CLAMP School! Chapitre 2 : Permintaan Maaf

Kobato langsung dibawa oleh Seishirou dan Yuuko ke rumah sakit. Syaoran, Watanuki dan Suu juga ikut bersama mereka berdua. “Apakah dia akan selamat?!” tanya Syaoran gemetaran bercampur sedih.
“Entahlah, tapi dia harus cepat-cepat mendapatkan perawatan medis.” Jawab Seishirou yang sedang menyiapkan administrasi. Suu dan Yuuko langsung ke UGD, sementara Watanuki juga bersama Syaoran dan Seishirou.
“Pak, pasien sedang dirawat di UGD. Harap menunggu di ruang tunggu. Terima kasih.” Ujar sang resepsionis (agak mirip dengan Blanche, angelnya Kaede Saitou dari Angelic Layer).
“Syaoran, Watanuki… Ayo kita segera ke ruang tunggu.”
“Ya!” jawab mereka berdua, lalu mengikuti Seishirou ke ruang tunggu.
**** (placebreak)
Yuuko dan Su sudah berada di ruang tunggu. Seishirou, Syaoran dan Watanuki menghampiri mereka. “Yuuko-san, bagaimana keadaan Kobato-san?” tanya Watanuki.
“Hmm… Tak ada masalah. Pernafasannya sedikit terganggu, dan mungkin saja besok atau lusa dia sudah siuman.” Ujar Yuuko santai.
“Jangan santai dong, Yuuko-san! Udah tahu ini gawat!” tambah Watanuki kesal.
“Apa yang dikatakan Yuuko-san benar, Watanuki. Kobato-chan hanya perlu oksigen yang lebih banyak dan tidur… Luka bakarnya juga sudah diobati kok.” Suu menenangkan keadaan dengan baik.
Sudah 2 jam berlalu, dan seorang perawat datang dan menunjukkan kamar Kobato. Yuuko dan lainnya langsung pergi dimana Kobato akan diinapkan.
“Jadi ini, kamarnya?” Kata Seishirou pada perawat.
“Ya, Pak. Kamar kelas VIP… Nona Yuuko yang memesannya pada saya.” Jawab sang perawat kemudian pergi keluar. Seishirou melongo melihat desain kelas VIP yang dipesan Yuuko.
“Nah, kita akan menyusun jadwal penjagaan Kobato…” ujar Yuuko. “Suu, kamu yang tungguin hari ini. Bolos nggak apa-apa kok, tinggal bilang aja. Syaoran, kamu yang tungguin besok. Sama kayak Suu. Watanuki dan Seishirou akan mengatur yang lain soal penjengukan. Nah, Suu… Jaga yang benar ya. Syaoran, kamu boleh pulang.” Jelas Yuuko panjang lebar.
Suu mengangguk dan duduk di sofa sambil meneguk secangkir teh oolong. Syaoran langsung pergi pulang lewat lift. Hatinya masih terguncang. Apakah Kobato akan baik-baik saja seperti yang dikatakan Yuuko?
============================================================
Esok harinya…
Suu benar-benar tidak masuk, dan Subaru (si guru Fisika) bisa tenang untuk sehari saja. Memang indah tanpa harus mengejar Suu, tapi Subaru nyatanya rindu juga!
“Yuuko-san itu bisa saja…” gumamnya memandang pohon sakura tempat biasanya Suu bersandar.
Tomoyo datang ke kelas dengan tergesa-gesa. Sebuah kantong plastik berisi kotak hijau dipegangnya erat. “Teman-teman!”
“Ada apa, Tomoyo-chan? Kok tergesa-gesa banget?” tanya Sakura yang biasanya selalu telat, tapi kali ini lagi cepat.
“Lihat! Ada sebuah kotak untuk Kobato… Tadi kotak ini ada di depan rumahku!” ujar Tomoyo, menunjukkan kotak hijau itu.
Ternyata, di dalamnya adalah dua stel pakaian baru dan sebuah topi baru, disertai selembar kartu pos dari… Taman Kanak-Kanak Yomogi! Sakura, Tomoyo dan yang lainnya bingung. Apakah itu Taman Kanak-Kanak Yomogi?
Seorang gadis berambut coklat muda datang. “Tempat sebelumnya Kobato sempat bantu-bantu…” ujarnya.
“Nadeshiko-chan!” seru Sakura.
“Nah, yang sebenarnya dititipi kotak itu adalah Syaoran… Tapi dia mengantarnya ke depan rumah Tomoyo supaya Tomoyo dapat mengantarnya. Syaoran sedang berada di Taman Kanak-Kanak Yomogi.” Syaoran yang tahu dimana tempat TK Yomogi berada, datang untuk memberitahu kabar Kobato, dan Sayaka menitipkannya sebuah kotak. Karena Syaoran sibuk, Syaoran mengantar kotak itu ke rumah Tomoyo!
Akhirnya, Tomoyo dan yang lainnya berangkat ke rumah sakit untuk mengantarkan kotak itu.
****
“Kobato-chan, kamu sudah siuman!” ujar Sakura.
“Ya… Suu-chan telah menungguku.” Jawabnya masih agak lunglai.
Nadeshiko, yang ikut bersama mereka menyerahkan kotak hijau itu ke Kobato. “Untukmu.”
“Dari siapa?” tanya Kobato.
“Bacalah kartu posnya, nanti kujelaskan.” Kobato membuka kotak hijau itu, lalu terpaut sebuah senyum di mukanya. Dia juga membaca kartu pos itu.
“Ta, taman kanak-kanak… Yomogi? Bagaimana Sayaka-san bisa tahu tentang ini?” tanya Kobato lagi, mengenang masa lalunya bersama para anak-anak di sana.
“Syaoran.” Jawab Nadeshiko pelan.
“Eh…? Bisa kamu sebutkan lagi? Tadi suaranya pelan sekali…” Kobato benar-benar girang hatinya. Dua stel pakaian yang dijahitkan oleh Sayaka, dan sebuah topi yang dibelikan oleh Kohaku.
“Syaoran.” Kobato lebih girang lagi hatinya, bercampur dengan rasa terkejut.
“Bagaimana Syaoran-san bisa kesana? Kan jauh…?”
“Syaoran berangkat malam-malam kesana untuk memberitahu kabar ini. Bukannya dia pernah mengunjungimu sebelumnya?” kata Nadeshiko.
Betul juga. Syaoran sangat baik sekali pada Kobato. Kobato benar-benar ingin sekali berterima kasih padanya, tapi dia tak tahu Syaoran ada dimana.
“Syaoran-san sekarang ada dimana?” tanya Kobato.
“Kayaknya masih dalam perjalanan ke Tokyo… Dia baru pulang tadi siang.” Kata Tomoyo.
============================================================
Senja telah tiba…
Tomoyo dan yang lainnya telah pergi. Suu juga harus pulang, karena tugasnya sudah selesai. Kobato yang kesepian terus memikirkan Syaoran. Syaoran-san… gumamnya terus memandang langit jingga.
Tiba-tiba, terdengar bisikan angin memanggil namanya. Dengan jelas. Kobato. Entah kenapa, Kobato langsung keluar, dan naik ke atap rumah sakit. Seorang pria melihatnya, tapi malah tersenyum dan membiarkannya pergi.
“Raihlah cintamu, Kobato…” katanya pelan sambil tersenyum pergi.
Benar-benar tak percaya, dia bertemu dengan Syaoran di atap. Kobato begitu bahagia sampai air matanya mengalir.
“Syaoran-san…?”
“Kobato… Aku minta maaf…”
Kobato memaafkannya dan berterima kasih pada Syaoran, dan Syaoran pun menjelaskan semuanya. Kemudian, Syaoran mulai menyadari suatu perasaan dari Kobato. Bukan sahabat. Bukan benci. Tapi… cinta…
“Aku harus pergi. Kembalilah, Kobato-san.” Kobato langsung pingsan karena dia masih diinfus, tapi langsung dicabut waktu mau pergi.
Kobato tertidur lelap sambil memimpikan suatu yang sangat indah. Pria yang tadi menaruh sebuah buket bunga lily di meja samping tempat tidur. Tertulis sebuah kartu nama yang menggantung di buket itu : Kiyokazu Fujimoto.
To be continued… Chapter 3.

Penyelesaian cerita tragis Kobato cukup bahagia, meski agak kurang nyambung (tee hee). Kemunculan karakter-karakter Kobato tergolong cukup banyak. Inilah perkembangannya :
SyaoranxKobato : +20%
Semoga akhir kisah mereka bahagia (?)…
Bye!

3 comments:

ESP-28 said...

kawai!!!!!

Alisa Fumizuki (Administrator) said...

karena apanya? seishirou? kobato? syaoran? subaru? suu? tomoyo? nadeshiko? fujimoto? sayaka? kohaku? dan lain-lain...

ESP-28 said...

si kohaku ya si syaokobato lah!

Post a Comment