“Tapi… Aku ragu…” ujar Nadeshiko, lalu melepaskan pelukan Syaoron. Aduh, aku mikir apaan sih?
“Kalau begitu… Aku ingin tahu jawabanmu. Kuberi waktu selama 2 hari,” Syaoron tersenyum, dan mengatakan sesuatu lagi. “Aku benar-benar mencintaimu, dan menunggu jawabanmu.” Dia pergi meninggalkan Nadeshiko yang kepalanya udah blank.
“Apa yang harus kulakukan…?” gumam Nadeshiko. Dia pun masuk ke dalam apartemen. Semuanya telah terlupakan. Hanya satu yang terus teringat di kepala – pernyataan cinta Syaoron.
============================================================
Pelajaran Fisika kali ini diadakan di kelas 1-A, kelas Syaoron. Nadeshiko langsung saja blushing dan jadi kurang konsentrasi. Untunglah, dia bisa mengatasinya. Setelah pelajaran selesai, dia langsung pergi ke kelas 2-C. Kemudian, setelah istirahat kedua, dia mengajar kelas 1-C (kelasnya sendiri) dan terakhir di kelas 3-B.
“Hah… Sibuknya. Bagaimana dengan keadaan Suu ya?” gumam Nadeshiko, menyusuni laporan-laporan penting. “Pak Subaru juga nggak masuk-masuk.”
Nadeshiko pun pergi menggunakan kunci FLY-nya ke rumah sakit tempat Suu berada. Lalu, dia naik lift ke lantai 3. Kamar 307 adalah kamar Suu. Dia mengetuk pintu. “Permisi…”
“Eh, Nadeshiko-chan! Masuk!” ujar Suu. Subaru masih ada di sana, menonton TV.
“Pak Subaru, ini laporannya… Uh. Capek banget…” Nadeshiko menyerahkan laporan-laporan itu ke Subaru.
“Tenang saja. Besok saya sudah masuk kembali dan Suu juga sudah pulang hari ini.” Kata Subaru.
“Baguslah, Pak. Hari ini saya mengajar 4 kelas dalam sehari dan habis ini saya mau membasmi roh jahat lagi. Sibuk!” Nadeshiko merebahkan diri sebentar di sofa, tapi akhirnya tertidur.
“Aduh, Nadeshiko-chan tertidur. Nantilah, kubangunkan.” Kata Suu.
“Kamu anak yang baik ya, Suu. Tapi jangan kabur lagi waktu pelajaran Fisika.” Tambah Subaru, mengelus-ngelus kepala Suu.
“Aku kan bukan anjing, Pak!” Suu menjulurkan lidah dan langsung mengambil remote TV untuk menonton.
============================================================
Syaoron datang menjenguk Suu, meski sebenarnya ia diminta Suu untuk mengantar Nadeshiko pulang. “Suu?” katanya pelan.
“Eh, sudah datang! Nadeshiko, pulanglah. Sudah malam.” Ujar Suu.
“Baiklah…” Nadeshiko berdiri dari sofa dan langsung pergi bersama Syaoron. Hatinya berdegup kencang, rasanya sudah mau mati. Aduh… Aku harus bilang apa?
“Nadeshiko?” tanya Syaoron keheranan.
“Nggak ada apa-apa kok!” ujar Nadeshiko, yang kemudian malah kabur. Aku nggak tahan….!!!! Syaoron yang tambah heran, sedikit mengerti masalah yang dialami Nadeshiko.
“Mungkin dia memikirkan kata-kata itu….?” Gumamnya, kemudian berjalan lagi.
Nadeshiko berjalan dengan lesu, masih kepikiran kata-kata Syaoron. Aku benar-benar mencintaimu dan menunggu jawabanmu. “Apa jawabanku ya…?” Mendadak, ayakashi muncul!
“Ayakashi!! Baiklah… Kunci FIRE! Jawab perintahku dan bangunlah!” Sekujur api langsung membakar ayakashi itu, tapi api itu langsung hilang. Ternyata seorang ayakashi air!
Pertarungan yang sangat sengit. Mendadak, kata-kata itu muncul lagi. Aku benar-benar mencintaimu dan menunggu jawabanmu. Dia langsung bengong. Semua isi kepalanya hilang alias ngeblank. Dan, sebuah serangan dilancarkan ke Nadeshiko. “Ah!”
Tiba-tiba, seorang laki-laki datang dan melindungi Nadeshiko. Tangannya terluka dan dia langsung ambruk. “…Syaoron!” Air matanya langsung mengalir begitu saja. “Syaoron!”
“Cepat… Gunakan kunci VOID…” Syaoron langsung pingsan di pangkuan Nadeshiko. Tanpa pikir panjang, Nadeshiko langsung memanggil kunci VOID. “Kunci VOID! Jawab perintahku dan bangunlah!” Sebuah void muncul dan ayakashi air itu terhisap ke dalam VOID. Karena kehabisan tenaga dalam penggunaan kunci VOID, Nadeshiko juga ikut pingsan.
Di lain tempat…
Kobato dan Syaoran sedang berjalan bersama, dalam perjalanan menjemput Suu. Kobato pun membuka mulutnya untuk berbicara. “Syaoran-san… Sebenarnya, sebenarnya… Aku…sangat… mencintaimu…” kata Kobato terbata-bata sambil memerah wajahnya.
Syaoran terkejut. Tapi, dia merasa kalau Kobato adalah gadis yang tepat untuknya. Meski dia cinta dengan Sakura, tapi dia juga ada sebuah perasaan cinta pada Kobato sejak peristiwa di atap rumah sakit itu. “Kobato-san, aku juga sebenarnya… mencintaimu… Maukah kamu menjadi… pacarku?” tanya Syaoran yang sama aja reaksinya.
Kobato terharu senang dan memeluknya. Kebahagiaan itu langsung bermunculan, tapi hilang lagi saat Syaoran melihat kakak kembarnya dan Nadeshiko terkapar di dekat pohon.
“Kakak!” seru Syaoran kaget.
“Nadeshiko-chan!” seru Kobato.
Syaoran langsung membawa Nadeshiko kembali ke rumahnya, dan Kobato merangkul Syaoron mengikuti Syaoran, beruntung rumah Syaoran dan Syaoron cukup dekat dari tempat itu.
Sesampainya di sana, Kobato langsung mengobati luka mereka berdua. Syaoran harus kembali ke rumah sakit untuk menjemput Suu, otomatis Kobato yang menjaga mereka berdua.
Tak lama kemudian, Syaoron terbangun. Lukanya sudah tertutup karena diobati oleh Kobato. “Kobato-san? Ini… di rumah…” kata Syaoron melihat sekeliling.
“Kamu terkapar bersama Nadeshiko-chan di taman, lalu aku dan Syaoran-san membawa kalian kembali. Nadeshiko-chan kelihatannya kehabisan tenaga dan masih butuh istirahat…” jelas Kobato mengingat kejadian tadi.
“Mana Nadeshiko?!” Syaoron melihat Nadeshiko terbaring cukup lemah di sofa sebelahnya. Kelihatan sangat capek sekali. “Untunglah dia selamat…”
“Mendingan kak Syaoron minum saja dulu, oh ya. Kobato mau ke supermarket dulu, soalnya mau membeli makanan untuk kita hari ini.” Kata Kobato. Syaoron mengangguk. Kobato pun pergi ke supermarket, sementara Syaoron menemani Nadeshiko yang masih tidur.
“Nadeshiko… Maaf ya.” Kata Syaoron mencium kening Nadeshiko. Lalu dia memindahkan posisi kepala Nadeshiko ke pangkuannya. Anak yang cukup manis. Syaoron tanpa disadari… (nasib sama dengan Subaru) mencium Nadeshiko yang masih tidur! (maaf, kepolosan saya sedikit hilang)
Langsung saja, Nadeshiko terbangun dan langsung merah mukanya. Dia tidak marah atau apa, tapi dia sudah menetapkan sesuatu. “Syaoron… Tadi menciumku ya…?” tanyanya.
“Em… Iya…” ujar Syaoron agak terbata-bata.
“Aku ingin mengatakan sesuatu bahwa… Aku juga mencintaimu…” Nadeshiko mengatakan kata-kata itu dengan hati yang sudah berdegup kencang. Syaoron tersenyum sambil berkata, “Maukah kamu jadi… pacarku?” tanyanya.
“Tentu saja!” Nadeshiko memeluk Syaoron dengan perasaan penuh kebahagiaan.
To be continued… Chapitre 6.
Akhirnya! Selesailah kisah awal NadeshikoxSyaoron! Kobato pun mulai berpacaran dengan Syaoran, sementara Nadeshiko berpacaran dengan Syaoron. Dan… chapitre 1-5 akan dijilidkan sebagai volume 1! Terima kasih untuk BFF ku yang adalah pencetus ide setiap chapitre (mulai dari chapitre 3), Sasha!
SyaoronxNadeshiko : 20%
SyaoranxKobato : 20%
Terima kasih lagi, karena telah membaca sampai sini! Terus lanjutkan ya! BYE!
Notes =
Aku akan break sebentar selama penerbitan volume 1... jadi mungkin chapitre 6 akan muncul sekitar hari Jumat! Mohon kesabarannya!
Chapter 6: Yukari's Lovey Dovey Plan!
12 years ago
0 comments:
Post a Comment