Kesibukan Nadeshiko semakin bertambah saja. Mengajari Fisika, mengerjakan tugas OSIS, meminta fotokopian, memberi pembelajaran. Syaoran juga ikut membantunya untuk meringankan beban.
“Suu gimana ya? Apa Pak Subaru menjaganya dengan baik?” gumam Nadeshiko, menyusuni lembaran soal untuk murid-murid kelas 2-B, dan segera membawanya.
Dia berjalan agak cepat dan harus menuruni tangga dua kali. “Aduh, harus cepat! Kalo gak bisa gawat!”
Saat yang tidak sengaja, Nadeshiko tergelincir dan dia jatuh. AAAAAAAAHHH! Seorang laki-laki yang kebetulan menaiki tangga memegang pinggang (singkatnya memeluk) Nadeshiko dan menahannya. Sehingga, hanya lembaran-lembaran kertas yang jatuh.
“Ah… Hampir saja! Maaf!” ujar Nadeshiko. “Eh? Syaoran… Terima kasih.” Wajah laki-laki itu mirip Syaoran, tapi kayaknya ada yang beda.
“Aku bukan Syaoran… Tapi….” KRRRRIRIIIIINGGG! Bel jam istirahat pertama berdentang. Nadeshiko langsung lari ke kelas selanjutnya. Laki-laki itu tersenyum dan mengingat siapa Nadeshiko.
============================================================
Sementara itu, di ruangan Kobato…
“Syaoran-san!” seru Kobato yang sedang membaca buku.
“Halo, aku datang bersama Nadeshiko. Oh ya, ada titipan lagi dari Sayaka-san, tapi nanti ada orang yang mengantar. Eh, Nadeshiko, nanti kamu ke bawah ngambil barangnya ya.” Kata Syaoran.
“Iya… Sekarang aku capek nih… Ngajarin 6 kelas dalam sehari.” Nadeshiko merebahkan dirinya di sofa yang agak empuk sambil mengipasi dirinya.
“Hah? Ngajarin Fisika?” Kobato kaget mendengar kabar ini. “Eh, bagaimana kabar Suu? Udah baikan?” Kobato sudah mengetahui kabar kecelakaan Suu dan menunggu kesembuhannya.
“Udah sih.” Jawab Nadeshiko. HP Syaoran berbunyi, ada SMS.
“Nadeshiko, ke bawah ya…” Nadeshiko pun pergi ke bawah untuk mengambil barang yang diantarkan dari Sayaka. Ternyata, laki-laki yang tadi menahannya!
“Eh…” kata Nadeshiko.
“Oh ya, kamu Nadeshiko ya? Aku Syaoron, saudara kembar Syaoran.” Jawabnya tersenyum.
“Emm… Pantas saja. Wajah sama, tapi kehadirannya beda.” Nadeshiko dengan cepat mengetahui presensi keberadaan Syaoron dan sangat berbeda dengan Syaoran.
“Aku sudah kenal kamu sejak lama lho…” kata Syaoron pelan.
“Apa?” tanya Nadeshiko.
“Nggak kok… Oh, aku mau ke atas.” Kata Syaoron mengalihkan pembicaraan.
“Ok.”
****
Kembali ke ruangan Kobato…
“Syaoran-san… Sebenarnya… Aku… men…” Syaoron dan Nadeshiko datang menyela. Padahal Kobato ingin menyatakan cinta!
“Syaoran!” seru Syaoron.
“Eh, Syaoron. Mana barangnya?” tanya Syaoran.
“Dibawa Nadeshiko, tapi dia lagi pergi ke atas dulu, ngecek Suu sebentar katanya.” Jawab Syaoron.
Nadeshiko mengunjungi Suu, guna untuk mengajaknya menjenguk Kobato. Subaru juga ada disana, sedang memberi makan Suu (awwwwww), bubur ayam.
“Permisi…” Nadeshiko mengetuk pintu, kemudian masuk. “Eh?”
“Oh! Nadeshiko. Kobato-chan sudah bangun?” tanya Suu.
“Udah. Ayo, kita pergi. Subaru-san juga ikut saja.” Nadeshiko pun pergi, sementara Suu dan Subaru berjalan bersama mengikuti Nadeshiko. Akhirnya, terjadilah reuni di kamar Kobato!
“Suu-chan! Pak Subaru!” ujar Kobato.
“Kobato-chan… Sudah sembuh ya?” tanya Suu.
“Em! Aku pulang hari ini.” Kobato mengunyah biskuitnya, kemudian lanjut membaca buku. Nadeshiko kembali merebahkan dirinya, dan malah tertidur. Syaoron pun memindahkan posisi kepalanya ke pundak (awwww).
“Syaoran, kamu pulang kapan?” tanya Syaoron.
“Kakak pulang duluan saja,” Jawab Syaoran. “Soalnya nanti aku mau mengantar Kobato.”
“Okelah, biar aku antarin Nadeshiko pulang.”
============================================================
Flash back…
“Kak, aku punya seorang teman yang bisa diandalkan… Dia baik hati dan sering menolongku. Namanya Nadeshiko Hanazawa.” Ujar Syaoran.
“Siapa dia?” tanya Syaoron.
“Dia itu yang sering kutunjukkan ke kakak itu. Si sekretaris OSIS.” Jawab Syaoran.
“Oh… Gadis itu.” Kata Syaoron.
“Baik hati, dan pandai dalam bidang Fisika… Katanya sih dia belum suka siapa-siapa, Kak.”
“Eh? Maksudmu?”
“Alias jomblo!”
Ku terus memikirkan anak perempuan itu. Dia memang tidak menyadari keberadaanku, tapi aku selalu memerhatikan dan mengawasinya. Dia adalah si juru kunci. Sering kulihat anak itu. Apa aku… jatuh cinta padanya?
Syaoron mengantar Nadeshiko sampai ke apartemennya – dan Nadeshiko sudah terbangun. “Terima kasih, Syaoron-san.”
“Tidak apa-apa, lagi pula kan tidak baik, anak perempuan berjalan sendirian malam-malam.” Ujar Syaoron.
“Ah, Syaoron-san memang baik hati. Oh ya, apa Syaoron-san sering pergi malam-malam? Soalnya seperti pernah lihat saat aku sedang pergi malam-malam membasmi roh jahat.”
“Ah… Ketahuan ya. Aku memang sering mengawasimu, sih.” Kata Syaoron.
“Eh…?” Nadeshiko terdiam sebentar, lalu bertanya. “Mengawasi?”
“Soalnya…” Mendadak, bunga sakura berterbangan di sekeliling mereka (lokasi, depan apartemen). “Aku hanya ingin mengatakan kalau aku mengenalimu sejak lama… Dan aku…”
“Ya?” Wajah Nadeshiko memerah perlahan.
“Mencintaimu sejak lama. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena sering melihatmu…” Syaoron memeluk Nadeshiko yang wajahnya udah blushing dan akhirnya dia punya orang yang ia cintai. Inikah takdirku… atau hitsuzen? Mencintainya? Bahagianya aku…
To be continued… Chapitre 5…
Duh! Agak kurang nyambung! (cepet-cepetan) Penjelasan lebih dalam begini :
Syaoron mendengar cerita tentang Nadeshiko dari Syaoran, lalu sering melihat dan mengawasi, lalu jatuh cinta. Dia menolong Nadeshiko dan berniat untuk menyatakan cintanya dan akhirnya menyatakan juga. Nadeshiko menerima pernyataan cintanya karena dia juga sama-sama jatuh cinta pada pandangan pertama di tangga (????).
SyaoronxNadeshiko : 20%
Udah dulu ya… BYE!
Chapter 6: Yukari's Lovey Dovey Plan!
12 years ago
1 comments:
sori kalau kurang nyambung... pernyataan cinta Kobato akan dilanjutkan di chap 5
Post a Comment