Kamui bingung melihat seisi sekolah sudah bertebaran cinta. Contoh saja, Nadeshiko berpacaran dengan Syaoron. Kobato berpacaran dengan Syaoran. Dan ada saja kedekatan Suu dengan Pak Subaru. Dia pun sibuk mengerjakan tugas OSIS, karena kondisi Suu tidak memperbolehkannya untuk bekerja dulu sementara.
“Hah… Nadeshiko. Tolong tulis laporan ya?” pinta Kamui, menyusuni arsip bulan itu.
“Eh? Kan sudah kutulis? Bukannya Kak Kamui harusnya meminta laporan dari guru ya?” Kamui baru teringat, saking dia bingung melihat sekelilingnya penuh perasaan cinta yang sangat memusingkan baginya. “Oh ya! Terima kasih atas pemberitahuannya… Aku pergi!”
Kamui tergesa-gesa meminta laporan. Subaru (Fisika kls. 1-3), Seishirou Sakurazuka (Matematika kls. 1 dan 3), Fai D. Fluorite (Kimia kls. 1 dan 3), Yuui (PKK kls. 1 dan 3), Kurogane (OR kls. 1-2), Sorata Arisugawa (Sejarah kls. 1-3), Yuuko Ichihara (Sastra kls 1-3), Arashi Kishuu(Agama kls. 3), Karen Kasumi (Agama kls. 1-2), Kaho Mizuki (Matematika kls. 2), Kohaku (Musik kls. 1-3), Sakura (PKK kls. 2) dan Tachibana (BK kls. 1-3).
Tapi… Ada satu guru yang membuatnya tidak ingin bertemu… Fuuma Monou! Sang pengajar OR untuk kelas 3. Tampangnya itu bikin ilfil Kamui dan rumor beredar kalau Fuuma itu molesting sama adiknya sendiri! (oooooo) Kamui jadi jijik sendiri dan ingin menjauh dari Fuuma. Tapi, demi laporan harus!
Fuuma tidak ada di ruangannya, sehingga memudahkan Kamui. Saat dia baru mau menarik lembaran laporan Fuuma, Fuuma langsung meluk Kamui nggak jelas. “Kamui…”
“Gyaaaa! Pak Fuuma ini ada-ada saja! Hussss!!! Huss! Hus!” seru Kamui mengusir Fuuma ala ngusir tikus.
“Oo… Tidak bisa! Ini kan kantor saya.” Balas Fuuma dengan khasnya.
“Huh! Saya mau pergi dulu, nanti Nadeshiko bisa telat ngarsipin!” Kamui langsung pergi menjauh dari kantor Fuuma dengan cepat. Tapi, Fuuma malah mengejarnya dan menangkap lagi. “Ih, bapak tuh aneh ya?!”
“Duh… Kamu tuh imut, imutnya seimut adik saya!” ujar Fuuma bercanda sambil mencubit pipi Kamui.
“Aku tuh bukan bayi, Pak! Minggir sana!” Kamui langsung kabur ke ruang OSIS.
****
Kamui ngos-ngosan sampai di ruang OSIS. “Nadeshiko… Sembunyikan aku!” ujar Kamui.
“Ada apaan sih, Kak Kamui? Pak Fuuma? Biasa aja kali. Udah banyak korban dari Pak Fuuma… Saya aja kena! Tapi untung langsung menghindar.” Kata Nadeshiko santai. “Tapi, cepet sana sembunyi!”
Kamui sembunyi di dekat loker OSIS, lalu dicover pakai kunci HIDE jadi nggak kelihatan. Ternyata benar. Fuuma mengikuti Kamui! “Ada Kamui-chan disini~~~?”
“Nggak ada Pak, dia lagi ke toilet.” Ujar Nadeshiko mengada-ngada sambil serius.
“Yah~~~ Kalau gitu, saya mainin kamu ya!” Fuuma malah mencubit pipi Nadeshiko. Kamui langsung geram, tapi ditahan.
“Ih bapak! Minggir deh!” Nadeshiko menghindar, tapi Fuuma makin mendekat. Saat Fuuma ingin menyentuh pipinya lagi, Syaoron datang dan langsung menumpas Fuuma!
“Jangan dekati Nadeshiko, ya Pak… Bisa saya bunuh bapak, kalau membunuh tuh gak dosa! Lekas pergi!” Fuuma pun takluk dan pergi keluar. Fuuh… Bela diri anak itu kuat sekali.
Kamui langsung keluar dari tempat persembunyiannya. “Fuuh… Selamat.” Keluh Kamui.
“Hah… Awas saja Pak Fuuma datang lagi,” Ujar Syaoron. “Kamu nggak apa-apa, Nadeshiko?”
“Tak apa kok. Tapi… terima kasih ya.” Kata Nadeshiko sambil tersenyum bagaikan malaikat. Syaoron langsung tersipu malu – wajahnya memerah. Kamui malah gak tahan ngeliat pasangan ini, lalu pergi menyendiri ke kebun sekolah. Dilihatnya Kobato, sedang menanam.
“Eh, Kobato-san. Nanam apa?” tanya Kamui.
“Em… bunga dandelion. Ada apa, Kak Kamui? Kok tergesa-gesa gitu?” tanya Kobato bergantian.
“Tidak… Tapi…” Kata-kata Kamui terputus oleh kedatangan Syaoran. Syaoran datang menjemput Kobato. “Ayo kita pulang, Kobato-san!”
“Oke. Tapi, biar aku bereskan dulu.” Kata Kobato. Dia mengangkut karung pupuk ke rak, tapi tiba-tiba dia terpeleset, lalu ditahan Syaoran.
“Kamu nggak apa-apa?” tanya Syaoran. “Kakimu keseleo?”
“Ah, nggak apa-apa… Aw! Kakiku sakit… Gimana mau jalan dong?” keluh Kobato. Syaoran langsung saja menggendong Kobato. “Biar kugendong, Kobato-san.” Wajah Kobato langsung memerah, begitu pula Syaoran. Kamui makin gak tahan, lalu pergi ke kolam renang sekolah.
Disana, muncullah Suu yang sedang duduk bersama Subaru. Kamui mengendap-ngendap dan melihat apa yang terjadi. Dan… hal yang ada di rumah sakit (chapitre 3 bagian terakhir) terulang kembali! Kamui langsung kaget melihat cinta terlarang itu, dan memutuskan untuk lari ke atap sekolah.
Suu melihat Kamui, dan wajahnya memerah. “Aduh… Ketahuan nih, Pak Subaru! Nggak aman…” kata Suu.
“Tak apa… Lagi pula itu biasa ah.” Subaru malah memeluk Suu, dan Suu benar-benar terharu dan bahagia.
****
Di atap sekolah, dia bertemu Fuuma. “Kamui-chan~~~~!” ujar Fuuma menggoda Kamui. Anehnya, Kamui diam saja, menuruti perlakuan Fuuma. “Kamui…? Kok diam? Mau dicium ya?” tanya Fuuma. Kamui diam saja. Fuuma tanpa pikir panjang (bego banget sih lu!) malah sepak terjang mencium Kamui (oh, yaoi!!!!!)!
“Pak Fuuma! Berani-beraninya anda mencium saya… Saya tidak pernah mencintai… ba…pak…” Air mata Kamui mengalir, dan Fuuma langsung mengusap air matanya.
“Kamui… Saya benar-benar mencintaimu lho…” kata Fuuma pelan.
“Kita ini tuh sama-sama cowok! Mana mungkin kita homo kan! Tapi… Aku membencimu! Eh…” Kamui kehilangan kata-kata, saking marah bercampur kecewa. Tapi, dia sudah tidak tahan lagi untuk mengatakannya. “Aku pun juga mencintai bapak… sebagai kekasih lho?”
“Hm… Katanya benci.” Fuuma mulai menggoda Kamui dengan mengutak-utik rambut Kamui.
“Tapi.. Eh… Uh…” kata Kamui terbata-bata. Fuuma tersenyum, lalu memeluk Kamui dengan eratnya sambil berkata, “Kita ini memang saling mencintai… Aduh, genderless!”
Nadeshiko, Syaoron, Kobato, Syaoran, Suu, Subaru cekikikan melihat aksi FuumaxKamui itu. Mereka berniat untuk merahasiakan ini!
To be continued… Chapitre 7.
Aduh, ada aja yaoi pairing di sini! Maaf atas kehilangannya kepolosan saya T_T tapi ini usul dari BFF saya jadi diterima saja. Ho… Genderless ya?
SyaoronxNadeshiko : 20%
SyaoranxKobato : 20%
SubaruxSuu : 20% dan FuumaxKamui : 40%
Nah, bye!!!! Sampai bertemu di chapitre 7… Sekali lagi, sampai jumpa!
Chapter 6: Yukari's Lovey Dovey Plan!
12 years ago
0 comments:
Post a Comment