ke lantai 2, tangannya dipegang oleh Syaoron yang berhasil mengejarnya. “Kumohon, jangan pergi dulu…! Aku ingin menjelaskan, kalau dia…”
“Aku… Aku sudah tidak mau mendengar lagi apa-apa! Aku sudah tahu semuanya! Aku benci… Aku benci kamu, Syaoron!” seru Nadeshiko sambil menangis.
“Jadi… Kamu mau kita putus…?” tanya Syaoron pelan. Nadeshiko bingung. Entah mengapa, kata-kata Syaoron itu terus terngiang di telinga, dia tidak tahu mau ngomong apa. Dia pun lari lagi.
Tapi, tangannya dipegang lagi dan Syaoron pun mencium Nadeshiko. “Walaupun kamu takkan memaafkanku tapi aku selalu mencintaimu!” kata Syaoron. Nadeshiko yang tadinya mau pergi, tidak jadi. Dia luluh. Dia masih mencintaiku…
Syaoron pun menghapus air mata Nadeshiko, dan memeluknya. “Kamu mau kita putus?” tanya Syaoron lagi.
“Nggak… Aku masih tetap mencintaimu...” kata Nadeshiko pelan. Syaoron tersenyum. Tiba-tiba, Nadeshiko tertidur. “Hm, kebanyakan nangis jadi capek ya…” gumam Syaoron. Dia pun memutuskan untuk membawa Nadeshiko ke rumahnya saja.
============================================================
Saat Nadeshiko terbangun, dia bingung dia ada dimana. “Lah, ini dimana?” tanya Nadeshiko heran.
“Ini di kamar Kak Syaoron…” kata Syaoran membuka pintu sambil membawa sup krim jagung.
“Jadi ini di rumah Syaoran dan Syaoron?” tanya Nadeshiko. Syaoran mengangguk. Gimana caranya aku bisa ada disini? Syaoran pun menceritakan bahwa Nadeshiko itu tertidur setelah nangis banyak. Syaoron lalu membawa Nadeshiko ke rumahnya.
“Terus…?” tanya Nadeshiko lagi.
“Yukino-san bilang kamu tinggal di sini saja, supaya kamu nggak kesepian. Lagi pula, kita masih ada satu kamar kosong disini. Itu buat kamu saja. Nah, Syaoron sedang membawa barang-barangmu ke sini bersama Yukino-san.” Jelas Syaoran.
“Apa?! Yukino-san…” Lalu, datanglah Syaoran dan Yukino membawa barang-barang Nadeshiko. Nadeshiko pun keluar dan barang-barangnya sudah ada di kamar barunya. “Terima kasih…”
Sebagai tanda terima kasih, Nadeshiko pun membuatkan cheesecake. “Nah, ini dia cheesecakenya.” Kata Nadeshiko.
“Wah, enak sekali, Nadeshiko. Perasaan kamu nggak pernah buat ini deh?” komentar Yukino.
“He-eh, baru kali ini. Aku belajar dulu sih.” Kata Nadeshiko.
“Enak banget!” kata Syaoron. Ternyata Syaoron adalah orang yang suka produk-produk berbahan keju. Sementara Syaoran adalah orang yang suka produk-produk berbahan coklat. Nadeshiko malah suka keduanya.
“Hm… Enak juga.” Tambah Syaoran.
“Oh, terima kasih, Syaoron. Syaoran.” Nadeshiko pun tersenyum senang.
To be continued… Chapitre 13.

Jadi! Yah, yah Nadeshiko dan Syaoron melakukan hal itu lagi. Maaf atas kehilangannya kepolosan saya. 8 chapitre lagi, maka fanfic ini akan segera berakhir, tapi akan digantikan oleh fanfic terbaru yang mungkin namanya adalah CLAMP School! Season 2.
Sampai jumpa! BYE!

CLAMP School! Chapitre 11 : Lost in the Mountains

Entah kenapa, Kobato sudah terbangun jam 5 pagi. “Huahhhh… Sudah pagi ya? Em… Jam berapa ya?” Kobato melirik jam, dan ternyata baru jam 5 pagi. “Aduh, aku kepagian.”
Terlihat, Suu dan Nadeshiko masih tertidur lelap. Akhirnya, Kobato memutuskan untuk mandi duluan dan jalan-jalan di sekitar resort. Untunglah, ada Chii yang juga sudah bangun. “Chii!” ujar Kobato.
“Eh, Kobato-chan! Sudah bangun? Untung saja ada teman yang bisa diajak ngomong!” Kobato pun sempat berbincang-bincang dengan Chii. Sampai akhirnya, satu jam berlalu. Jam 6. Terlihat Syaoran dan Syaoron baru saja keluar dari kamar masing-masing.
“Kobato!” ujar Syaoran.
“Syaoran… Selamat pagi!” kata Kobato sambil tersenyum. Syaoran langsung blushing. Syaoron pun cekikikan melihat tingkah adik kembarnya yang satu itu.
“Hey, Kobato. Apa Nadeshiko sudah bangun?” tanya Syaoron melihat sekeliling.
“Hmm… Entahlah. Saat aku bangun jam 5, dia masih tidur.” Langsung saja, Nadeshiko datang dengan Suu, memanggil Kobato. “Hey, Kobato. Sudah saatnya makan! Yang lain juga…” ujar Nadeshiko, yang kemudian melihat Syaoron. Lalu, Syaoron tersenyum.
****
Sarapan pagi yang cukup menyenangkan. Habis ini, acara main ski akan dimulai! “Nah… Semuanya, siapkan peralatan ski kalian, dan segera berkumpul di lokasi ski!” ujar Yuuko.
Kobato sudah gemetar saja melihat lokasi skinya. Aduh, aku nggak bisa ski… Tapi, sangat beruntung ada Yuuko yang mau mengajarkannya. “Baiklah Kobato, coba memusatkan posisi seperti ini.” Kobato langsung mengikutinya dengan baik. Tapi, sayang sekali dia langsung meluncur!
“AAAAAAAHHHHHHHH!!!!!” jerit Kobato sambil mencoba untuk menahan luncurannya, tapi tidak bisa. Syaoran yang mendengarnya langsung turun untuk menolongnya. Lebih parah lagi, terjadi badai salju!
“Syaoran! Kobato!” seru Nadeshiko dari atas. Tapi, tidak ada jawaban. “Aduh, nggak mungkin mereka mati kan?” Syaoron pun memutuskan untuk menyiapkan tim untuk mencari mereka. Syaoron, Nadeshiko dan Suu mencari ke arah timur, sementara Watanuki, Kamui dan Chii ke barat.
Sementara itu, Syaoran dan Kobato…
“Kobato! Kobato!” seru Syaoran mencarinya. Dilihatnya Kobato terkapar di timbunan salju. “Kobato…!” Untung saja, Kobato masih bisa bangun.
“Uh… Syaoran…? Kita dimana…?” tanya Kobato tertatih-tatih.
“Kayaknya kita ke bawa badai salju ke lereng gunung deh. Gimana ya…” kata Syaoran, mulai mencari tempat yang bisa untuk berteduh sementara. Dia menarik tangan Kobato, dan langsung pergi mencari tempat.
Kobato melirik sebuat rumah kayu tua yang masih utuh. “Syaoran! Di situ ada rumah!” ujar Kobato menunjuk rumah itu. Syaoran pun mengangguk, dan masuk ke rumah itu.
“Kita berteduh dulu saja disini… Kalau badai saljunya sudah reda, kita akan meneruskan perjalanan.” Syaoran pun mencari kain yang bisa dipakai untuk menyelimuti diri. Untung saja, ada kayu bakar yang bisa dipakai untuk memasang perapian.
“Syaoran… Aku berharap kita bisa ditemukan.” Kata Kobato.
“Aku juga. Kita tunggu saja, mungkin kita akan ditemukan.” Kata Syaoran, menyelimuti Kobato dan dirinya sendiri. Wajah mereka berdua langsung blushing.
“Syaoran, ingat tidak kejadian waktu malam kemarin?” tanya Kobato.
“Ingat tuh… Kamu ingat apanya? Bintang Vega? Atau…” Syaoran dengan memberanikan diri mencium Kobato, dan Kobato pun menerima terjangan itu. “Mungkin hal ini?”
“Ih! Nggak juga ya… Tapi aku juga mengingat ini…” kata Kobato blushing.
“Sudahlah, lebih baik kita tidur… Kalau kamu masih kedinginan, bilang saja.” Syaoran pun memeluk Kobato erat. “Badanku hangat gak? Kamu masih kedinginan?”
Kobato menjawab dengan wajah masih blushing. “Iya… Hangat sekali.” Setelah beberapa lama, Kobato pun tertidur di pelukan Syaoran. Syaoran sendiri masih sempat bangun, dan tersenyum melihat Kobato yang terlelap di pelukannya. Untuk yang terakhir kalinya, dia mencium Kobato.
Di lain tempat, Syaoron cs…
“Beuh! Nadeshiko-chan, gunakan kunci FLY dong!” ujar Suu.
“Oke… Kunci FLY! Jawab perintahku dan bangunlah!” Nadeshiko pun langsung muncul sayapnya, tapi ia switch ke tongkatnya. Syaoron dan Suu pun ikut naik dan mereka mulai terbang mencari Syaoran dan Kobato.
Sementara itu, Watanuki, Kamui dan Chii mengandalkan kemampuan Kamui untuk mendeteksi Kobato dan Syaoran. Watanuki mencoba untuk bertanya pada ayakashi terdekat dimana letak manusia. Chii menggunakan kekuatan chobitsnya untuk melacak jejak-jejak mereka.
“Eh, kayaknya mereka ke sana deh. Chii-san melacak jejak?” tanya Kamui.
“Iya sih, arahnya ke sana. Watanuki-san, bagaimana laporannya?” tanya Chii gantian.
“Hmm… Mereka bilang arahnya ke sana juga. Kita cari saja.” Watanuki, Kamui dan Chii pun berangkat ke arah yang telah mereka tebak.
Ada rumah kayu tua, terlihat dari atas. Nadeshiko pun langsung menurunkan tongkatnya ke rumah itu. “Mungkin ini.” Ujar Nadeshiko.
“Kita masuk. Eh, Watanuki, Kamui-san, Chii.” Kata Syaoron melihat kedatangan tim Watanuki.
“Ayo, kita masuk!” ujar Chii. Ternyata, ada Kobato yang sedang tertidur lelap di pelukan Syaoran. Kamui pun menggendong Kobato, sementara Chii merangkul Syaoran. Nadeshiko segera mempersiapkan tiga kunci.
“Kunci FLY! Jawab perintahku dan bangunlah! Kunci SAGITARIUS! Jawab perintahku dan bangunlah! Kunci TAURUS! Jawab perintahku dan bangunlah! ” Nadeshiko, Syaoron dan Suu naik tongkat Nadeshiko. Watanuki membawa Syaoran di kunci Taurus, sementara Kamui dan Chii membawa Kobato di kunci Sagitarius.
Mereka pun sampai di resort. Banyak anak telah menunggu mereka. “Kalian telah kembali!!” seru mereka bahagia. Kobato dan Syaoran segera dibawa ke ruang kesehatan. Kedamaian telah kembali ke rombongan CLAMP School.
To be continued… Chapitre 12.

Isinya sedikit lebih banyak dari chap 10. Kelihatannya, perkembangan Syaoran dan Kobato memang pesat! Bagaimana dengan keadaan yang lainnya? Tunggu di kisah selanjutnya! Chap 11 adalah awal dari Vol. 3, dan fan fiction ini akan berakhir di vol. 4. Jadi ikuti terus perkembangan fanfic ini!
BYE! BYE!

Raport Day chapter 3

Setelah Kamui pulang, datanglah Arashi dan Karen yang sepertinya udah ngambil raport.
" Kak Arashi raportnya gimana " Tanya Yuzuriha.
"......" Arashi kayak biasa hanya diam saja.
" Lagi-lagi Arashi meraih rengking 2 lagi. Saya bangga banget bisa pamer ke ibu-ibu songong itu yang ngatain saya mulu, merekanya aja sih yang ga pernah liat orang secantik saya." Kata Karen enteng. Yuzuriha sama Subaru hanya bisa bengong mendengar kata - kata Miss 'Soap land' satu ini.
Setelah sedikit perbincangan, Karen dan Arashi memutuskan untuk pulang ke rumah.
" Kak Arashi hebat..." Gumam Yuzuriha.
" Hebat sih hebat tapi ga bagus kalau dia diem terus. Malah ga punya temen lagi." wah si Subaru gayanya udah mirip psikiater aja nih. Yuzuriha melihat temannya Hideki sudah keluar dari ruang kelas, berarti tinggal sisa 2 lagi deh..... sabar-sabar.
Baru aja Yuzuriha mau ngobrol sama Subaru, Sorata muncul sambil jingkrak-jingkrak. " Aduh ni bocah satu malu-maluin aja...." pikir Subaru yang sudah tidak bisa menahan emosi.
" Yuzuriha sayang..... " ujar Sorata memeluk Yuzuriha.
" Gila, benar-benar gila murid sekolah ini " Si Subaru stress sendiri.
" Kak Sorata ada apa? kok seneng gitu sih?" Tanya Yuzuriha penasaran.
" Aku nembak 'dia' di terima!!! " Kata Sorata senang.
" Nembak siapa emang? " Tanya Subaru penasaran juga.
" Dia matahari bagi duniaku, dia bagai cahaya di kegelapan, dia bunga yang paling indah di padang rumput dan juga permata di....." Perkataan Sorata di potong Subaru
" To the point aja kek!" Teriaknya.
" Ya elah, Pak Subaru ga romantis ah..." Ujar Sorata.
" Jadi siapa ceweknya ?" Tanya Yuzuriha.
" Arashi donk!!!!" Ujar Sorata bahagia.
" yah.... nyesel deh udah nanya, kalau itu sih semua udah tau. " Kata Subaru dan Yuzuriha.
" Ngomong-ngomong raportnya Kak Sorata? " Tanya Yuzuriha lagi. mendadak ekspresi muka Sorata berubah menjadi sedih. Lalu memeluk Subaru.
" Pak Subaru!!!" Tangis Sorata yang menjadi-jadi menarik banyak perhatian orang, malah ada yang bilang gini:
" Ih jahat banget ya tu om-om yang sebelah matanya di perban! " Kata seorang cewek.
" Iya ga kasian apa liat anak itu mohon ampun?" Kata cewek di sebelahnya.
Subaru udah malu banget, lebih malu dari pada di poles sama Seishirou.
" Raportku ga tuntas semua!!!!!" Kata Sorata sambil nangis
"Ya saya ngerti kamu sedih tapi please lepasin saya! " pinta Subaru yang mukanya udah merah padam.
" ga! aku mau nangis sampai aku puas!" Ujar Sorata.
"Ya, nangis aja sono di laut! tapi lepasin saya donk! " gertak Subaru sambil berusaha melepaskan diri dari Sorata.
Yuzuriha hanya tertawa melihat mereka.




To be continued.................





CLAMP School! Special Chapitre : Kobato's Wish

Pembaca pasti sudah tahu kalau Kobato memohon agar Syaoran semakin dekat dengannya. Nah, bagaimana terlintas di pikiran Kobato?
“Seandainya, untuk sekali saja… Aku ingin mendekatkan diri lebih dekat dengan Syaoran… Kumohon, kabulkanlah permohonanku ini…” kata Kobato dalam hati.
Tiba-tiba, Vega pun mendengar permohonannya. “Huh… Kobato ingin lebih dekat dengan Syaoran. Kukabulkan saja deh, lagipula itu saat yang tepat. Nah, Syaoran… Aku memberimu kebebasan untuk melakukan sesuatu pada Kobato.” Kata Vega.
Syaoran pun tergerak hatinya untuk mencium Kobato, dan dia langsung menciumnya. Kobato pun diam saja, membiarkan Syaoran menciumnya.
Sepertinya, bintang telah mengabulkan permintannya. Tolong dekatkan aku dengan Syaoran. Bintang Vega pun bersinar, membuat Nadeshiko dan Syaoron menyadari sesuatu.
“Wah, bintang Vega. Di saat bintang ini muncul, Syaoran selalu melihatnya. Pantas saja, dia tidak ada.” Kata Syaoron melihat sekeliling.
“Hmm… Bintang kesukaan Kobato. Dia selalu melihatnya bersama Ioryogi-san. Pantas, nggak ada.” Kata Nadeshiko melihat sekeliling.
Syaoron dan Nadeshiko kaget. “Hahaha, hitsuzen bagi mereka berdua…” ujar mereka bersama.
Yang diatas tadi adalah kutipan dari Chapitre 10 : My Wish for The Stars. Dan inilah kejadian selesai dari bukit bersalju.
“Yah… Kehabisan makanan deh…” keluh Kobato. Beruntung, Suu memberi Kobato semangkuk sup, karena sudah tahu Kobato sedang tidak ada sebelumnya. Karena kasihan, dia pun berbagi dengan Syaoran.
“Hmm… Kobato, tutup mata deh!” ujar Syaoran.
“Eh?” Kobato mengejapkan matanya, lalu Syaoran menyuap Kobato!
“Nah… Itu lebih baik kan!” kata Syaoran tersenyum.
“Ehh…..” kata Kobato blushing, kemudian kembali memakan supnya.
>>> The End <<<

Tsubasa Reservoir - Super Scription Of Data

this video isn't belong to me.... cause i pick it on youtube
and i love this video!

CLAMP School! Chapitre 10 : My Wish for The Stars

Kobato masuk ke ruang makan, dan melihat Syaoran sedang melepaskan diri dari Sakura. “Ayolah Syaoran… Makan saja denganku!” kata Sakura meminta-minta.
“Tidak… Aku akan makan dengan Kobato, pergi!” Tapi, Syaoran tidak bisa melepaskan tangannya. Kobato tidak tinggal diam. Dia menghampiri Sakura. “Bisa nggak kamu lepaskan Syaoran?” tanya Kobato tajam.
“Hah? Kalau kamu mau putusin dia, aku baru lepasin.” Ancam Sakura, membuat Kobato sedikit takut. Tapi Kobato pantang menyerah, dia tidak boleh takut pada Sakura.
“Kamu pikir aku takut dengan ancamanmu?” gertak Kobato membalas Sakura.
“Heh… Sudah banyak berubah, anak bodoh ini.” Kobato pun geram, lalu mengambil ancang-ancang tangan dan menampar Sakura dengan kerasnya. Suaranya terdengar sampai ke kamar-kamar.
Sakura mengelus pipinya. Merah sekali, sakit. Sakura sudah benar-benar marah. “Sialan kamu! Rasakan ini!” Sakura menjambak rambut Kobato dengan kencang sampai Kobato menjerit kesakitan.
Syaoran yang kaget melihat pertengkaran itu. Dia segera minta bantuan Suu dan Nadeshiko. “Hei, Suu! Nadeshiko! Cepat lerai mereka!” bisik Syaoran dari kejauhan, yang terdeteksi oleh Nadeshiko. Saat mereka ingin melerai, datang Tomoyo dan Himawari menghalangi mereka.
“Ingin melerai? Hadapi kami dulu!” hadang Tomoyo dan Himawari. Tanpa basa-basi, Nadeshiko langsung mengeluarkan kuncinya. “Kunci SWORD! Jawab perintahku dan bangunlah!” Tongkat Nadeshiko berubah menjadi pedang, dan langsung mendekatkan pedang itu ke leher Tomoyo dan Himawari.
“Kamu mau mati? Pedang ini sudah menebas banyak orang. Kalian akan menjadi salah satunya.” Tomoyo dan Himawari langsung menyerah. Nadeshiko benar-benar serius soal pembunuhan ini. Nadeshiko pun menghampiri Sakura. “Bisa kamu berhenti jambak?” tanya Nadeshiko tajam.
“Nggak bisa! Kalau dia mau putusin…” Nadeshiko langsung saja menghunus pedangnya ke Sakura.
“Yakin?” tanya Nadeshiko. Sialnya, Sakura lupa bawa buku CLOW Card jadi dia ga bisa apa-apa. Dia langsung mundur. Kobato pun bersyukur, dan Yuuko serta Tachibana datang di waktu yang sangat tepat.
“Hanato dan Kinomoto…” ujar Tachibana, tapi diputusin Yuuko. “Tak apa. Ini sudah selesai, Tachibana. Lagian Nadeshiko sudah melerai mereka, tapi pake force.” Nadeshiko pun menon-aktifkan kuncinya kembali.
============================================================
Waktunya makan malam! Kobato lesu berjalan ke ruang makan. “Hahh… Suu-chan sudah ke sana sama Pak Subaru, Nadeshiko-chan sudah ke sana juga sama Syaoron… Sepi nih.” Gumam Kobato. Dia tidak lapar, soalnya dia juga tipe orang yang tidak banyak makan.
Tiba-tiba, dia melihat Syaoran sedang memandang langit berbintang di sebuah bukit bersalju diseberang ruang makan. Kobato pun menghampirinya. “Syaoran…?” tanya Kobato.
“Eh! Kobato…” kata Syaoran, lalu mengulurkan tangannya. “Mau ikut naik?” Kobato mengangguk, lalu naik ke bukit itu. Mereka duduk berdua memandang bintang-bintang.
“Apa bintang kesukaanmu, Syaoran?” tanya Kobato.
“Hm? Bintang Vega dari Lyra,” Jawab Syaoran. “Kamu apa?”
“Aku juga bintang Vega! Kebetulan sekali ya…” Kobato pun menghadap langit, dan menyadari bahwa bintang Vega terlihat jelas di langit, lalu menunjuk bintang itu.
“Wah… Bintang Vega… Tapi ini bukan kebetulan. Kamu punya kesukaan yang sama maupun bintang Vega muncul mendadak, bukan kebetulan. Di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan. Yang ada hanyalah hitsuzen.” Kata Syaoran pelan.
Kobato pun melihat bintang jatuh, lalu mengejapkan matanya dan memohon suatu permohonan. Syaoran yang heran, kemudian menyadari bahwa Kobato sedang memohon suatu. Kemudian, Syaoran mendekat perlahan, lalu mencium Kobato. Kobato pun segera membuka matanya dan kaget. “Syaoran…” Tapi, Kobato pun diam saja.
Sepertinya, bintang telah mengabulkan permintannya. Tolong dekatkan aku dengan Syaoran. Bintang Vega pun bersinar, membuat Nadeshiko dan Syaoron menyadari sesuatu.
“Wah, bintang Vega. Di saat bintang ini muncul, Syaoran selalu melihatnya. Pantas saja, dia tidak ada.” Kata Syaoron melihat sekeliling.
“Hmm… Bintang kesukaan Kobato. Dia selalu melihatnya bersama Ioryogi-san. Pantas, nggak ada.” Kata Nadeshiko melihat sekeliling.
Syaoron dan Nadeshiko kaget. “Hahaha, hitsuzen bagi mereka berdua…” ujar mereka bersama.
To be continued… Chapitre 11.

Akhirnya!! Vol. 2 terselesaikan… (chap 6-10). Kali ini, isinya agak sedikit soalnya lagi malas berpikir. Oh ya, school trip belum selesai lho. Baru akan berakhir di chapitre 12. Jadi, ikuti terus kejadian school trip di CLAMP School!
BYE! BYE! Have a nice day.

CLAMP School! Chapitre 9 : School Trip

“Dua hari lagi, sekolah kita akan mengadakan darmawisata musim dingin selama 4 hari 3 malam di Hokkaido!” ujar Yuuko via radio sekolah. Anak-anak langsung sorak sorai gak jelas. Pikir-pikir, CLAMP School memang sekolah yang uangnya kelimpahan!
Kamui, Suu, Nadeshiko dan Watanuki selaku pengurus inti OSIS membagikan selebaran yang berisi informasi dan daftar keperluan. “Nah, semuanya sudah terbagikan. Jangan lupa serahkan selebaran ini ke orang rumah ya!” ujar Kamui.
Kobato melirik daftar keperluannya. Ternyata, uangnya juga nggak cukup untuk mememenuhi semuanya, terutama peralatan ski! Syaoran lalu menghampirinya. “Kobato, kalau soal peralatan ski, di rumahku ada tiga dan lengkap. Satunya bisa kupinjamkan kok!” ujar Syaoran.
“Benarkah, Syaoran?” tanya Kobato.
“Tak apa.” Jawab Syaoran tersenyum. Kobato pun bersyukur – tapi masih ada satu lagi yang harus diatasi. Kan aku nggak bisa main ski?
Sakura enteng-enteng saja soal ski. Dia jago berbagai macam olahraga, apalagi ski. Dia punya julukan “Sakura the Ice Crusher”. Diliriknya tajam Kobato dengan licik. Kasian, pasti dia nggak akan bisa mendekati Syaoran dengan mudah.
Suu juga nggak bisa, tapi dia mengandalkan Kamui dan Subaru yang jago ski. Beruntung, ia ditawari Kamui dan sempat minta bantuan juga ke Subaru. “Kobato-chan bakal diajarin siapa ya?” gumam Suu. “Mungkin Syaoran. Dia kan jago ski, sama aja kayak Sakura.”
Nadeshiko juga siap-siap saja menghadapi ski, soalnya setiap musim dingin dia sering main ski jadi mengerti teknik-tekniknya. Tapi dia juga minta diajari Syaoron. “Syaoron memang baik ya, mau ajarin.” Gumamnya dalam hati.

Di rumah Nadeshiko…
“Aku pulang… Ah! Yukino-san!” ujar Nadeshiko melihat Yukino, tutor sekaligus sahabat lamanya sedang memasak. “Berkunjung lagi hari ini?”
“Aku ditugaskan ke sini sih, untuk mengantarkan keperluanmu untuk darmawisata. Sekalian menginap, kan sudah lama tidak bertemu.” Kata Yukino, menata paella di sebuah piring besar.
“Hmm… Tahu dari mana?” tanya Nadeshiko, menyendoki paella.
“Yuuko-san lah. Dia tahu kamu sendirian, sehingga dia minta padaku. Barang-barangnya ada di kamarmu.” Nadeshiko dan Yukino pun makan malam bersama sambil berbincang-bincang.
“Jadi kamu punya pacar?” tanya Yukino.
“Eh… Iya. Dia kakak kembar sahabatku, di kelas sebelah.” Ujar Nadeshiko blushing.
“Hahaha, kamu memang lucu kalau lagi blushing!”
Sementara itu, Kobato sudah tertidur lelap di kamarnya. Syaoran masih sibuk menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Dia terus memikirkan Kobato. Dia sudah tidak punya perasaan lagi pada Sakura sejak kejadian Kobato dikerjai. Hanya satu di hatinya, Kobato.
============================================================
Akhirnya hari darmawisata musim dingin tiba. Ada 9 bus yang sudah diparkir di depan CLAMP School. Semua anak mengenakan baju bebas, membawa ransel, sepatu kets dan tentu saja mengenakan baju dingin… Sebab ini musim dingin!
“Euh… Dingin.” Ujar Kobato menggigil. Dia mengenakan floral dress orange yang disertai cardigan hijau lalu ditutupi oleh baju dingin berwarna orange tua. Ada penutup telinga warna kuning di kepalanya.
“Kobato… Kamu cantik juga hari ini.” Kata Syaoran blushing. Kobato sendiri juga blushing karena ia dipuji. Syaoran mengenakan sweater hijau dan celana panjang warna khaki lalu ditutupi oleh baju dingin berwarna hijau pula dan penutup telinga warna putih.
Tiba-tiba, muncullah ketua kelas 1-C, Fuu Hououji. “Kalian berdua, ayo cepat masuk ke bus! Mau ditinggal?” Syaoran dan Kobato langsung lari ke bus. Dilihatnya Nadeshiko dan Suu menyisakan satu kursi untuk Kobato.
“Hey, Kobato-chan! Disini!” seru Suu memanggil Kobato. Dia mengenakan kaus biru laut dan celana selutut warna putih, lalu ditutup oleh baju dingin berwarna biru laut pula yang ada tutupan berbentuk telinga kucing di kepala.
“Oke!” Kobato pun duduk di kursi paling tengah. Suu duduk dekat jendela, sementara Nadeshiko ada di pinggir.
“Hey, tadi kamu ngapain sama Syaoran, Kobato?” tanya Nadeshiko. Dia mengenakan tanktop warna hitam dan jaket warna hijau, serta celana jeans selutut, lalu ditutupi oleh baju dingin warna ungu dan penutup telinga warna ungu.
“Nggak ada apa-apa kok!” ujar Kobato.
“Oh… Kukira ada sesuatu.” Kata Nadeshiko.
Karena memakan waktu yang lama, semua murid tertidur lelap sampai akhirnya mereka sampai di sebuah resort musim dingin yang ternyata dikelola oleh CLAMP Inc. (CLAMP School adalah bagian dari CLAMP Inc.)
“Kita sampai anak-anak! Nah, silahkan pergi ke kamar masing-masing, sesuai yang sudah ditentukan… Seperti yang sudah diberitahu, ada 3 anak dalam satu kamar!” ujar Yuuko.
Beruntung, Kobato sekamar dengan Nadeshiko dan Suu, dan mana pula Sakura sekamar dengan Tomoyo dan Himawari. Inilah daftar besar kamar-kamar para perempuan (kelas 1,2,3 dan guru dicampur) :
• Ruang 1 = Sakura Kinomoto, Tomoyo Daidouji, Himawari Kunogi
• Ruang 2 = Kobato Hanato, Nadeshiko Hanazawa, Suu Shirakawa
• Ruang 3 = Chii Motosuwa (pake nama Hideki ya), Misaki Suzuhara, Fuu Hououji
• Ruang 4 = Umi Ryuuzaki, Hinata Asahi, Meilin Li
• Ruang 5 = Hikaru Shidou, Yuuko Ichihara, Arashi Kishuu
• Ruang 6 = Kaho Mizuki, Miyuki-chan, Naoko Yanagisawa
• Ruang 7 = Yuzuriha Nekoi, Kohaku, Rika Sasaki
• Ruang 8 = Kotori Monou, Karen Kasumi, Hokuto Sumeragi
• Ruang 9 = Chiharu Mihara, Utako Ohkawa, Eri Chusonji (ini dari Duklyon)
• Ruang 10 = Chun Hyang, Nagisa Azuya, Sue
Fuuh, memang cukup banyak murid CLAMP School tapi masih ada ruangan lain yang tidak akan saya sebutkan. Saya juga akan menampilkan ruang 1-8 untuk kamar-kamar para laki-laki :
• Ruang 1 = Kamui Shiro, Fuuma Monou, Shizuka Doumeki
• Ruang 2 = Subaru Sumeragi, Seishirou Sakurazuka, Syaoron Li
• Ruang 3 = Syaoran Li, Kimihiro Watanuki, Eriol Hiiragizawa
• Ruang 4 = Takahito Chikahito, Sakura, Tachibana (wow complete gate 7)
• Ruang 5 = Takashi Yamazaki, Sorata Arisugawa, Rikuou Himura
• Ruang 6 = Kazahaya Kudou, Touya Kinomoto, Yukito Tsukishiro
• Ruang 7 = Nokoru Imonoyama, Suoh Takamura, Akira Ijuin (complete clamp school detectives)
• Ruang 8 = Hideki Motosuwa, Hiromu Shinbo (chobits), Minoru Kokubunji
Nah, semua sudah. Kobato pun melangkah ke ruang 3, dimana Syaoran berada. “Syaoran…?” tanya Kobato mengetuk pintu. Ternyata, Syaoran tidak ada. Kemanakah dia? Kobato pun coba bertanya pada Watanuki.
“Syaoran? Dia sih sama Sakura ke ruang makan. Tapi si Syaoran kelihatannya nolak-nolak tapi dipaksa.” Kata Watanuki.
“Terima kasih!” Kobato pun langsung mengejar Syaoran.
To be continued… Chapitre 10.

Cerita kali ini hanyalah informasi dan awal dari klimaks di school trip. Kobato tidak tahu apa yang akan dilakukan Sakura dan Syaoran dan memutuskan untuk mengejar mereka. Emang kurang seru sich, tapi ini adalah awalnya. Jika ingin more experience, silahkan baca chap 10.
BYE! BYE!

Raport Day chapter 2

Hari raportan sudah tiba! Semuanya pada dag dig dug termasuk Yuzuriha. Jas merah yang kebanyakan lambang ini emang bikin badan penat, gini nih tradisi Clamp school. Yuzuriha mengingat kejadian tadi malam, kasian kak Sorata. Dia harus minta tetangga sebelah buat ngambilin raportnya, kocak-kocak!
Yuzuriha melihat sekelilingnya. hampir semua temannya sudah pada ngambil raport kecuali dia. Yuzuriha menghela nafas" Gini nih kalau minta bantuan kak Subaru, telat mulu kerjaannya." keluhnya." Kalau gitu maaf deh.., tapi demi kamu aku ngebatalin janji sama klienku yang pejabat loh.." Nongolnya Subaru, bikin Yuzuriha kaget. Mana tepat dibelakangnya lagi! "Maaf...." seru Yuzuriha minta pengampunan. Subaru mah santai aja sambil ngangguk-ngangguk, bukan tipe pemarah sih...
"Ah Yuzuriha, itu cowok siapa? cakep banget, tapi kok sebelah matanya di perban sih..?" Kata Mai, teman Yuzuriha. "Oh itu Subaru, waliku. Dia habis operasi mata." Ujar Yuzuriha " Mana mungkin aku bilang kalau matanya di cabut secara paksa oleh Kamui naga bumi..." katanya dalam hati. Subaru dan Yuzuriha tampaknya cukup menarik perhatian apa lagi keliatannya kayak pacaran( Author ga terima!). Teman-teman cewek Yuzuriha pada iri semua...(hahahaha author juga ngiri).
Yuzuriha hepi-hepi aja, sedangkan Subaru enjoy aja . Mereka berdua bertemu Kamui dan Pak Aoki yang sepertinya dalam perjalanan pulang. "Ahh.. Kak Kamui! Gimana raport kakak?" Tanya Yuzuriha. " Pokoknya ancur deh..." Jawab Kamui lemes. " Nilai Kamui semua pas KKM, dan Nilai Matematika dan Bahasa Inggrisnya kebakar" Jelas Pak Aoki yang sebenarnya kecewa juga. Kamui sang penentu nasib bumi gagal di Matematika dan Bahasa Inggris? Apa kata dunia?
" Kalau Yuzuriha sendiri sudah ambil raport belum?" Tanya Pak Aoki.
" belum, masih nunggu tiga orang lagi.." Kata Yuzuriha.
" Kudoain nilaimu ancur kayak aku.." Ledek Kamui.
" ih, kakak jahat!!" Teriak Yuzuriha.
" Santai men!!" kata Kamui ga mau kalah.
" Santai dengkulmu?!" Ujar Yuzuriha naik darah.
" udah ah kalian berdua.. malu diliat anak tetangga (anak tetangga?) " Kata Subaru melerai mereka. " Ya sudah.. kami pulang dulu ya.." Ujar Aoki sambil narik Kamui yang dari tadi ngeledek Yuzuriha. Subaru cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan ke dua anak konyol tersebut.




To be continued.......

Raport Day chapter 1

Yuzuriha bingung banget, besok adalah hari raportan. Ya bukan masalah besar sih, cuma orang tuanya kan udah meninggal dengan kata lain harus nyari walikan? Yuzuriha hanya bisa menghela nafas, walinya siapa ya? nona Karen, Pak Aoki, atau Kak Subaru aja? ahh harap-harap belum keambil para seals yang lain deh.
Yuzuriha sampai di rumah malem-malem lantaran ngibrit dulu ke toko kue, dugaan dia memang benar, tampak para anggota seals hadir semua di rumah.
" Pak Aoki! please ambil raportku!" Pinta Kamui sambil rebutan sama Sorata.
"Jangan Pak, Raport saya aja! di jamin keren - keren nilainya!" Kata Sorata ga mau kalah.
" Aduh, satu-satu donk! kuping saya kan cuma dua! " Ujar Pak Aoki di kerumunin mereka.
" Pak, kalau bukan saya nanti, saya ga mau campur tangan di hari perjanjian bumi loh. Saya biarin aja bumi diancurin Fuuma cs. Mau bagaimana lagi sih? sayakan 'Kamui' satu-satunya orang yang bisa nentuin nasib bumi." ancam Kamui enteng.
Ya terpaksa Pak Aoki milih Kamuikan? Dilihatnya Sorata pundung di ujung ruangan, kasian juga.
"Sepertinya Nona Karen sama Arashi deh, habis mereka berdua santai banget di dapur.
Eh? tunggu.. Kak Subaru belum dateng!" Pikir Yuzuriha. Wah kalau dateng rebutan sama Sorata nih!

===================================================================

Beberapa jam kemudian, hawa di ruang tengah makin panas aja. Yuzuriha dan Sorata saling menatap tajam dengan tatapan ' Subaru yang ngambil raport gw!' Kamui dan para anggota seals lainnya aja pada takut.
Sudah jam 10 malam... Subaru belum dateng juga, apa lupa ya? Para anggota Seals yang lansia udah pulang semua. Arashi dan Kamui juga udah pada tidur. Yuzuriha duduk di sofa dengan Sorata yang lagi tidur nyenyaknya, cuma dia satu-satunya yang masih bangun.
" Ah, mending tidur aja deh, tampaknya Kak Subaru memang sudah lupa.." Keluh Yuzuriha sedih. Baru mau masuk kamar tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Jangan-jangan Subaru! Yuzuriha jalan pelan-pelan biar Sorata ga bangun. Kesempata emas! dan benar saja Subaru yang nongol.
" Maaf baru dateng, soalnya tadi aku ada kerjaan sama klien." Kata Subaru, ia melongok kanan kiri. "Pertemuannya udah selesai dari tadi, kak.." Jawab Yuzuriha. " Yah.. Aku telat banget donk?" Kata Subaru. " Udah tau nanya.... " Bisik Yuzuriha pelan." O iya kesempatan emasku!" jerit Yuzuriha dalam hati, ia langsung narik baju Subaru. " Kak Subaru, aku mohon dengan sangat! tolong ambilkan raportku!" teriaknya. " hah? tapi besok aku ada....."Subaru mau nolak tapi Yuzuriha udah masang puppy dog face yang bikin Subaru sulit mengucapkan kata tidak.
"Hah... Ok deh, aku ambil raportmu, tapi nilainya harus bagus semua loh..." Kata Subaru sambil menghela nafas. " Hore! Bansai!!! " teriakan Yuzuriha yang kenceng bikin Sorata bangun.
Sorata melihat mereka berdua dengan tatapan kaget, sepertinya dia udah tau kalau Yuzuriha yang menang taruhan. "TIDAK!!!!!! " Jerit Sorata ga karuan, kasian deh lu.



To be continued......

CLAMP School! Chapitre 8 : Don't Leave Me

Sakura, Tomoyo dan Himawari mengerjakan hukuman mereka seminggu penuh. Mereka mulai merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan teman-teman Kobato. Kali ini, mereka menargetkan Suu. Mereka tahu bahwa Suu mempunyai suatu hubungan terlarang dengan Subaru.
“Hmm… Menyingkirkan Suu akan sangat mudah. Hubungan terlarang bisa kita bongkar!” kata Himawari.
“Tapi, Pak Tachibana itu orangnya kan susah mempercayai. Gimana cara ngebuktiinnya?” tanya Sakura.
“Gampang. Kita cari peristiwa dimana mereka melakukan sesuatu, lalu dipotret dan kita laporkan ke Pak Tachibana!” usul Tomoyo. Himawari dan Sakura setuju, lalu mulai mengintai Suu dan Subaru untuk mendapatkan potretan yang bagus!
Suu sendiri tidak menyadari keberadaan mereka, apalagi Subaru. Entah mengapa, tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Hampir saja Tomoyo dkk putus asa, tapi akhirnya suatu keajaiban untuk mereka terjadi.
Saat itu, di atap sekolah. Subaru memeluk Suu karena dia rindu pada Suu. Seminggu yang lalu, Suu mengikuti lomba di sekolah lain dan Subaru benar-benar rindu padanya. (owwww)
Langsung saja, Tomoyo memotret kejadian itu, lalu segera mencetaknya di ruang publikasi. Segera ia cuci fotonya, dan ia serahkan ke Tachibana. “Foto apa ini?! Subaru dan Shirakawa?!” ujar Tachibana geram.
“Betul pak! Mereka mempunyai hubungan terlarang!” tambah Himawari.
“Tidak bisa dibiarkan… Akan saya segera laporkan pada Yuuko-san!” Tachibana langsung keluar dari ruang BK dan pergi ke ruang kepsek. Sakura dkk tersenyum senang, karena rencana mereka berhasil!
Sesampainya di ruang kepsek…
“Yuuko-san! Lihat ini… Subaru melanggar peraturan sekolah!!” ujar Tachibana menyerahkan selembar foto.
“Hmm… Hubungan terlarang ya… Saya sih bisa saja menghakiminya, tapi sebagai guru BK anda dapat menentukannya.” Kata Yuuko tenang dan santai. Terlihat Watanuki sedang menuangkan sake di gelas Yuuko. “Yuuko-san, ini sakenya. Saya pergi dulu,” kata Watanuki, lalu pergi.
“Ah! Saya punya ide bagus! Di sekolah kenalan saya ada lowongan, kita pindahkan saja Subaru ke sana!” usul Tachibana. Yuuko mengangguk saja. Untuk apa aku mengurusi orang ini, ah malas. Lagian orang ini juga susah diatur.
============================================================
Keesokan harinya…
Tersebar berita kepindahan Subaru! Suu sampai shock mendengarnya. Subaru sendiri meminta penjelasan pada Yuuko. “Apa maksud ini semua, Yuuko-san?!” tanya Subaru.
“Tanya saja pada Tachibana, biang kerok semua ini.” Jawab Yuuko, meneguk sakenya. Tanpa pikir panjang, Subaru langsung menggertak Tachibana.
“Apa maksudmu soal ini, hah?!” gertak Subaru, mengambil ancang-ancang untuk menumpasnya.
“Hmm… Kamu itu sudah melanggar peraturan! Mempunyai hubungan terlarang dengan murid!” Subaru langsung terkejut. Darimana ia tahu itu?!
“Terkejut? Yah… Kamu tidak akan pernah tahu siapa yang memberitahuku.” Subaru langsung menumpas Tachibana, tapi ditahan oleh Sakura. “Hmm, tak ada kekerasan lho. Oh ya, Shirakawa menunggumu di gerbang sekolah.”
Subaru pun pergi ke gerbang, dan dilihatnya Suu menangis. “Suu?” tanya Subaru pelan.
“Bapak akan pergi hari ini?” tanya Suu menangis, bercampur kecewa. Dia benar-benar mencintai Subaru. Subaru pun memeluknya, untuk menghibur. “Tenanglah, aku pasti akan kembali untukmu. Hanya untukmu saja…”
Nadeshiko, Syaoron, Kobato, Syaoran, Watanuki dan Kamui mengetahui siapa pelaku semua kejadian memilukan ini – Sakura cs! Nadeshiko dan Syaoron langsung bertanya pada Yuuko.
“Yuuko-san… Tolong, jangan pindahkan Pak Subaru!!” ujar Nadeshiko memohon.
“Hmm… Itu butuh bayaran, untuk membatalkan hal ini.” Kata Yuuko.
“Saya akan membayarnya dengan empat botol wine dari Italia asli! Saya juga akan membayarnya dengan dua botol sake murni dari Kyoto!” tambah Syaoron memohon-mohon.
Hati Yuuko langsung girang. “Oh! Hadiah yang hebat, baiklah… Tapi saya harus dapat dulu. Saya beri waktu 3 hari!” Yes! Tapi, tidak ada waktu untuk senang dulu. Kita harus mencari wine dan sake!
Watanuki bertugas ke Kyoto untuk mencari sake, sementara Kobato meminta wine pada Yuui. Syaoran juga mencari sake murni dari Kyoto di toko-toko terdekat, alias exploring. Kamui mencari wine di bar-bar terkenal di Tokyo.
“Eh… Adakah sake murni dari Kyoto?” tanya Syaoran pada penjaga toko.
“Beruntung kau nak, ada satu botol terakhir… Tapi mahal lho!” ujar penjaga toko itu.
“Berapa harganya? Saya hargai 1000 yen!” Penjaga toko itu pun setuju, dan Syaoran langsung mendapatkan sebotol sake murni dari Kyoto.
Sementara itu di Kyoto…
Watanuki sampai di sebuah toko minuman, lalu langsung menyambar satu botol sake murni yang berharga 958 yen, lalu segera pergi lagi naik shinkansen ke Tokyo.
Kembali lagi ke Tokyo…
Kobato memohon pada Yuui untuk meminta dua botol wine asli dari Italia. “Yuui-san… Boleh aku minta dua botol wine asli dari Italia?” tanya Kobato.
“Oh, tak apa-apa. Lagi pula aku sedang ada stoknya sebanyak 8 botol, kemarin sahabatku mengantarkannya. Nah, silahkan, dua botol wine.” Kobato langsung lari keluar dan akan berkumpul di apartemen Nadeshiko.
Kamui berhasil mendapat wine dengan merayu para bartender wanita di sana. Dibawanya dua botol wine dari Italia asli dengan tergesa-gesa bercampur ngos-ngosan.
Di rumah Nadeshiko…
“Baiklah. Setorkan botol-botol yang sudah kita pertaruhkan demi Yuuko-san.” Kata Syaoron. Langsung tersedia empat botol wine asli dari Italia dan dua botol sake murni dari Kyoto.
“Dengan begini, semua beres!” tambah Nadeshiko, menaruh botol-botol itu di sebuah kantong.
============================================================
Di sekolah, sore harinya…
Suu benar-benar sudah tidak bisa menahan tangisnya. Subaru akan pergi dan mengucapkan selamat tinggal. Suu ditemani oleh Chii dalam perpisahannnya dengan Subaru. “Pak Subaru…” ucapnya pelan sambil menangis.
“Maafkan aku Suu, tapi pasti aku akan kembali demi dirimu.” Kata Subaru, mengangkat tasnya untuk pergi. Saat dia akan meninggalkan gerbang sekolah, Yuuko, Nadeshiko, Syaoron, Kobato, Syaoran, Watanuki, Kamui mengejarnya.
“Subaru!” ujar Yuuko dari kejauhan.
“Yuuko-san… Ada apa?” tanya Subaru yang sudah pasrah, menoleh.
“Kamu tidak jadi dipindahkan… Tachibana pula sudah menyetujuinya, sebab sudah kumabuki dia! Aku sudah dapat bayaran yang lebih dari setimpal dari murid-muridmu yang baik hati ini.” Jelas Yuuko menunjukkan empat botol wine dan dua botol sake.
“Apa…? Terima kasih… Anak-anak…” ujar Subaru terharu senang. Syaoran cs tersenyum bahagia. Suu sendiri bahagia tak karuan. Dia langsung memeluk Subaru dengan penuh kebahagiaan. Dan akhirnya, mereka melakukan apa yang sempat dilakukan di rumah sakit dan kolam renang (chap 3 bag. Akhir dan chap 6 bag. Akhir).
“Pak Subaru…!” ujar Suu malu, tapi yang lain hanya tersenyum senang.
“Sudah… Lagian Cuma kita ini yang tahu kan? Nah, kita pulang…”
To be continued… Chapitre 9.

Akhirnya, selesai juga chapitre 8. Subaru dan Suu telah melakukan hal itu untuk ketiga kalinya (kepolosan saya mendadak lenyap)… Hahahaha, Yuuko sempat memabuki Tachibana agar setuju dengan pembatalan! Perjuangan keras Syaoron cs!
SubaruxSuu : 40%
Nah, sampai jumpa di chapitre selanjutnya! Terus ikuti perkembangan fanfic saya ini!

CLAMP School! Chapitre 7 : Sakura's Revenge I

Sakura mengetahui bahwa Syaoran memang berpacaran lewat kabar dari Tomoyo. Sakura padahal juga mencintai Syaoran, dan dia berniat untuk menyingkirkan Kobato dari Syaoran dengan cara apapun. Dia pun meminta bantuan pada Tomoyo dan Himawari.
“Kumohon… Tomoyo-chan! Himawari-chan! Bantu aku… menyingkirkan Kobato!” kata Sakura memohon pada Tomoyo dan Himawari.
“Baiklah, kalau itu permintaan sahabatku Sakura.” Ujar Tomoyo setuju.
“Aku juga setuju, soalnya aku kesel sama Kobato yang lamban dan ceroboh itu. Masa sih Syaoran bisa jatuh cinta sama orang kayak gitu?” tambah Himawari mencibir.
“Aku punya rencana…” Sakura menjelaskan rencananya, yaitu mengerjai Kobato. Lagipula, Kobato kan sangat mudah untuk dikerjai, jadi tidak ada masalah.
Di lain tempat, ruang OSIS…
“Kamui-san… Ini, laporan rapat kemarin.” Ujar Nadeshiko menyerahkan laporan rapat OSIS kemarin.
“Terima kasih, Nadeshiko. Oh ya, mumpung-mumpung Tomoyo-san mana ya? Dia bukannya harus mengetik laporan ini…?” Tanya Kamui.
“Entahlah… Tapi akhir-akhir ini dia sering berbisik dengan Sakura-san dan Himawari-san.” Nadeshiko mencoba untuk mengetahui keanehan itu, dan mendadak saja terlintas pikiran yang tidak pernah dia duga. “Bisa jadi… ada sesuatu yang ingin mereka lakukan pada Kobato-san!”
“Maksudmu?” Tanya Kamui lagi.
“Sakura-san dan kawan-kawannya sering melirik tajam Kobato lalu berbisik. Bisa saja Kobato-san dikerjai!” Nadeshiko langsung mencari Kobato ke atap sekolah, salah satu tempat Kobato sering hang-out.
“Kobato-san!” seru Nadeshiko. Dilihatnya Kobato sudah basah kuyup diguyur air dingin.
“Nadeshiko-chan…?” Tanya Kobato menggigil.
“Kamu kenapa? Cepat, ceritakan apa yang terjadi tadi!” Kobato pun mulai menceritakan apa yang terjadi.
<<< Flashback
“Hey, Kobato… Nanti kamu datang ke atap ya.” Kata Sakura.
“Oke!” Kobato pun pergi ke atap. Saat pintunya dibuka, tak sengaja ada ember berisi air dingin jatuh menumpahinya dan ada pula air di lantai yang membuatnya terpeleset. “Sakura-san…?”
Sakura, Tomoyo dan Himawari pun cekikikan sambil mengejek Kobato. “Target sudah terperangkap… Ayo kita pergi.” Kata Himawari pergi, diikuti Sakura dan Tomoyo. Bodohnya, mereka tidak mengunci pintu sehingga Nadeshiko dapat masuk dengan mudah.
>>> End of Flashback
“Jadi begitu… Apa yang kuduga terjadi! Kobato-san, ayo… Ikut aku ke UKS.” Kata Nadeshiko. Lalu, datanglah Kamui dan Watanuki.
“Kobato-san! Apa yang terjadi?” Tanya Kamui.
“Dia dikerjai oleh Sakura cs. Dia harus dibawa ke UKS!” jawab Nadeshiko, sambil menghangatkan badan Kobato sebentar.
“Aku akan panggil Syaoran.” Watanuki pun langsung lari mencari Syaoran, kemudian kembali 10 menit setelahnya. Syaoran terkejut melihat keadaan Kobato.
“Kobato-san… Kamu nggak apa-apa?” Tanya Syaoran khawatir.
“Aku… kedinginan…” Kobato langsung menggigil, dan Syaoran langsung menggendongnya ala putri ke UKS. Nadeshiko, Kamui dan Watanuki pun mengikuti Syaoran.
Kobato dirawat dengan baik oleh Seishirou, sang dokter sekolah yang juga guru matematika. Dia segera diberi kompres berisi air hangat, diminumkan obat dan kaki Kobato yang lecet disembuhkan. Akhirnya, Kobato harus beristirahat.
“Kobato-san lebih baik tidur saja di sini dulu,” Kata Seishirou, beres-beres. Dia harus segera ke kelas selanjutnya. “Syaoran kalau mau temani saja.”
“Ya… Aku akan menjaganya. Nadeshiko, bisa kamu fotokopikan catatan untukku dan Kobato-san?” Tanya Syaoran.
“Baiklah… Nah, Kamui-san, Watanuki-san, kita pergi.” Nadeshiko, Kamui dan Watanuki pun kembali ke kelas masing-masing, sementara Syaoran dengan sabarnya menunggui Kobato. Terkadang, ia mengecek suhu tubuhnya, sampai akhirnya ia tertidur juga.
Sementara itu, di kelas 1-C…
“Syaoran-kun mana ya…? Jangan-jangan… Aduh! Ketahuan!” gumam Sakura dalam hati, lalu melirik Nadeshiko dengan tajam. Dialah pengganggu! Akan ku singkirkan juga!
“Ada apa, Sakura-san?” Tanya Chii, teman sebelahnya.
“Nggak!” kata Sakura kembali menekuni pekerjaan Fisikanya.
“Oh ya, anak-anak. Pertemuan selanjutnya, akan ada ulangan Fisika. Dan… Kinomoto, Daidouji dan Kunogi, harap ikut saya ke ruang BK.” Ujar Subaru. Sakura, Tomoyo dan Himawari langsung gemetar. Ketahuan semuanya apa yang telah mereka lakukan pada Kobato.
Suu yang biasanya kabur dari pelajaran Fisika, hari ini tidak. Dia ingin sekali saja mencoba untuk tekun, meski ada satu hal yang dia inginkan – terus bersama Subaru selama pelajarannya.
============================================================
Kobato terbangun. Suhu badannya sudah kembali normal, dan dilihatnya Syaoran dengan setia menungguinya. “Syaoran-san…” kata Kobato sambil menangis terharu.
Syaoran pun ikut terbangun, dan kaget melihat Kobato menangis. “Kobato…! Kamu kenapa menangis?” tanyanya. Syaoran sadar kalau dia memanggil “Kobato”. Kobato pun tersenyum bahagia, meski air matanya masih mengalir. Syaoran pun mengusap air matanya dan memeluknya.
“Syaoran…san?” Tanya Kobato bingung.
“Kamu tidak perlu khawatir… Aku akan melindungimu, apapun yang terjadi.” Kata Syaoran menetapkan keputusan, dan dibalik itu semua, Nadeshiko dan Syaoron menonton peristiwa itu.
“Happy couple, pikirku.” Ujar Nadeshiko.
“Terus… Kita bukan happy couple gitu?” Tanya Syaoron dengan nada agak bercanda.
“Hmm… Susah dijawab kalau itu… Tapi kayaknya iya deh.” Jawab Nadeshiko juga dengan nada bercanda, sambil menjulurkan lidah.
****
Sementara itu, di ruang BK…
“Kalian telah melanggar peraturan sekolah… Sebagai hukumannya, bersihkan toilet sekolah untuk satu minggu ini! Tahukah kalian, hal yang kalian lakukan itu bisa membahayakan orang!” bentak Tachibana selaku guru BK. Sakura, Tomoyo dan Himawari pun mengeluh dan gemetaran.
“Baik Pak… Kami akan melakukannya.” Kata Tomoyo mewakili teman-temannya.
“Kalau kalian sampai tidak melakukan hukuman, nanti akan saya tambah!” Tachibana pun pergi meninggalkan ruang BK, yang berisi Tomoyo, Sakura dan Himawari yang terdiam sambil cengok.
To be continued… Chapitre 8.

Masih ada lho, chapitre yang akan ada acara balas dendam Sakura lagi, tapi bukan chapitre selanjutnya. Tunggu aja ya! Dan… Syaoran pun memanggil nama pendek Kobato!
SyaoranxKobato : 20%
Nah, sampai jumpa! Sampai bertemu di chapitre selanjutnya.

CLAMP School! Chapitre 6 : I Hate You but I Love You too

Kamui bingung melihat seisi sekolah sudah bertebaran cinta. Contoh saja, Nadeshiko berpacaran dengan Syaoron. Kobato berpacaran dengan Syaoran. Dan ada saja kedekatan Suu dengan Pak Subaru. Dia pun sibuk mengerjakan tugas OSIS, karena kondisi Suu tidak memperbolehkannya untuk bekerja dulu sementara.
“Hah… Nadeshiko. Tolong tulis laporan ya?” pinta Kamui, menyusuni arsip bulan itu.
“Eh? Kan sudah kutulis? Bukannya Kak Kamui harusnya meminta laporan dari guru ya?” Kamui baru teringat, saking dia bingung melihat sekelilingnya penuh perasaan cinta yang sangat memusingkan baginya. “Oh ya! Terima kasih atas pemberitahuannya… Aku pergi!”
Kamui tergesa-gesa meminta laporan. Subaru (Fisika kls. 1-3), Seishirou Sakurazuka (Matematika kls. 1 dan 3), Fai D. Fluorite (Kimia kls. 1 dan 3), Yuui (PKK kls. 1 dan 3), Kurogane (OR kls. 1-2), Sorata Arisugawa (Sejarah kls. 1-3), Yuuko Ichihara (Sastra kls 1-3), Arashi Kishuu(Agama kls. 3), Karen Kasumi (Agama kls. 1-2), Kaho Mizuki (Matematika kls. 2), Kohaku (Musik kls. 1-3), Sakura (PKK kls. 2) dan Tachibana (BK kls. 1-3).
Tapi… Ada satu guru yang membuatnya tidak ingin bertemu… Fuuma Monou! Sang pengajar OR untuk kelas 3. Tampangnya itu bikin ilfil Kamui dan rumor beredar kalau Fuuma itu molesting sama adiknya sendiri! (oooooo) Kamui jadi jijik sendiri dan ingin menjauh dari Fuuma. Tapi, demi laporan harus!
Fuuma tidak ada di ruangannya, sehingga memudahkan Kamui. Saat dia baru mau menarik lembaran laporan Fuuma, Fuuma langsung meluk Kamui nggak jelas. “Kamui…”
“Gyaaaa! Pak Fuuma ini ada-ada saja! Hussss!!! Huss! Hus!” seru Kamui mengusir Fuuma ala ngusir tikus.
“Oo… Tidak bisa! Ini kan kantor saya.” Balas Fuuma dengan khasnya.
“Huh! Saya mau pergi dulu, nanti Nadeshiko bisa telat ngarsipin!” Kamui langsung pergi menjauh dari kantor Fuuma dengan cepat. Tapi, Fuuma malah mengejarnya dan menangkap lagi. “Ih, bapak tuh aneh ya?!”
“Duh… Kamu tuh imut, imutnya seimut adik saya!” ujar Fuuma bercanda sambil mencubit pipi Kamui.
“Aku tuh bukan bayi, Pak! Minggir sana!” Kamui langsung kabur ke ruang OSIS.
****
Kamui ngos-ngosan sampai di ruang OSIS. “Nadeshiko… Sembunyikan aku!” ujar Kamui.
“Ada apaan sih, Kak Kamui? Pak Fuuma? Biasa aja kali. Udah banyak korban dari Pak Fuuma… Saya aja kena! Tapi untung langsung menghindar.” Kata Nadeshiko santai. “Tapi, cepet sana sembunyi!”
Kamui sembunyi di dekat loker OSIS, lalu dicover pakai kunci HIDE jadi nggak kelihatan. Ternyata benar. Fuuma mengikuti Kamui! “Ada Kamui-chan disini~~~?”
“Nggak ada Pak, dia lagi ke toilet.” Ujar Nadeshiko mengada-ngada sambil serius.
“Yah~~~ Kalau gitu, saya mainin kamu ya!” Fuuma malah mencubit pipi Nadeshiko. Kamui langsung geram, tapi ditahan.
“Ih bapak! Minggir deh!” Nadeshiko menghindar, tapi Fuuma makin mendekat. Saat Fuuma ingin menyentuh pipinya lagi, Syaoron datang dan langsung menumpas Fuuma!
“Jangan dekati Nadeshiko, ya Pak… Bisa saya bunuh bapak, kalau membunuh tuh gak dosa! Lekas pergi!” Fuuma pun takluk dan pergi keluar. Fuuh… Bela diri anak itu kuat sekali.
Kamui langsung keluar dari tempat persembunyiannya. “Fuuh… Selamat.” Keluh Kamui.
“Hah… Awas saja Pak Fuuma datang lagi,” Ujar Syaoron. “Kamu nggak apa-apa, Nadeshiko?”
“Tak apa kok. Tapi… terima kasih ya.” Kata Nadeshiko sambil tersenyum bagaikan malaikat. Syaoron langsung tersipu malu – wajahnya memerah. Kamui malah gak tahan ngeliat pasangan ini, lalu pergi menyendiri ke kebun sekolah. Dilihatnya Kobato, sedang menanam.
“Eh, Kobato-san. Nanam apa?” tanya Kamui.
“Em… bunga dandelion. Ada apa, Kak Kamui? Kok tergesa-gesa gitu?” tanya Kobato bergantian.
“Tidak… Tapi…” Kata-kata Kamui terputus oleh kedatangan Syaoran. Syaoran datang menjemput Kobato. “Ayo kita pulang, Kobato-san!”
“Oke. Tapi, biar aku bereskan dulu.” Kata Kobato. Dia mengangkut karung pupuk ke rak, tapi tiba-tiba dia terpeleset, lalu ditahan Syaoran.
“Kamu nggak apa-apa?” tanya Syaoran. “Kakimu keseleo?”
“Ah, nggak apa-apa… Aw! Kakiku sakit… Gimana mau jalan dong?” keluh Kobato. Syaoran langsung saja menggendong Kobato. “Biar kugendong, Kobato-san.” Wajah Kobato langsung memerah, begitu pula Syaoran. Kamui makin gak tahan, lalu pergi ke kolam renang sekolah.
Disana, muncullah Suu yang sedang duduk bersama Subaru. Kamui mengendap-ngendap dan melihat apa yang terjadi. Dan… hal yang ada di rumah sakit (chapitre 3 bagian terakhir) terulang kembali! Kamui langsung kaget melihat cinta terlarang itu, dan memutuskan untuk lari ke atap sekolah.
Suu melihat Kamui, dan wajahnya memerah. “Aduh… Ketahuan nih, Pak Subaru! Nggak aman…” kata Suu.
“Tak apa… Lagi pula itu biasa ah.” Subaru malah memeluk Suu, dan Suu benar-benar terharu dan bahagia.
****
Di atap sekolah, dia bertemu Fuuma. “Kamui-chan~~~~!” ujar Fuuma menggoda Kamui. Anehnya, Kamui diam saja, menuruti perlakuan Fuuma. “Kamui…? Kok diam? Mau dicium ya?” tanya Fuuma. Kamui diam saja. Fuuma tanpa pikir panjang (bego banget sih lu!) malah sepak terjang mencium Kamui (oh, yaoi!!!!!)!
“Pak Fuuma! Berani-beraninya anda mencium saya… Saya tidak pernah mencintai… ba…pak…” Air mata Kamui mengalir, dan Fuuma langsung mengusap air matanya.
“Kamui… Saya benar-benar mencintaimu lho…” kata Fuuma pelan.
“Kita ini tuh sama-sama cowok! Mana mungkin kita homo kan! Tapi… Aku membencimu! Eh…” Kamui kehilangan kata-kata, saking marah bercampur kecewa. Tapi, dia sudah tidak tahan lagi untuk mengatakannya. “Aku pun juga mencintai bapak… sebagai kekasih lho?”
“Hm… Katanya benci.” Fuuma mulai menggoda Kamui dengan mengutak-utik rambut Kamui.
“Tapi.. Eh… Uh…” kata Kamui terbata-bata. Fuuma tersenyum, lalu memeluk Kamui dengan eratnya sambil berkata, “Kita ini memang saling mencintai… Aduh, genderless!”
Nadeshiko, Syaoron, Kobato, Syaoran, Suu, Subaru cekikikan melihat aksi FuumaxKamui itu. Mereka berniat untuk merahasiakan ini!
To be continued… Chapitre 7.

Aduh, ada aja yaoi pairing di sini! Maaf atas kehilangannya kepolosan saya T_T tapi ini usul dari BFF saya jadi diterima saja. Ho… Genderless ya?
SyaoronxNadeshiko : 20%
SyaoranxKobato : 20%
SubaruxSuu : 20% dan FuumaxKamui : 40%
Nah, bye!!!! Sampai bertemu di chapitre 7… Sekali lagi, sampai jumpa!

CLAMP School! Chapitre 5 : The Answer is...

“Tapi… Aku ragu…” ujar Nadeshiko, lalu melepaskan pelukan Syaoron. Aduh, aku mikir apaan sih?
“Kalau begitu… Aku ingin tahu jawabanmu. Kuberi waktu selama 2 hari,” Syaoron tersenyum, dan mengatakan sesuatu lagi. “Aku benar-benar mencintaimu, dan menunggu jawabanmu.” Dia pergi meninggalkan Nadeshiko yang kepalanya udah blank.
“Apa yang harus kulakukan…?” gumam Nadeshiko. Dia pun masuk ke dalam apartemen. Semuanya telah terlupakan. Hanya satu yang terus teringat di kepala – pernyataan cinta Syaoron.
============================================================
Pelajaran Fisika kali ini diadakan di kelas 1-A, kelas Syaoron. Nadeshiko langsung saja blushing dan jadi kurang konsentrasi. Untunglah, dia bisa mengatasinya. Setelah pelajaran selesai, dia langsung pergi ke kelas 2-C. Kemudian, setelah istirahat kedua, dia mengajar kelas 1-C (kelasnya sendiri) dan terakhir di kelas 3-B.
“Hah… Sibuknya. Bagaimana dengan keadaan Suu ya?” gumam Nadeshiko, menyusuni laporan-laporan penting. “Pak Subaru juga nggak masuk-masuk.”
Nadeshiko pun pergi menggunakan kunci FLY-nya ke rumah sakit tempat Suu berada. Lalu, dia naik lift ke lantai 3. Kamar 307 adalah kamar Suu. Dia mengetuk pintu. “Permisi…”
“Eh, Nadeshiko-chan! Masuk!” ujar Suu. Subaru masih ada di sana, menonton TV.
“Pak Subaru, ini laporannya… Uh. Capek banget…” Nadeshiko menyerahkan laporan-laporan itu ke Subaru.
“Tenang saja. Besok saya sudah masuk kembali dan Suu juga sudah pulang hari ini.” Kata Subaru.
“Baguslah, Pak. Hari ini saya mengajar 4 kelas dalam sehari dan habis ini saya mau membasmi roh jahat lagi. Sibuk!” Nadeshiko merebahkan diri sebentar di sofa, tapi akhirnya tertidur.
“Aduh, Nadeshiko-chan tertidur. Nantilah, kubangunkan.” Kata Suu.
“Kamu anak yang baik ya, Suu. Tapi jangan kabur lagi waktu pelajaran Fisika.” Tambah Subaru, mengelus-ngelus kepala Suu.
“Aku kan bukan anjing, Pak!” Suu menjulurkan lidah dan langsung mengambil remote TV untuk menonton.
============================================================
Syaoron datang menjenguk Suu, meski sebenarnya ia diminta Suu untuk mengantar Nadeshiko pulang. “Suu?” katanya pelan.
“Eh, sudah datang! Nadeshiko, pulanglah. Sudah malam.” Ujar Suu.
“Baiklah…” Nadeshiko berdiri dari sofa dan langsung pergi bersama Syaoron. Hatinya berdegup kencang, rasanya sudah mau mati. Aduh… Aku harus bilang apa?
“Nadeshiko?” tanya Syaoron keheranan.
“Nggak ada apa-apa kok!” ujar Nadeshiko, yang kemudian malah kabur. Aku nggak tahan….!!!! Syaoron yang tambah heran, sedikit mengerti masalah yang dialami Nadeshiko.
“Mungkin dia memikirkan kata-kata itu….?” Gumamnya, kemudian berjalan lagi.
Nadeshiko berjalan dengan lesu, masih kepikiran kata-kata Syaoron. Aku benar-benar mencintaimu dan menunggu jawabanmu. “Apa jawabanku ya…?” Mendadak, ayakashi muncul!
“Ayakashi!! Baiklah… Kunci FIRE! Jawab perintahku dan bangunlah!” Sekujur api langsung membakar ayakashi itu, tapi api itu langsung hilang. Ternyata seorang ayakashi air!
Pertarungan yang sangat sengit. Mendadak, kata-kata itu muncul lagi. Aku benar-benar mencintaimu dan menunggu jawabanmu. Dia langsung bengong. Semua isi kepalanya hilang alias ngeblank. Dan, sebuah serangan dilancarkan ke Nadeshiko. “Ah!”
Tiba-tiba, seorang laki-laki datang dan melindungi Nadeshiko. Tangannya terluka dan dia langsung ambruk. “…Syaoron!” Air matanya langsung mengalir begitu saja. “Syaoron!”
“Cepat… Gunakan kunci VOID…” Syaoron langsung pingsan di pangkuan Nadeshiko. Tanpa pikir panjang, Nadeshiko langsung memanggil kunci VOID. “Kunci VOID! Jawab perintahku dan bangunlah!” Sebuah void muncul dan ayakashi air itu terhisap ke dalam VOID. Karena kehabisan tenaga dalam penggunaan kunci VOID, Nadeshiko juga ikut pingsan.
Di lain tempat…
Kobato dan Syaoran sedang berjalan bersama, dalam perjalanan menjemput Suu. Kobato pun membuka mulutnya untuk berbicara. “Syaoran-san… Sebenarnya, sebenarnya… Aku…sangat… mencintaimu…” kata Kobato terbata-bata sambil memerah wajahnya.
Syaoran terkejut. Tapi, dia merasa kalau Kobato adalah gadis yang tepat untuknya. Meski dia cinta dengan Sakura, tapi dia juga ada sebuah perasaan cinta pada Kobato sejak peristiwa di atap rumah sakit itu. “Kobato-san, aku juga sebenarnya… mencintaimu… Maukah kamu menjadi… pacarku?” tanya Syaoran yang sama aja reaksinya.
Kobato terharu senang dan memeluknya. Kebahagiaan itu langsung bermunculan, tapi hilang lagi saat Syaoran melihat kakak kembarnya dan Nadeshiko terkapar di dekat pohon.
“Kakak!” seru Syaoran kaget.
“Nadeshiko-chan!” seru Kobato.
Syaoran langsung membawa Nadeshiko kembali ke rumahnya, dan Kobato merangkul Syaoron mengikuti Syaoran, beruntung rumah Syaoran dan Syaoron cukup dekat dari tempat itu.
Sesampainya di sana, Kobato langsung mengobati luka mereka berdua. Syaoran harus kembali ke rumah sakit untuk menjemput Suu, otomatis Kobato yang menjaga mereka berdua.
Tak lama kemudian, Syaoron terbangun. Lukanya sudah tertutup karena diobati oleh Kobato. “Kobato-san? Ini… di rumah…” kata Syaoron melihat sekeliling.
“Kamu terkapar bersama Nadeshiko-chan di taman, lalu aku dan Syaoran-san membawa kalian kembali. Nadeshiko-chan kelihatannya kehabisan tenaga dan masih butuh istirahat…” jelas Kobato mengingat kejadian tadi.
“Mana Nadeshiko?!” Syaoron melihat Nadeshiko terbaring cukup lemah di sofa sebelahnya. Kelihatan sangat capek sekali. “Untunglah dia selamat…”
“Mendingan kak Syaoron minum saja dulu, oh ya. Kobato mau ke supermarket dulu, soalnya mau membeli makanan untuk kita hari ini.” Kata Kobato. Syaoron mengangguk. Kobato pun pergi ke supermarket, sementara Syaoron menemani Nadeshiko yang masih tidur.
“Nadeshiko… Maaf ya.” Kata Syaoron mencium kening Nadeshiko. Lalu dia memindahkan posisi kepala Nadeshiko ke pangkuannya. Anak yang cukup manis. Syaoron tanpa disadari… (nasib sama dengan Subaru) mencium Nadeshiko yang masih tidur! (maaf, kepolosan saya sedikit hilang)
Langsung saja, Nadeshiko terbangun dan langsung merah mukanya. Dia tidak marah atau apa, tapi dia sudah menetapkan sesuatu. “Syaoron… Tadi menciumku ya…?” tanyanya.
“Em… Iya…” ujar Syaoron agak terbata-bata.
“Aku ingin mengatakan sesuatu bahwa… Aku juga mencintaimu…” Nadeshiko mengatakan kata-kata itu dengan hati yang sudah berdegup kencang. Syaoron tersenyum sambil berkata, “Maukah kamu jadi… pacarku?” tanyanya.
“Tentu saja!” Nadeshiko memeluk Syaoron dengan perasaan penuh kebahagiaan.
To be continued… Chapitre 6.

Akhirnya! Selesailah kisah awal NadeshikoxSyaoron! Kobato pun mulai berpacaran dengan Syaoran, sementara Nadeshiko berpacaran dengan Syaoron. Dan… chapitre 1-5 akan dijilidkan sebagai volume 1! Terima kasih untuk BFF ku yang adalah pencetus ide setiap chapitre (mulai dari chapitre 3), Sasha!
SyaoronxNadeshiko : 20%
SyaoranxKobato : 20%
Terima kasih lagi, karena telah membaca sampai sini! Terus lanjutkan ya! BYE!
Notes =
Aku akan break sebentar selama penerbitan volume 1... jadi mungkin chapitre 6 akan muncul sekitar hari Jumat! Mohon kesabarannya!