Syaoran pulang dari rumah sakit, dan tak sengaja bertemu Suu. “Suu-san?” katanya.
“Syaoran. Bukannya kamu masih dalam perjalanan ke Tokyo?” tanya Suu. Syaoran tersenyum, dan membuka rahasianya. Suu kaget.
“Jadi kamu udah pulang sebelumnya? Dan meminta maaf pada Kobato-chan?” tanya Suu lagi.
“Yup. Dan memang akulah pengirim kotak hijau itu… Aku memang merencanakan ini semua biar sempurna… Nah, aku duluan ya, Suu-san.”
“Daah…” Syaoran pergi meninggalkan Suu, sementara Suu melambaikan tangannya.
============================================================
Suu berjalan melewati jalan biasa ia lewati. Dia melihat seorang anak kecil sedang bermain di tengah jalan. Ah, teringat masa kecil. Suu tersenyum melihat tingkah anak itu yang sangat lucu. Tiba-tiba, sebuah mobil melintas, anak itu kaget dan dia akan tertabrak.
“Awas!!!” Suu langsung mendorong anak kecil itu ke pinggir jalan demi menyelamatkannya. BRUK! Darah terciprat dari tubuh Suu. Dia ambruk dan jatuh pingsan.
“Tolong! Tolong!” seru anak kecil itu mencari pertolongan.
Tak sengaja, Nadeshiko yang baru selesai dari ‘kerjaan’nya mendengar teriakan anak itu dan menemukan Suu yang dalam keadaan parah.
“Suu!” seru Nadeshiko terkejut. Dia mengangkat Suu, lalu mengaktifkan salah satu kuncinya. “Kunci FLY! Jawab perintahku dan bangunlah!” Seketika pula, muncul sayap dari tubuhnya. Anak kecil itu terkejut, kemudian pingsan.
Sambil mengangkat Suu, dia terbang ke rumah sakit. Subaru yang baru saja pulang dari sekolah setelah menyelesaikan laporan nilai Fisika, melihat Nadeshiko yang sedang terbang membawa Suu. “Nadeshiko!”
“Pak Subaru…?” Nadeshiko melompat turun. Subaru kagetnya setengah mati melihat Suu yang udah berdarah-darah gitu.
“Apa yang terjadi dengan Suu?” tanya Subaru.
“Dia… menyelamatkan seorang anak kecil dan tertabrak mobil! Kita harus bawa sekarang!” Nadeshiko langsung terbang lagi, sementara Subaru langsung berlari ke rumah sakit dengan cepat.
****
Suu langsung saja dilarikan ke UGD. Nadeshiko mau mencuci tangannya sebentar yang sudah berlumuran darah. Subaru mengurusi administrasinya juga. Tak sengaja, Syaoran datang membawa tas milik Kobato dan kaget melihat Subaru yang sedang di resepsionis sementara Nadeshiko tangannya belumuran darah.
“Apa yang terjadi di sini?!” tanya Syaoran kaget.
“Suu… kecelakaan.” Jawab Nadeshiko pelan.
Subaru sudah mengeluh dan mendesah, bahkan sedih bercampur kecewa. Dia ingin melihat keadaan Suu sekarang.
“Pak! Pasien akan segera di bawa ke kamar.” Seru seorang perawat yang datang dari UGD. Subaru, Syaoran dan Nadeshiko langsung saja ke tempat Suu dirawat.
“Kita nggak bisa bilang ini ke Kobato, nanti bisa-bisa dia stres mikirin Suu.” Kata Syaoran.
“Betul, dan kita juga harus bilang soal ini ke Yuuko-san.” Tambah Nadeshiko.
“Saya akan menjaganya.” Kata Subaru. Nadeshiko dan Syaoran jelas aja bingung.
“Tapi, pak… Gimana dengan pelajarannya?” tanya Syaoran.
“Biar Nadeshiko aja. Dia kan salah satu murid teladan di pelajaran Fisika. Boleh kan, Nadeshiko?”
“Tak apa kok, Pak… Baiklah. Apa yang harus saya berikan nanti?” Subaru pun menyerahkan buku-buku, LKS, dan materi-materi Fisika yang harus dijelaskan.
“Bilang ke Yuuko-san, kamu ngajarin seharian itu, kamu juga minta fotokopian pelajaran di kelas sama Syaoran. Jadi Syaoran yang fotokopi.” Jelas Subaru.
“Oke, Pak!” seru mereka berdua.
============================================================
Esok harinya…
“Nadeshiko-chan kemana ya...?” gumam Sakura, kemudian melihat Syaoran yang baru saja datang. “Syaoran-kun!”
Syaoran merespon panggilan itu dan menoleh sambil wajah memerah. “Sakura… Ada apa?”
“Kamu tahu soal Nadeshiko-chan? Kemana ya?” tanya Sakura.
“Lihat saja nanti. Oh ya, ada Fisika kan?” tanya Syaoran bergantian.
“Nggak tahu sih… Soalnya katanya Pak Subaru nggak ada. Suu-chan juga nggak ada.” Jawab Sakura tambah bingung.
Tiba-tiba, seorang laki-laki berambut hitam dengan tampangnya yang dermawan dan ramah datang. “Syaoran.”
“Oh, Kamui-san. Ada apa ya?” tanya Syaoran.
“Ingin bertemu denganmu saja, oh ya, tolong beri ini ke Nadeshiko-san… Lembaran OSIS.” Kamui adalah ketua OSIS CLAMP School, sementara Nadeshiko adalah sekretaris OSIS CLAMP School.
TENG! TENG! Bel jam masuk berdentang.
Fisika adalah pelajaran pertama. Yang lain pada berbisik, apa ada pelajaran Fisika ya? Kan Pak Subaru nggak ada, absen. Seorang gadis membuka pintu kelas, dan itu adalah… Nadeshiko.
“Nadeshiko!” seru anak-anak kelas.
“Nah, teman-teman… Aku akan mengajar Fisika untuk hari ini dan besok, menggantikan Pak Subaru.” Kata Nadeshiko, memandang Syaoran. Syaoran pun memberi beberapa kode pada Nadeshiko.
****
Sementara itu, di kamar Suu…
Subaru menunggui Suu dengan sabar. Suu yang masih dalam keadaan koma memang mengkhawatirkan. Subaru menyesal atas apa yang pernah ia perbuat pada Suu.
“Suu… Aku benar-benar minta maaf padamu… Sebenarnya, bukan apa sih… Tapi aku memang sangat…” kata-katanya terputus karena tidak sanggup mengatakannya.
“Ah, sangat susah untuk mengatakan ini. Tapi, setidaknya dia harus selamat.” Kata Subaru. Tapi, dia benar-benar ingin mengucapkan kata itu. “Aku memang jatuh cinta pada anak ini… Meski umur yang berbeda, tapi ini tidak menghalangi ku untuk mencintainya (wessss).”
Kata-kata ini membuat Suu terbangun, meski masih dalam keadaan setengah koma. Dia melihat Subaru yang menungguinya. Pandangannya agak blur, tapi dia tahu kalau itu adalah Subaru. “Pak… Subaru…?”
Tiba-tiba aja (aduh pikirannya), Subaru tanpa sadar mendekatkan bibirnya (eh?) ke Suu, dan… menciumnya. Suu sama sekali tidak sadar apa-apa dan hanya diam saja, sementara Subaru menciumnya (aw, cara apa itu?). Kemudian, terdengar sebuah kata terucap bagai bisikan angin. Suu, aku benar-benar… mencintaimu.
To be continued… Chapter 4.
Oh my godness! Subaru sepak terjang! Terbukalah the secret of Subaru kalau dia mencintai Suu! Oww…. Perkembangan pesat! Tapi, kalau pikir-pikir Nadeshiko berpasangan dengan siapa ya? Just wait…
SuuxSubaru : 40% (mantap juga)
Bye! Tunggulah kelanjutannya!
Chapter 6: Yukari's Lovey Dovey Plan!
12 years ago
0 comments:
Post a Comment